Berhenti Terdistraksi, Mari Coba 5 Hal Ini

Berhenti Terdistraksi, Mari Coba 5 Hal Ini

Smartphone itu memang ibarat sebuah pisau bermata dua. Di satu sisi, kita bisa memaksimalkan ragam fiturnya untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan sehari-hari. Tapi di sisi lain, kehadirannya juga membuat kita jadi susah untuk fokus. Banyaknya notifikasi dan interaksi tanpa batas, membuatnya jadi sumber distraksi nomor satu dalam menjalani hari.

Makanya, sekarang tuh sampai ada istilah Nomophobia, alias no mobile phone phobia. Istilah bagi orang-orang yang sering merasa cemas kalau tidak bisa mengakses smartphone. Entah karena lowbatt, hilang sinyal, atau lupa bawa.

Ya gitu dah.. kita juga lebih panik pas hape ketinggalan daripada dompet ketinggalan kan?

Ilustrasi Nomophobia. Sumber : Freepik Premium.

Yang jadi masalah, seringkali ketergantungan kita dengan smartphone ini tidak menghasilkan hal-hal yang positif. Boro-boro jadi produktif, yang ada malah tenggelam scrolling dalam lautan konten random tiada batas. Lelah memikirkan problem artis yang sedang berskandal, kasus krimial yang menghebohkan, serta berbagai hal sibuk lain yang sebenarnya kita tak semestinya khawatirkan.

Tak terasa, tau-tau berjam-jam waktu jadi terbuang percuma. Itulah mengapa rata-rata screen time orang Indonesia ada di kisaran 7,5 jam per hari. Dan dari total itu, hampir 3 jam digunakan hanya untuk sosial media.

Bayangkan… 32% waktu kita dalam sehari itu habis di layar gadget. Dan mayoritas diantaranya, hanya untuk scrolling konten ga jelas.

Saya jadi teringat penjelasan dari seorang Arun Rupesh, dalam kanal Youtube-nya MrWhoseTheBoss. Dalam videonya yang berjudul “Social Media is secretly becoming a Casino“, ia menjelaskan bagaimana sosial media tak hanya sekedar membuat kita jadi terikat dengan konten-konten yang adiktif.

Lebih jauh dari itu, aplikasi-aplikasi ini juga menciptakan candu dengan berbagai detail kecil seperti logo, badge notif berwarna merah hingga suara notifikasi khusus yang meresap ke alam bawah sadar. Intinya, kita senantiasa dipancing agar terus penasaran dan merasa harus untuk segera mengecek apa yang ada dalam aplikasi tersebut, sesegara mungkin.

Dalam istilah psikologi, hal ini disebut sebagai Variable Intermittent Reward. Sebuah sistem dimana hadiah akan diberikan secara acak dan tak terduga, yang membuat pelaku terus-terusan berharap mendapatkan hadiah lagi.

Fakta menariknya : dengan Variable Intermittent Reward, dopamin dalam otak kita akan melambung ke level tertinggi. Itulah mengapa kita seringkali merasa terikat dengan smartphone dan segala aplikasinya, bahkan sebelum membuka apapun.

Kalau mau liat lebih detailnya, bisa ditonton disini ya :

Tenggelam dalam lautan konten dan membuang waktu, tentu lama-lama membuat saya jadi kesal juga. Waktu yang harusnya bisa digunakan untuk hal produktif, jadinya terbuang percuma. Oleh karena itulah, pelan-pelan saya coba bereksperimen.. cara apa saja ya yang sekiranya bisa mengatasi hal tersebut?

Dan setelah beberapa bulan, percobaan saya sepertinya mulai menghasilkan. Sehingga saya perlu bagikan, apa saja hal yang telah saya kerjakan.

Yah, mungkin saja bisa jadi inspirasi atau dicoba juga oleh para pembaca blog ini.

Well.. Lets start from number one!

1. Istirahat yang Cukup & Jauhkan Gadget

Ilustrasi membuka smartphone sebelum tidur. Sumber : Freepik Premium.

Salah satu penyebab kita sulit fokus dan akhirnya terjebak scrolling sosmed, itu adalah karena kondisi kita yang memang kurang kurang bugar. Saya pun merasakan sendiri, biasanya kalau jam tidurnya kurang, maka esok harinya pun motivasi kerja jadi turun drastis. Depan komputer jadi nge-blank, dan ujung-ujungnya jadi scroll sosmed lagi.

Yang jadi ironi adalah, ternyata penyebab kita susah tidur itu salah satunya ya karena kita buka sosmed juga. Lebih tepatnya : Buka scrolling sosial media sebelum tidur. Kebiasaan ini banyak banget dinormalisasi orang banyak, padahal ada banyak banget lho dampak negatifnya. Misalnya :

a. Cahaya Biru

Smartphone itu memancarkan cahaya biru yang menghambat pelepasan hormon melatonin, sebuah hormon yang membantu tubuh untuk beristirahat. Hal ini bisa mengganggu ritme tubuh, dan efeknya bisa bikin kita jadi susah tidur.

Baca Juga :  Kenapa Domain .id Jadi Pilihan Cerdas untuk Bisnis Lokal?

b. Stimulasi Mental

Konten-konten dari media sosial bisa meningkatkan aktivitas mental dan emosional. Dan lagi-lagi, ini bisa bikin kita jadi makin melek dan susah tidur.

c. Timbul Rasa Stress

Konten yang muncul juga mungkin saja bikin kita jadi overthinking bahkan stress, yang akhirnya menimbulkan kecemasan berlebih dan akhirnya selain susah tidur, kualitas tidur kita pun jadi turun drastis.

Makanya, sekarang saya kalo mau tidur tuh selalu membiasakan untuk buang jauh smartphone dan segala elektronik lainnya. Pokoknya pas mau tidur lampu kamar harus gelap, dan tak ada sumber cahaya lain selain lampu tidur yang temaram.

Tidur berkualitas, kerjaan pun jadi tuntas.

2. Detoks Sosial Media

Ilustrasi menghentikan candu smartphone. Sumber : AI generated

Kalau dirasa sosial media sudah terlalu candu dan mengganggu, maka langkah penanggulangan yang bisa dicoba adalah dengan detoks sosial media. Caranya? Bisa sekedar dengan uninstall aplikasi sosmed-nya, atau jika perlu bisa tutup akun juga.

Tenang aja, tutup akun itu gak mesti bersifat permanen kok. Bisa juga sementara saja, dalam rentang waktu yang kita tentukan.

Saya biasa melakukan hal ini, kalau sekiranya sosial media sudah membawa masalah-masalah baru yang mengganggu dalam kehidupan. Rekor terpanjang tutup akun saya sejauh ini, adalah 6 bulan saja. Setelahnya akhirnya saya hidupkan kembali, karena istri saya komplen nggak bisa tag foto.. hahaha

Efek yang saya rasakan setelah detoks sosial media, ya pastinya lebih plong. Ga kerasa ada beban yang berlebih, rasa cemas maupun candu. Hidup terasa lebih berkualitas, dan lebih produktif. Cumaaaaa..

Yah, namanya sosial media mah kan teteup ya, gabisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Bahkan, sosial media juga yang acapkali jadi sumber penghasilan bagi sejumlah besar penduduk Indonesia. Jadi untuk sepenuhnya detoks sosial media ini sebenarnya ga saya sarankan. Takutnya nanti malah jadi timbul masalah lain.

Kalau dirasa sudah sanggup hidup tanpa sosial media, maka silahkan lakukan detoks. Jika tidak, mungkin kalian bisa coba tips berikutnya, yakni…

3. Pakai Launcher Minimalist Phone

Disclaimer, saya ga promosi ataupun endorse ya. Kebetulan beberapa waktu terakhir saya emang lagi ujicoba launcher ini, dan ternyata hasilnya cukup memuaskan.

Jadi Minimalist Phone ini, adalah salah satu launcher yang dirancang khusus untuk membuat kita bisa mengurangi screen time. Berbeda dengan tampilan bawaan smartphone yang elegan, penuh warna dan notifikasi; Minimalist Phone ini justru hadir dengan tampilan sederhana lewat background hitam dan tulisan putih tanpa icon apapun. Pokoknya satu kata : membosankan.

Tentunya desain sederhana dan boring ini, selaras dengan tujuannya yakni mengurangi screen time. Dengan dihilangkannya icon, membuat kita harus lebih berkonsentrasi. Alih-alih mengingat bentuk logo dan warna aplikasi (yang seringkali bikin kita buka tanpa sadar alias sembarangan), kita harus mengingat nama aplikasi dan mencarinya sendiri. Yups, mindfull.. not mindless.

Tapi lebih dari itu, launcher ini juga menghadirkan beberapa fitur menarik yang bisa membuat proses reduksi screen time jadi lebih efektif. Diantaranya adalah :

a. In-app-timer

Sebenarnya, untuk membatasi screen time aplikasi tertentu, itu sudah ada aplikasi Digital Welbeing bawaan dari Google ya. Tapi di minimalist phone, fitur pembatasan ini diintegrasikan dengan lebih dalam lagi.

Alih-alih membatasi jumlah screen time secara keseluruhan (misal : 2 jam per hari), timer dalam minimalist phone ini justru membatasi penggunaan aplikasi per sesi alias per penggunaan. Jadinya, tiap kali kita akan buka aplikasi tertentu yang dirasa penuh distraksi, kita bakal konfirmasi dulu mau pakainya berapa lama. Ada pilihan 5 menit, 10 menit, 15 menit, atau 30 menit.

Setelahnya, jika kemudian lewat batas waktu tersebut, kita bisa mengatur apakah aplikasi otomatis keluar sendiri, atau sekedar diberi notifikasi peringatan saja.

Ini jatohnya jadi kayak emak-emak bawel gitu ya. Tiap mau buka Instagram langsung ditanya, “Mau maen berapa lama lu?”, “Awas kalo sampe bablas ye”, hahaha

b. Mindful Delay

Kita itu seringkali buka aplikasi sosial media secara tidak sengaja, tanpa kesadaran penuh. Makanya, di minimalist phone ada itur yang bernama mindful delay. Fungsinya? Ngasih delay selama kurang lebih 15 detik sebelum kita bisa membuka aplikasi yang kita mau.

Baca Juga :  Stickies - Sticky Note Untuk Para Pemuja Estetika

Dan ini fitur yang brilian sih, karena sejujurnya.. kadang kita buka sosmed itu ya emang iseng atau kepencet aja, bukan sepenuhnya butuh.

Pengalaman saya, delay selama 15 detik ini ngaruh banget. Otak seakan terhenti supply dopaminnya, membuat rasa menggebu ingin membuka sosmed jadi terhenti. Dan seringnya, saya terhenti di tengah jalan dan memutuskan batal.

c. Notification Filter

Notifikasi tuh emang ganggu. Tapi yang menyebalkan, seringkali kita susah untuk membedakan notifikasi penting dan gak penting. Semuanya muncul di layar!

Nah, di minimalist phone ini, kita bisa membatasi satu per satu, aplikasi aja yang bisa munculin notifikasi dan aplikasi apa yang di-silent. Adapun silent disini itu bukan berarti dihilangkan sama sekali ya, melainkan hanya dipisah saja. Untuk membukanya, kita mesti akses dari aplikasi minimalist phone. Yang tentunya lebih butuh waktu, dan lebih ribet.

Sebenarnya masih ada lagi fitur lain yang bermanfaat, tapi 3 itu aja udah powerful banget buat proses reduksi screen time. Overall sih saya seneng banget pake launcher ini, tapi yaa.. ada tentu kurangnya.

Dan kurangnya adalah : Aplikasi ini berbayar. Harganya juga lumayan, tapi yaa.. ada free trial dulu kalau sekiranya mau coba. Jadi kalau sekiranya hasilnya efektif, baru deh kita bayar.

4. Menggunakan Focus Sessions

Kalau kalian menggunakan Laptop Windows, sebenarnya fitur ini sudah dibenamkan secara langsung di dalam aplikasi Jam (Clock) bawaan. Sayangnya, gak semua orang tau, atau pernah mencobanya. Padahal powerful banget lho!

Jadi di Focus Sessions ini, kita bisa mengatur waktu kerja dan istirahat dengan lebih terstruktur. Fungsinya? Biar kita bisa tetap produktif, bebas distraksi dan istirahat dengan cukup.

Prosesnya sederhana aja kok, cukup buka aplikasi Clock, pilih Focus Sessions, lalu atur berapa lama kita mau fokus kerja. Setelahnya, kita akan diberikan waktu penghitung mundur yang memberitahukan waktu yang tersisa, serta waktu istirahat berikutnya.

Waktu istirahat ini bervariasi, tapi biasanya di kisaran 5 menit. Penting banget tentunya, supaya kita bisa tetap fresh dan tidak kelelahan karena kerja terus-menerus.

Oya, kalo kalian pake Microsoft Todo, Focus session ini juga udah terintegrasi ya. Jadi bisa lebih sat set milih kerjaan apa yang mau dikerjain via todolist bawaan.

5. Pakai Dumb Phone

Istilah dumb phone, ini sebenarnya merujuk pada feature phone, alias handphone sederhana yang cuma punya fitur-fitur basic seperti SMS dan Telepon. Beberapa dumb phone ada juga yang dilengkapi fitur hiburan seperti radio, music player dan kamera. Tapi secara fungsinya masih sangat terbatas.

Di beberapa negara maju seperti eropa, banyak generasi mudanya yang mulai sadar akan efek negatif screen time, dan memilih dumb phone sebagai alternatif. Menyebabkan pertumbuhan pengguna dumb phone ini terjadi secara anomali.

Adapun saya sendiri punya memang tetap menyimpan dumb phone, yakni sebuah handphone merk Lava (asal India) yang waktu itu saya beli dengan harga Rp. 150.0000,- saja.

Awalnya saya pakai hape ini untuk emergency saja, kalau-kalau smartphone bermasalah. Tapi seiring waktu, akhirnya saya justru menemukan bahwa dumb phone ini bisa jadi alternatif reduksi screentime yang efisien.

Dengan hape ini, saya tetap bisa terhubung dengan keluarga dan kolega via telepon atau SMS, namun terjaga dari konten internet yang memabukkan. Pun begitu, saya masih bisa menjadikan hape ini sebagai penghibur, dengan menggunakannya sebagai pemutar musik. Tapi tentunya, agak ribet karena harus download MP3 lalu copy manual ke MicroSD.

Buat dokumentasi foto dan video pun bisa, tapi yaa.. hasilnya suram. Resolusinya cuma CIF alias 320 x 240 piksel. Tiap liat galeri, vibes-nya kayak lagi liat hasil rekaman bencana alam, hahaha

——————————————-

Yah, kurang lebih itulah beberapa upaya saya untuk terhindar dari distraksi, dan lebih fokus dalam kegiatan sehari-hari. Menurut kalian, ada yang menarik untuk dicoba nggak nih?

Coba diskusikan di kolom komentar ya!

Bekasi, 5 November 2024
Ditulis setelah membegal slot di list blogwalking

Fajarwalker

A Man with frugal style living. Sering dikira pelit, padahal cuma males keluar duit.

More Reading

Post navigation

36 Comments

  • Sepertinya akan aku coba nih Launcher Minimalist Phone, ulasanmu menarik.
    Soal Detoxt MedSos memang kadang jadi dilema buat kita yang kadang mencari cuan disana tapi memang butuh kedisplinan tinggi untuk tidak terdistraksi.

    Aku sendiri seh tiap setahun sekali memberi hadiah pada diri untuk tidak menyentuh internet dalam 24 jam, phone hidup hanya untuk yang benar2 urgent, call only.

    anw thanks ya sudah menulis ini, lagi dan lagi suka.

      • Yuklah semangat mencari cuan wkwkwk, walau banyak kejutan yang kadang perlu fokus tapi kudu wajib lebih fokus dan tentunya update ini itu supaya bisa lebih maksimal.

        Kayak baca tulisanmu sering-sering, karena tulisanmu sering memberi hal-hal yang bikin hidup.

  • Ini intinya berusaha menghindari distraksi dunia digital, dgn memanfaatkan produk digital?

    kalo menurutku, agak kurang mashoook. karena ya cepat atau lambat, kita bakal bosen juga “diatur2” ama produk digital ntuh.

    aku pribadi sekarang juga brusaha ngurangin scrolling time, tapi dgn memanfaatkan diriku sendiri, alias berusaha mindfull.

    pokoke yhaa gimana caranya lah, manusia dewasa kudu bisa (dan
    mau) bertanggung jawab dgn apa yg ia kerjakan.

    that’s my two cents

    • Lebih ke mencoba disconnect, tapi dalam porsi yang sesuai. Karena ya balik lagi, zaman sekarang kita memang butuh untuk bersosial media (apalagi bisa menghasilkan uang), tapi gimana caranya agar kita gak ketergantungan ya itu hal lain.
      Kalau mbak Nurul bisa untuk mindful tanpa kelima poin diatas, well… good for you.

      But remember, diluar sana banyak juga yang hidup dari sosial media, namun struggle untuk tidak keterusan dan ketergantungan. Poin inilah yang ingin saya bagikan untuk diujicoba.

  • apps yang sangat berguna banget inih, apalagi aku juga ya gampang banget tenggelam scrolling media sosial terutama tikt*k. Wah, itu ya bisa yang 10 menit aja ah, mendadak jadi 1 jam dong. Biasanya kalau ada kegiatan yang mau aku fokus, aku jauhin dulu hape-nya. hahahah… Sblm tidur jg aku USAHA pake bingits gak mau pegang hape. Memang mesti bijak2 dlm atur waktu penggunaan hape ya.

    • Nah itu dia. Gimana caranya niat 10 menit lalu realisasinya juga cuma 10 menit, mesti diatur sedemikian rupa.
      Seringnya kita terpacu dopaminnya, yang akhirnya gak kelar-kelar alias bablas… 🙁

  • Ya Allah iya banget..
    kapan lalu aku sempet detoks media sosial. Perlahan anxiety-ku mulai memudar.
    tapi sekarang kadang masih suka tenggelam lagi.. kudu dimulai lagi kayaknya yaa tapi cari pilihan lain.

    • Kalo gabisa detoks, lebih baik dibatasi aja mbak. Bisa coba pakai cara nomor 3.. atau kalau perlu, coba pakai nomor 5

  • liat hasil bencana alam ya mas .

    Kocak deh ah..

    Penasaran juga mau pake aplikasinya, tp coba dulu kali ah. mahal ga sih?

    Selama ini yg aku pake itu teknik Pomodoro kalo mau fokus. Jadi 25 menit aku pasang timer utk fokus ngerjain kerjaan, lalu istirahat 5 menit, trus ulang lagi 25 ?)menit buat kerja. Sampai 4x. Baru setelahnya kalo mau istirahat LBH lama , bisa.

    Sementara utk medsos, aku pernah detoks 3 bulan doang. Jadi selama itu aku uninstall aja FB dan Ig. Hasilnya JD enakan. Tp kalo blog aku ga bisa. Itu bisa dibilang rumah ku. JD ga mungkin aku detoks dari itu . Justru blog yg bisa ngilangin jenuh dan stress.

    • Asli mbak, kayak video tragedi gitu hahahaha

      Aku pake podomoro kurang cocok euy. Biasanya pakai timer aja gitu, berapa menit target kerjanya. Kalo dikasih jeda-jeda gitu malah suka bingung, hahahaha

  • Iyaaa ih bener banget…kerjanya 15 mnt scroll medsos nya bisa sampe 1 jam..kadang kalo pas inget tu suka sedih sendiri aku..ini tadi ngapain scroll2 gak penting gak ada faedahnya..beda klo kita memang scroll karena ada yang mo dicari mendukung kerjaan kita itu jadi ga nyesel..

    Tapi sejauh ini sepertinya aku blm yang sampe addicted banget ya menurutku..klo emang dirasa aku dh terlalu banyak pegang hp scroll gak penting biasanya tu hp aku jauhin fokus ngerjain tugas kalo lagi free mending liat netflix hehe..tapi pengen juga sekali2 nyobain detox medsos…log out dari semua akun medsos..bisa gak ya hehe

    • Kalau sekiranya banyak project, jangan detox mbak. Cukup pake timer aja, batasin waktu kita buka aplikasi.
      Mau gimanapun, ya kita butuh sosial media. Tinggal strategi tinggal ga bablas aja gimana caranya

  • Kalau aku lebih ke malas ngapa-ngapain kalau kurang istirahat. Dan kalau kupikirkan lagi, kurang istirahatku ya karena terlalu banyak screen time di sosial media. Kayaknya, perlu menerapkan cara-cara ini ya. Meski nggak bisa detox sosmed sepenuhnya.

    • Jauhin hape mbak sebelum tidur. Aku nyoba ini, Alhamdulillah tidur jadi lebih nyenyak.. lebih seger pas bangun juga

  • Emang kudu pasang timer yaa kalo buka medsos biar gak scrolling terus. Sebenernya waktu buat nonton di medsos kan bisa digunakan buat ngepel rumah, cuci piring, dll.

    Tapi sebagai content creator mau gak mau emang kudu rajin upload konten dan buka medsos, dilema juga kalo mau deactive account.

    • Iyaaa, aku kalo udah bablas waktu pun suka ngerasa nyesel mbak. Macem kayak… “ah, mustinya tadi tuh udah beres ini rumah”, heuheu

  • Saya tuh pengeeenn banget detoks dari medsos minimal sehari. Tapi bener apa yg kaka tulis, kadang kita tuh merasa cemas jika sehari tak lihat berita di medsos. Bahkan bangun tidur yang dicari smartphone. Sepertinya memang kita harus “paksa”diri sendiri untuk tidak terjebak dengan smartphone selama berjam jam. Caranya tentu saja dengan mengalihkan ke aktiivitas lain

    • Betul, kuncinya ya balik lagi ke diri kita sendiri.
      Poin-poin di atas yang saya sebutkan, itu cuma untuk membantu memudahkan saja.

  • Sering buka hape sebelum tidur, ternyata itu yg jadi sebab kadsng sulit tidur dan mata sering berair.
    Untuk detoks sosmed memang harus dilakukan, tapi kok rasanya masih sulit ya. Karena sebagai blogger dan penulis, kehidupan kita ngga jauh2 dari sosmed. Terima kasih sharingnya.

  • Kalau tutup akun daku gak yang sampe 6 bulan gitu kak. Soalnya malah kalo nutup akun, pernahnya bablas ya beneran jadi gak aktif lagi akunnya wkwkwk.

    Cara daku semisal ingin lepas dari dunia maya, daku main sama ponakan atau jalan-jalan pakai transum pepohonan dengan catatan sinyal internet hape dalam posisi mati, biar gak diganggu dan gak pake acara update di medsos

  • aku pernah diposisi terlalu lama ngeliat layar hape, scrolling sana sini, sampe kerjaan ga kelar-kelar, sejak itu aku membatasi diri juga ketika bermain sosmed, jadi nggak kayakdulu yang bisa scrolling ke bawah sampe batas waktu terakhir aku liat. Sekarang mah sekedarnya aja kalau scrolling

  • Ngomongin dumb phone, saudara yang pernah kuliah di Jerman dia juga pakai dumb phone pas kuliah dulu. Katanya mahasiswa disana juga ngga sesosialita seperti orang Indo yang apa-apa dibikin konten. Mereka lebih fokus di urusan dunia nyata daripada dunia maya.

    Efek sering scrolling di Sosmed yang aku rasain emang jadi insecure sama pencapaian orang lain, terus jadi banding-bandingin kemampuan sama orang lain. Makanya sekarang ngga begitu lama scrolling, apalagi alogaritma instagram terbaru juga makin bikin pusing karena yang ngga difollow juga pada muncul. Justru following jadi jarang muncul.

    Emang agak sulit buatku lepas sosmed karena namanya konten kreator kerjaannya bikin konten di sosmed. Sekarang cuma dibatasi saja waktunya dan menerapkan fitur senyam di sosmed agar notifikasi tak masuk di jam tersebut.

    Terus yang penting juga minimalisir melakukan kegiatan disambi nonton gawai, yang ada malah bikin kerjaan ngga selesai-selesai. Malah bisa membahayakan diri seperti ketabrak tiang di depan atau malah ketabrak kendaraan.
    Kecuali nonton film di gawai sambil ngetread mill. Hihi

  • Nah iya, jujur saja nih emang social media bikin candu. Pernah juga aku uninstall hanya saja tidak bisa lama karena ada tuntutan kerjaan . Cuma pas uninstall, berasa jauh lebih tenang dan ga dikit-dikit buka.

    Sehari itu kalau aku cek, aku bisa gunain socmed sekitar 3 jam emang. Lumayan banget waktu yanh kepake.

    Tertarik buat pake aplikasi Launcher Minimalist Phone, seperti nya ini akan sangat berguna saat mau fokus dan kurangin distraksi.

    Sama salah satu cara ku saat mau fokus, hp ku masukan lemari mas . Beberapa jam aku beneran bisa ngerjain kerjaan tanpa tergoda buka socmed. Luar biasa effort emang yee. Ga kaya zaman dulu, tanpa hp pun enjoy aja gitu. Sekarang emang suka ngerasa was was misal lupa bawa hp.

    Artikel ini kembali mengingatkan untuk kembali membatasi penggunaan hp dan socmed di dalamnya. Thanks.

  • wah ini helpful banget Mas Fajar buat saya yang sering banget kedisraksi saat melakukan kerjaan dan salah satu cara yang sudhas aya lakukanan adalah dengan menggunakan minimaist launcher ini tapi saya belum maksimalin.

    Saya penasaran dengan focus sesion yang ada di laptop ini ga pernah cobain dan baru tahu dari arikel MAs Fajar, thank you banget Mas, useful banget buat saya, kayaknya wajib coba, auto langsung ngecek di laptop ternyata di saya namanya Focus Assist, hatur nuhun Mas

  • Aku tuh pernah sampai gak bisa tidur tenang karena seolah kecanduan sama gawai
    Aku tidur rasanya berat banget badan ini mau tetap merem
    Pengen lihat layar aja terus, seolah dibuat melek terus
    Akhirnya aku bener bener melakukan dengan upaya keras, pokoknya jika sudah selesai tulisan, maka laptop dan gawai juga closed.
    Bahaya jika tak diatasi…

  • Aku gak seberani mas Fajar.
    Meski pernah berhari-hari gak bisa ngapa-ngapain karena kerjaan ngepoin Jungjung Couple ajaaa.. Aku tau salahnya dimana, tapi aku gak berusaha memperbaiki.
    Jadi kek aku biarin diriku tenggelam dan ketika uda megap-megap cari oksigen, aku bakalan cari ruang penyelamatan.

    Cara yang klasik ya..
    Kalo IG, memang kek uda berbulan-bulan gak make lagi.. cuma buat IGS aja.. yang isinya juga bucin aktor. Hahaha..

    Kalo pake Dumb Phone, kayaknya ini menarik sii..
    Cuma jadi tambahan ngecharge lagi yaa.. hihihi, rewel.

    Intinya, aku ngerasa masih under control.
    Jadi aku berenti dan aku sadar mana yang prio mana yang engga. Kayanya tiap minggu dilaporin juga sama si HP tentang penggunaan apps apa yang meningkat. Ini bisa jadi evaluasi juga.

  • Memang sekarang kecanduan Smartphone sudah seperti kecanduan narkoba, susah lepas kalo sudah pegang hape, ngga ada hape maka kayak ada yang kurang. Sepertinya perlu ganti dump phone Nokia 2700 jadul nih

  • Wah Mas bagus juga tips nya nih. Coba saya temukan zaman dulu saya masih kerja. Waktu itu demikian risau kalau hp tertinggal, demikian tergantung. Dari mulai email dan pesan-pesan singkat. Tapi tak semuanya bernilai, karena saat itu saya pun keranjingan twitteran. Asik banget twitteran saat itu, apalagi ketemu teman-teman diluar sana yang jadi akrab…

    Setelah pensiun saya lebih sering menyimpan hp di laci meja. Entah jadi timbul sendiri keengganan untuk sekadar memegang hp.

    Salam,

  • dari dulu, at least 15 minit sebelum tidur sy dah tak pegang hp lagi sampailah jam 10 keesokkan hari baru saya on telefon. sesiapa mesej sebelum pukul 10 memang saya tak balas kecuali hal penting 😉

  • Aku juga udah kecanduan sepertinya, jadi beberapa bulan ini nggak pegang HP..back to basic, mau ngojek nyetop tukang ojek bukan pesan ojol.. Alhamdulillah lebih mindful..semoga makin berkurang kecanduannya di tahun baru dan lebih produktif

  • Ya Allaaahh, pas banget pulak ini buat saya yang kedistrak HPnya luar biasa banget. Bahkan, salah satu penyebab jadwal yang mati-matian saya susun jadi kacau ya gegara distraksi HP.
    Cuman emang masih berusaha dengan yang lebih ke mengingatkan diri sendiri biar lebih bisa nahan diri nggak keterusan scroll.
    Karena biasanya saya juga scroll gegara cari ide, hahaha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *