Lembah Panyaweuyan

Lembah Panyaweuyan, Keindahan Panorama Bukit Terasering di Majalengka

Selain mengajak saya mampir ke Bumi Pelangi Jalaksana yang luar biasa indah, pada momen pulkam kemarin Adik saya juga mengajak saya untuk mengunjungi tempat wisata Bukit Terasering. Hanya saja lokasinya sudah tidak masuk area Kuningan lagi, melainkan sudah masuk area Kabupaten Majalengka. Nama resmi untuk tempat iniwisata ini adalah Lembah Panyaweuyan.

Dan karena posisi bukit tersebut sudah masuk di kabupaten berbeda, maka tentu saja jarak menuju kesana pun lumayan jauh. Total sekitar 11 Kilometer adalah estimasi jarak yang harus kami tempuh berdasarkan keterangan dari Aplikasi Waze. Kami berdua berangkat berboncengan sepeda motor dari Kota Kuningan sekitar pukul 12 siang.

Sepanjang perjalanan kami harus hati-hati, karena cukup banyak tanjakan curam disertai dengan jalanan berkelok yang cukup tajam. Saran saya sih, tidak usah nafsu menyalip atas dasar buru-buru. Lebih baik santai dan menyalip kalau benar-benar aman saja,

Sekitar 1 jam perjalanan, kelopak mata kami mulai dapat melihat bukit-bukit menjulang nan jauh disana. Sebuah pertanda bahwa jarak kami mulai mendekat dengan Bukit Panyaweungan. Semakin lama kami pun semakin dekat, hingga akhirnya jalanan yang kami lewati pun mulai ‘membelah’ area perbukitan. Sesekai saya pun meminta Adik saya berhenti untuk mengambil sejumlah jepretan foto.

 

Bukit Terasering Majalengka
Banyak bunga di sepanjang kaki Bukit πŸ˜€

 

Hanya sekitar 10 menit berselang, akhirnya kami pun sampai di tujuan kami. Lembah Panyaweuyan yang memamerkan panorama perbukitan nan indah, terasering argapura yang merupakan warisan leluhur tidak kalah cantiknya dengan pemandangan negeri lain seperti Vietnam maupun Thailand.

Sayangnya, saat kami tiba disaat musim penghujan belum turun sama sekali. Sehingga alih-alih berwarna hijau, pemandangan yang justru terlihat berwarna cokelat & kekuningan-kuningan. Ini terjadi karena mayoritas petani disini baru berani bercocok tanam apabila musim hujan benar-benar sudah datang. Doakan saja yah, Desember nanti kalau sudah hujan, rencananya sih saya mau kesini lagi πŸ˜€

Baca Juga :  Kota Cinema dan Nafas-Nafas yang Tersengal Karena Pandemi

Selain itu, jam tangan saya yang menunjukkan pukul 1 siang bukanlah waktu yang benar-benar tepat untuk kesini, karena matahari sedang terik-teriknya. Momen terbaik untuk mengunjungi Bukit Panyaweuyan adalah ketika pagi hari ketika kabut mulai menyelimuti bukit, atau sore hari ketika matahari mulai terbenam. Tapi berhubung kami sudah sampai disini, ya sudahlah, nikmati saja. Hehehe

 

Lembah Panyaweuyan

 

Ada 2 opsi menarik jika kalian berkunjung ke tempat ini. Pertama, kalian bisa memarkirkan motor kalian di salah satu spot parkir yang tersedia, dengan biaya cuma-cuma alias gratis sepenuhnya. Pun sebenarnya dari parkiran itu pun pemandangannya sudah cukup bagus. Tapi kalau kalian penasaran dan ‘menginginkan lebih’, maka kalian bisa menjajal jalan ke puncak terasering dengan membayar sebesar 5 ribu rupiah saja.

Namun perlu dicatat, bahwa jalan menuju ke puncak terasering adalah jalan setapak yang cukup menanjak, sehingga siapkanlah fisik dan tenaga kalian untuk sedikit hiking melewati satu per satu anak tangga yang tersedia. Selain itu, ikhlaskanlah juga sepatu dan celana kalian, karena jalanannya benar-benar berpasir dan membuat sepatu menjadi auto-dekil.

Pos Lembah Panyaweuyan
Pos Lembah Panyaweuyan, cukup mbayar 5 rebu
Puncak Lembah Panyaweuyan
Tangga menuju Puncak Lembah Panyaweuyan
Lembah Panyaweuyan
Semakin dekat, kuy lah semangat.

 

Apa yang akan kita temukan di puncak panyaweuyan ini? Ehm… yah gitu doang si. Cuma panorama ekstra luas yang sayangnya tidak berwarna hijau seperti yang saya harapkan. Kalau berbalik arah, kita bisa melihat pemandangan Gunung Ciremai yang nampak sedang diselimuti oleh awan. Tidak ada kursi untuk sekedar bersantai disini, sampai-sampai saya harus duduk diatas Gentong biru demi bisa sedikit menarik nafas.

Saya pun kembali menarik kamera dari kantungnya, dan mulai berkreasi dengan sejumlah jepretan.

 

Bukit Terasering Majalengka
Mantap sekali pemandangannya.. Cuma ga ijo aja sih ya πŸ™
Bukit Terasering Majalengka
Saking ga ada tempat duduknya, sampe duduk di gentong

 

Pendapat saya mengenai bukit terasering ini, sebenarnya sangat indah, sejuk dan menarik dipandang mata. Tarifnya pun sangat murah, dan bisa menjadi gratis kalau kita memutuskan untuk tidak naik ke puncak bukit. Hanya saja mungkin kami kurang beruntung, datang di waktu dan momen yang kurang tepat. Mungkin nanti kalau ada waktu, Desember tahun ini saya rencanakan untuk mampir kesini lagi.

Baca Juga :  Akhirnya Ada Alasan Juga Buat Ke Playtopia

 

Lembah Panyaweuyan
Tejamulya, Argapura, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat 4546

 

Sediki tips yang mungkin membantu :

  • Sebaiknya gunakan motor yang sehat, karena perjalanan cukup curam
  • Jangan lupa bawa kamera DSLR atau Drone untuk mengabadikan view
  • Datang di pagi hari lebih baik, apalagi kalau kabut tidak terlalu tebal.

 

Segitu aja deh buat tulisan kali ini. Nanti Insya Allah saya bakal mampir lagi tatkala terasering sudah ‘menghijau’ πŸ˜€

 

Bekasi, 12 November 2018.
Ditulis sembari menonton sinetron azab di televisi.

Fajarwalker

A Man with frugal style living. Sering dikira pelit, padahal cuma males keluar duit.

More Reading

Post navigation

19 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *