Selain mengajak saya mampir ke Bumi Pelangi Jalaksana yang luar biasa indah, pada momen pulkam kemarin Adik saya juga mengajak saya untuk mengunjungi tempat wisata Bukit Terasering. Hanya saja lokasinya sudah tidak masuk area Kuningan lagi, melainkan sudah masuk area Kabupaten Majalengka. Nama resmi untuk tempat iniwisata ini adalah Lembah Panyaweuyan.
Dan karena posisi bukit tersebut sudah masuk di kabupaten berbeda, maka tentu saja jarak menuju kesana pun lumayan jauh. Total sekitar 11 Kilometer adalah estimasi jarak yang harus kami tempuh berdasarkan keterangan dari Aplikasi Waze. Kami berdua berangkat berboncengan sepeda motor dari Kota Kuningan sekitar pukul 12 siang.
Sepanjang perjalanan kami harus hati-hati, karena cukup banyak tanjakan curam disertai dengan jalanan berkelok yang cukup tajam. Saran saya sih, tidak usah nafsu menyalip atas dasar buru-buru. Lebih baik santai dan menyalip kalau benar-benar aman saja,
Sekitar 1 jam perjalanan, kelopak mata kami mulai dapat melihat bukit-bukit menjulang nan jauh disana. Sebuah pertanda bahwa jarak kami mulai mendekat dengan Bukit Panyaweungan. Semakin lama kami pun semakin dekat, hingga akhirnya jalanan yang kami lewati pun mulai ‘membelah’ area perbukitan. Sesekai saya pun meminta Adik saya berhenti untuk mengambil sejumlah jepretan foto.

Hanya sekitar 10 menit berselang, akhirnya kami pun sampai di tujuan kami. Lembah Panyaweuyan yang memamerkan panorama perbukitan nan indah, terasering argapura yang merupakan warisan leluhur tidak kalah cantiknya dengan pemandangan negeri lain seperti Vietnam maupun Thailand.
Sayangnya, saat kami tiba disaat musim penghujan belum turun sama sekali. Sehingga alih-alih berwarna hijau, pemandangan yang justru terlihat berwarna cokelat & kekuningan-kuningan. Ini terjadi karena mayoritas petani disini baru berani bercocok tanam apabila musim hujan benar-benar sudah datang. Doakan saja yah, Desember nanti kalau sudah hujan, rencananya sih saya mau kesini lagi π
Selain itu, jam tangan saya yang menunjukkan pukul 1 siang bukanlah waktu yang benar-benar tepat untuk kesini, karena matahari sedang terik-teriknya. Momen terbaik untuk mengunjungi Bukit Panyaweuyan adalah ketika pagi hari ketika kabut mulai menyelimuti bukit, atau sore hari ketika matahari mulai terbenam. Tapi berhubung kami sudah sampai disini, ya sudahlah, nikmati saja. Hehehe
Ada 2 opsi menarik jika kalian berkunjung ke tempat ini. Pertama, kalian bisa memarkirkan motor kalian di salah satu spot parkir yang tersedia, dengan biaya cuma-cuma alias gratis sepenuhnya. Pun sebenarnya dari parkiran itu pun pemandangannya sudah cukup bagus. Tapi kalau kalian penasaran dan ‘menginginkan lebih’, maka kalian bisa menjajal jalan ke puncak terasering dengan membayar sebesar 5 ribu rupiah saja.
Namun perlu dicatat, bahwa jalan menuju ke puncak terasering adalah jalan setapak yang cukup menanjak, sehingga siapkanlah fisik dan tenaga kalian untuk sedikit hiking melewati satu per satu anak tangga yang tersedia. Selain itu, ikhlaskanlah juga sepatu dan celana kalian, karena jalanannya benar-benar berpasir dan membuat sepatu menjadi auto-dekil.



Apa yang akan kita temukan di puncak panyaweuyan ini? Ehm… yah gitu doang si. Cuma panorama ekstra luas yang sayangnya tidak berwarna hijau seperti yang saya harapkan. Kalau berbalik arah, kita bisa melihat pemandangan Gunung Ciremai yang nampak sedang diselimuti oleh awan. Tidak ada kursi untuk sekedar bersantai disini, sampai-sampai saya harus duduk diatas Gentong biru demi bisa sedikit menarik nafas.
Saya pun kembali menarik kamera dari kantungnya, dan mulai berkreasi dengan sejumlah jepretan.


Pendapat saya mengenai bukit terasering ini, sebenarnya sangat indah, sejuk dan menarik dipandang mata. Tarifnya pun sangat murah, dan bisa menjadi gratis kalau kita memutuskan untuk tidak naik ke puncak bukit. Hanya saja mungkin kami kurang beruntung, datang di waktu dan momen yang kurang tepat. Mungkin nanti kalau ada waktu, Desember tahun ini saya rencanakan untuk mampir kesini lagi.
Lembah Panyaweuyan
Tejamulya, Argapura, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat 4546
Sediki tips yang mungkin membantu :
- Sebaiknya gunakan motor yang sehat, karena perjalanan cukup curam
- Jangan lupa bawa kamera DSLR atau Drone untuk mengabadikan view
- Datang di pagi hari lebih baik, apalagi kalau kabut tidak terlalu tebal.
Segitu aja deh buat tulisan kali ini. Nanti Insya Allah saya bakal mampir lagi tatkala terasering sudah ‘menghijau’ π
Bekasi, 12 November 2018.
Ditulis sembari menonton sinetron azab di televisi.
Wah, sayang banget ini. Viewnya pas kering kerontang bagai dompet di akhir bulan. Mungkin kalau sekarang sudah lumayan hijau ya? Saya juga pernah , mengalami kejadian yang kurang lebih semacam ini. Pas lihat foto-foto di IG keliatan hijau seger. Eee pas sampai lokasi, ternyata warna rumput di destinasi yang saya tuju masih cokelat karena musim kemarau. Agak kecewa sih, tapi yasudahlah….
Iyaa agak sedih juga sih, datang kesana pas momennya ga tepat π
Coba kalau pas sedang hijau-hijaunya…. mantab jaya. Tapi yang ini saja sudah cukup memuaskan; petak-petak terasering di bukit itu unik sekali, jadi ingat sawah laba-laba (lodok) di Manggarai – Flores.
Wahwah aku malah belum pernah ke Flores π Manggarai kalau disini malah lebih terkenal sebagai nama stasiun kereta, hehehe.
Doakan aku ya desember kesana lagi π
nah itu mas pemandangan di atas keren… walaupun ga hijau… semoga Desember bisa ke sana lagi mas.. biar segar pemandangannya ada hijaunya
Iya kak, Insta Allah bulan desember nanti aku mau kesana lagi, abisnya penasaran sih. hihihi π
Bagus juga tempatnya Mas, kayaknya buat hunting foto seru juga heheh. Instagramable banget kalau modelnya oke kayaknya hhaha
Tempatnya aja udah oke, apalagi kalau ada model yang bagus mas, makin mantap ehehehe
O_O Kok bagus yah…
Kayak bukan di Indonesia. Luar biasa negri ini, banyak tempat2 keren.
Aku dulu pernah ke majalengka, tapi gak pernah ke tempat ini. Udah lama.
Aku baru tau ada tempat ini. Di mataku sih bagus. Bagus buat poto2.
Iya kak lumayan bagus tempatnya. Nanti bulan desember jangan lupa kesini ya… Kayaknya sih sudah hijau seperti sediakala π
luar biasa indahnya…
Meski belum Desember di sini sudah turun hujan. Ntar bulan Desember pasti perbukutan ini semakin hijau dan indah panoramanya ya kak?
Tapi travelling di musim hujan ntar harus hati-hati karena licin. Semoga tetap lancar traveling di musim penghujan.
kok sedih yaa liat fotonya, kebanyakan sekarang dijadiin lahan pertanian. gimana gak banjir terus coba musim ujan begini..
Kalau area ini memang semuanya jadi lahan pertanian kaaak.
Untuk yang hutan hutanan ada areanya lagi, hehehe
Bagus yahh
Coba kalo hijau semua bukitnya, pasti lebih bagus lagi.
Iya om.. nanti Desember akhir rencana saya mau kesana lagi, hehehe
wih, majalengka punya view kek gini. perlu diperbanyak spot buat foto -foto selpi kak
Waaah iya sayaaaang msh coklat ya mas. Coba kalo hijau, mungkin mirip Ama terasering di Bali yg ramai itu.
Memang sih, kalo bukan musim penghujan, apalagi dengan iklim yg ga menentu kayak Skr, petanj harus hati2 yaa , jangan sampe rugi.
Kemarin aja baru baca berita, cabe naik tinggi Krn banyak gagal panen di manis2 . Trpaksa bikin menu yg ga pedes2 dulu sementara
Iyaaa, ini aku belum sempat kesana lagi sih. Agak bingung juga sih atur waktunya, selain pas padinya hijau, sebaiknya kesana ngga pas musim hujan.
Soalnya yaa gitu, malah bisa ketemu sama kabut. Dan kalo udah ada kabut, alamak gak keliatan apa-apa, hahaha