7 Masjid Sekitar Jakarta yang Seru Buat Dikunjungi Di Bulan Ramadhan

Udah sekian hari lebaran, Alhamdulillah kita masih dikasih panjang umur ya.

Tentunya tiap orang pasti dah punya rencana masing-masing buat mengisi hari-demi-hari di bulan Ramadhan ini. Ada yang sibuk nyalain petasan dar der dor, bersiap khattamin Al-Qur’an, atau yang paling seru : Buka puasa bareng keluarga.

Sayangnya saya ga cukup beruntung, bisa menikmati kemeriahan buka puasa bareng-bareng sama keluarga. Sebagai anak rantau yang terdampar di kota metropolitan, buka puasa bareng keluarga adalah hal terlangka yang bisa saya rasakan.

Tapi itu hal itu ga bikin saya sedih dan merana. Karena bagi saya, bulan Ramadhan itu harus meriah, harus seru, dan harus ramai apapun kondisinya. Akhirnya, saya pun mulai mencoba keluar sejenak dari kamar kos berkeliling, keliling masjid-masjid keren yang ada di sekitaran Jakarta. Hasilnya mantap, banyak banget pengalaman seru yang saya temukan. Pengalaman shalat maghrib dan tarawih di berbagai masjid selama ramadhan adalah salah satu hal terbaik yang bisa saya rasakan. Kemanapun dan di masjid manapun, selalu ada saja cerita unik yang berkesan.

Terlebih lagi, Jakarta punya puluhan masjid dengan sejuta cerita. Dan ramadhan, adalah waktu yang paling tepat untuk bisa pedekate sama masjid-masjid tersebut, biar kita semakin mesra dan terbiasa dekat dengan masjid.

Dari sekian banyak masjid yang saya kunjungi, ini nih beberapa masjid paling memorable yang saya ingat.

 

1.Masjid Istiqlal, Termegah Se-Asia Tenggara

Masjid Istiqlal merupakan masjid negara Indonesia, yaitu masjid yang mewakili umat muslim Indonesia. Karena menyandang status terhormat ini maka masjid ini harus dapat menjadi kebanggaan bangsa Indonesia sekaligus menggambarkan semangat perjuangan dalam meraih kemerdekaan. Manganya masjid ini dinamakan “Istiqlal” yang dalam bahasa Arab berarti “Merdeka”.

Masjid yang pembuatannya selesai pada tahun 1978 ini mampu menampung jumlah jama’ah total sebanyak 200ribu orang. Dan setiap hari selama bulan ramadhan, pengelola masjid istiqlal senantiasa menyediakan menu buka bagi warga jakarta yang tidak sempat berbuka di rumah. Penuh banget lho, dari ujung satu ke ujung lainnya isinya lautan manusia yang mau berbuka.

Tiap waktu berbuka, istiqlal selalu ramai

Satu hal yang unik yang perlu kita tau tentang istiqlal adalah, masjid ini ternyata ngga didesain orang muslim sama sekali. Yup, adalah Fredrerich Silaban, seorang arsitek beragama kristen protestan yang mampu memenangkan sayembara desain masjid istiqlal ini. Selain itu, lokasi masjid yang berada tepat di samping katedral membuatnya menjadi salah satu simbol toleransi umat beragama di dunia.. Keren kan. Bangga atuh lah

2. Masjid Agung Sunda Kelapa, Paling Modern di Jakarta

Masjid Sunda Kelapa dibangun atas prakarsa Ir. Gustaf Abbas sekitar tahun 1960-an, desain interior dan eksterior masjid ini penuh dengan simbol-simbol fleksibel dengan simbol Timur Tengah yang kerap menjadi harga mati untuk arsitektur masjid. Adalah Abbas, arsitek lulusan universitas ternama yang sukses menyelesaikan arsitektur masjid ini. Gak seperti masjid pada umumnya, Masjid Agung Sunda Kelapa ini ga punya kubah, bedug, bintang-bulan, dan sederet simbol yang biasa terdapat dalam sebuah masjid.

Baca Juga :  Superbee Cat Cafe - Jauh Jauh Kesini, Eh Disuruh Makan Bareng Kucing

Menaranya juga unik banget. Bentuk bangunannya mirip perahu, sebagai simbol pelabuhan Sunda Kelapa tempat saudagar muslim berdagang dan menyebarkan syariat Islam di masa lalu.

Ada proyektornya di kanan kiri, jadi asik buat kajian.

Hal yang keren dari masjid ini adalah, teknologinya yang modern banget. Misalnya nih, buat kalian yang ga bisa liat khatib secara langsung, disini disediain CCTV yang terhubung langsung dengan dua buah projector berukuran besar. Biasanya setelah shalat, doa-doa yang dibacain imam bisa dibaca langsung via screen proyektor ini, lengkap dengan terjemahannya. Keren kan..

 

3. Masjid Cut Meutia, Dulunya Kantor Belanda

Kalo diliat sepintas, masjid ini sama sekali ga punya arsitektur ke-arab-araban ala masjid-masjid pada umumnya. Andaikata plang ‘Masjid Cut Meutia‘ di depan masjid ini dicabut, mungkin ga ada seorang pun yang sadar bahwa bangunan ini ternyata adalah sebuah masjid.

Wajar aja, soalnya masjid ini dulunya memang adalah sebuah bangunan kantor biro arsitek N.V. Bouwploeg, Pieter Adriaan Jacobus Moojen (1879 – 1955) yang membangun wilayah Gondangdia di Menteng. Sebelum difungsikan sebagai masjid sebagaimana sekarang, bangunan ini pernah digunakan sebagai kantor pos, kantor Jawatan Kereta Api Belanda dan kantor Kempetai Angkatan Laut Jepang (1942 – 1945).

Gedung N.V. Bouwploeg, sebelum diubahfungsi

Nah, setelah Indonesia merdeka, gedung ini sempet dipake sebagai kantor Urusan Perumahan, hingga Kantor Urusan Agama (1964 – 1970) Dan baru pada zaman pemerintahan Gubernur Ali Sadikin diresmikan sebagai masjid tingkat provinsi dengan surat keputusan nomor SK 5184/1987 tanggal 18 Agustus 1987.

4. Masjid Baitul Ihsan, Megah dan Nyaman

Masjid Baitul Ihsan atau biasa dikenal dengan sebutan Masjid BI terletak di komplek perkantoran Bank Indonesia, Thamrin Jakarta Pusat. Namun, biar begitu masjid ini boleh didatangi kaum muslimin dari mana saja dan kapan saja, tidak hanya pegawai BI tetapi juga masyarakat sekitar kantor BI dan masyarakat muslim pada umumnya.

Masjid ini terdiri dari tiga lantai, yaitu :

  • Lantai Basement; dipergunakan untuk kantor pengurus masjid,perpustakaan, ruang simpan dan dan ruang sholat dengan kapasitas 400 jamaah, dengan luas keseluruhan 1080 m
  • Lantai Dasar; sebagai lantai utama masjid untukruang sholat, seluas 1087 m2 yang dapat menampung 1.040 jamaahh.
  • LantaiMezanine; dipergunakan ruang sholat, seluas 596 m yang dapat menampung 545 m.

Mesjid BI ini arsitekturnya bagus dan keliatam mewah banget sih, walaupun ukurannya kalah besar dibandingkan dengan Istiqlal, tapi desainnya sangat megah. Suasananya bikin semangat banget buat datang dan ikutan kajian. Cobain deh!

5. Masjid At-Tin, Peninggalan Anak Cucu Soeharto

Masjid At-Tin adalah satu di antara dua masjid megah di kawasan Dibangun pada April 1997, Masjid ini mampu menampung sekitar 9.000 orang di dalam masjid dan 1.850 orang di selasar tertutup dan plaza. Nama At-Tin diambil dari nama surah ke-95 dalam Al-Quran. At-Tin jika diterjemahkan berarti sejenis buah yang sangat manis, lezat, dan penuh gizi. Buah ini dipercayai mempunyai manfaat yang banyak, baik sebelum matang maupun sesudahnya.

Baca Juga :  Mencari yang Hijau-Hijau di Taman Mangrove PIK, Jakarta

Selain diinspirasi dari surah Al-Qur‘an, pemberian nama At-Tin sebenarnya juga merupakan upaya untuk mengenang jasa-jasa istri mantan Presiden Soeharto yang bernama Ibu Tien. Arsitektur Masjid At-Tin mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri, baik dari segi arsitektur bangunan, hiasan ornamen, maupun desain dalam dan luar ruangannya. Gaya arsitektur masjid ini berusaha menonjolkan lekukan bentuk anak panah pada dinding di hampir semua sudut dan ornamen yang menghiasinya.

Lekukan anak panah ini terlihat secara jelas pada bagian muka masjid dari arah pintu masuk. Dengan begitu, wisatawan yang berkunjung ke masjid ini akan dapat melihat dengan leluasa lekukan-lekukan panah yang ditampilkan, sebelum memasuki ruang dalam masjid.

Berbeda dengan masjid pada umumnya, penggunaan ornamen kaligrafi dalam masjid ini sangat minim. Ornamen kaligrafi hanya nampak pada dinding bagian atas ruang salat utama (lantai satu) dan sepanjang dinding pada lekukan anak panah di area mihrab dan mimbar. Dengan menggunakan cat warna hijau muda, tampak tulisan ayat-ayat Al-Qur‘an mengitari dinding ruang salat utama yang juga bisa dilihat dari arah mezanin.

6. Masjid Dian Al-Mahri, Kubahnya Terbuat Dari Emas

Masjid Dian Al Mahri atau yang biasa disebut Masjid Kubah Emas adalah masjid yang dibangun di tepi jalan Raya Meruyung, Limo, Depok. Selain jadi tempat ibadah, masjid ini juga menjadi kawasan wisata keluarga
karena kubah yang dibuat dari emas. Total ada 5 kubah dalam masjid ini. Satu kubah utama dan 4 kubah kecil. Uniknya, bentuk kubah utama tersbut menyerupai bentuk kubah Taj Mahal. Selain itu di dalam masjid ini terdapat lampu gantung yang didatangkan langsung dari Italia seberat 8 ton.

 

Masjid ini dibangun oleh Hj. Dian Djuriah Maimun Al Rasyid, pengusaha asal Banten, yang telah membeli tanah ini sejak tahun 1996. Dimulai sejak tahun 2001 dan proses pembangunan mesjid ini selesai sekitar akhir tahun 2006 dan dibuka untuk umum pada tanggal 31 Desember 2006.

Dengan luas kawasan 50 hektare, bangunan masjid ini menempati luas area sebesar 60 x 120 meter atau sekitar 8000 meter persegi. Masjid ini sendiri dapat menampung sekitar kurang lebih 20.000 jemaah. Kawasan masjid ini sering disebut sebagai kawasan masjid termegah di Asia Tenggara.

 

7. Masjid At-Tawun, Adem & Khusyuk-able

Mesjid At- Tawun yang berada di daerah Puncak Cisarua, Bogor ini menawarkan nuansa religius yang berbeda. Hal ini dikarenakan udara pegunungan yang segar juga ditambah dengan pemandangan puncak yang indah. Mangkanya ga tau kenapa, beribadah shalat di mesjid ini entah kenapa lebih khusyuk dan menyentuh qolbu.

 

Oya, ada salah satu rahasia tersembunyi di mesjid at-tawun ini. Kalau kalian jalan sedikit ke belakang, kalian bisa ngeliat ada sebuah air terjun kecil yang indah dan pas banget buat dijadiin spot narsis, hehehe. Suara deburan air yang berpadu dengan suhu udara yang dingin, dijamin bikin hati kalian ademm banget seperti rintik embun pagi broh.

 


Demikianlah daftar mesjid mesjid menarik di sekitar Jakarta yang menarik untuk dikunjungi. Dari sekian banyak list ini, kalian udah kemana aja?

Coba ketik di kolom komentar ya!

Fajarwalker

A Man with frugal style living. Sering dikira pelit, padahal cuma males keluar duit.

More Reading

Post navigation

16 Comments

  • Wah adeeem banget lihat dan baca liputan ini, Mas. Masjid memang taman-taman syurga yang ada di dunia.
    Mudah-mudahan kalu ke Jakarta bisa juga kami mampir ke masjid-masjid tsb. Tapi kapan ke Jakarta yaaa…? Hehe

    salam, Mas. Sehat-sehat selalu dan tambah sukses aja! 😀

  • Halo, Mas Fajar 🙂 Wah, paling senang kalau ada cerita tentang masjid 😀 Aku udah pernah ke MAsjid At Tin, At Tawun, Istiqlal lupa dulu udah pernah atau belum ya. Sunda Kelapa dan Cut Meutia kayaknya belum deh. Unik ya bentuknya dulu tuh kantor ternyata ya. Ga berkubah sepertri masjid lainnya.

    • Ehehehe, doakan aku ya kak.. semoga segera dapat lekas istiqomah berpetualang keliling masjid 😀

  • Wah, pasti seru banget ya mas fajar bisa keliling masjid gitu, ibadah serasa liburan, liburan serasa ibadah
    Jadi pengen juga nih, saya dulu juga sempet kepikiran mau jalan-jalan keliling masjid gitu

  • Penasaran pengen ke masjid Istiqlal dan kubah emas.

    Asyik sekali kalau tour de masjid ya. Usai salat bisa jalan2 dan menikmati keindahan desain interior dan eksteriornya.

  • Dari 7 baru tiga saja mas. Ke Istiqlal pernah. Ke At-Tin juga pernah, tapi paling sering ke At-Taawun. Masjidnya nyaman dan sejuk, dan bisa sambil kuliner-an di sekitarnya. Makan jagung bakar terutama. Pokoknya setiap lewat Puncak, mesti nggak boleh enggak, untuk singgah ke At-Taawun.

  • Bismillah. Semoga diberikan rezeki sehat, waktu dan biaya untuk bisa wisata religi ke semua masjid di tulisan di atas.
    Aamiin ya Allah.
    Apalagi jika wisatanya ditemani keluarga terdekat. Makin aamiin.

  • Masya allah, ini mesjidnya memang sangat2 bagus buat dikunjungi nih. Suka semua sama arsitektur dari bangunannya, semoga ada kesempatan buat mengunjungi mesjid ini nanti, aamiin

  • MashaAllah~
    Wisata menikmati keindahan arsitektur masjid dan belajar bagaimana sebuah Masjid bisa sangat bermanfaat untuk lingkungannya. Mengayomi dan melindungi masyarakat yang berada di sekitarnya, meski non-muslim sekalipun.
    Barakallahu fiik~

  • Wahhh referensi banget nih buat yang mau berkunjung ke masjid-masjid yang ada di jakarta, kadang luasnya kota Jakarta ini jadi bingung mau kemana-mana..

  • saya pernahnya ke mesjid istiqlal sama mesjid kubah emas dian al mahri itu. kalau mesjid cut meutia itu cuma pernah lewat di depan bangunannya karena kebetulan dekat sama hotel aja soalnya dulu bukan tipe yang berani jalan-jalan sendirian

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *