Kabut yang tebal itu perlahan pergi, seiring mentari yang semakin meninggi. Gunung Ciremai yang tinggi menjulang itu akhirnya memunculkan gurat wajahnya, nampak gagah dalam balutan awan putih di sekitar kawahnya. Semilir angin pagi mulai menipis, beradu dengan teriknya cahaya surya yang semakin tebal. Namun riuh pepohonan yang rindang menutupi terik panas yang menyerubung, menciptakan rasa damai bagi siapapun yang ada di sekitarnya. Saya melihat jam tangan, pukul 11.00 adalah waktu terkini dikala kami tiba di Objek Wisata Cibulan.
Entah sudah berapa lama saya tidak berkunjung ke pemandian berisi ikan dewa ini. Sekitar tahunan, atau mungkin belasan tahun yang lalu. Kalau tidak salah sejak masuk SMK hingga kini hidup sudah bertahun di perantauan, saya belum pernah sekalipun lagi melangkakan kaki ke sini. Padahal, Cibulan adalah salah satu objek wisata yang paling sering mendapatkan perhatian dari media nasional. Tiap kali mudik lebaran, hampir selalu ada stasiun televisi yang meliput suasana liburan disini.
🐟🏊🐟🏊
Namun, hal itu pula lah yang sepertinya membuat saya agak malas untuk mampir ke Cibulan. Tiap kali libur hari raya Idul Fitri, sudah bisa dipastikan objek wisata ini akan selalu penuh dengan pengunjung yang tumpah ruah dari berbagai kota. Saya yang makin kesini makin mageran, seringnya lebih memilih untuk rebahan aja di kampung halaman.
Tapi gara-gara itu juga, akhirnya saya berhutang selama setahunan lebih sama Thina. Saking malesnya kemana-mana, pas mudik beberapa tahun kemarin, saya tidak merekomendasikan Cibulan untuk jadi destinasi wisata Kuningan. Hal yang cukup blunder, karena seketika saya langsung ditegur sama Ibu saya.
“Medit amat si jadi Laki. Ngajak istrinya maen ke Cibulan aja engga mau. Ajakin atuh, jangan mentang-mentang…”, kata-kata pedas ibu saya pun menyeruah.
Baiklah, akhirnya saya pun berjanji mengajak Thina di momen pulang kampung edisi berikutnya. Sebuah janji yang akhirnya baru kesampaian di tahun 2023 ini..
Ada sebuah anomali yang terjadi ketika kami tiba. Nampak tak ada banyak aktivitas manusia yang bisa kami temukan, parkiran pun nampak lengang, padahal hari masih siang bolong. Kenapa bisa begitu? Soalnya kami kesini di hari Jum’at, 21 April 2023. Yap, Tepat semalam sebelumnya, pemerintah baru saja mengumumkan bahwa hasil sidang isbat menunjukkan Idul Fitri jatuh pada Sabtu, 22 April 2023. Berhubung di keluarga kami sudah menjadi tradisi untuk mengikuti keputusan Muhammadiyah, maka kami semua sudah melaksanakan Shalat Ied tadi pagi.
Dan inilah mengapa hari ini Cibulan menjadi sangat sepi. Sebagian besar umat islam yang ikut keputusan pemerintah, masih berpuasa hingga hari ini. Mumpung waktu dan kesempatan mendukung, maka inilah waktu yang sangat tepat untuk meng-eksplor Cibulan. Sebelum gelombang manusia akan tiba dalam 1 atau 2 hari lagi.
Lokasi dan Akses
Hanya butuh waktu 5 menit dari rumah saya di Desa Padamenak untuk menuju ke Pemandian Cibulan. Bahkan kalau pengen sekalian olahraga, jalan kaki pun bisa banget. Soalnya Cibulan ini terletak di desa Maniskidul yang notabene berada di kecamatan yang sama, yakni kecamatan Jalaksana. Jaraknya cuma 1 Km saja euy!
Tapi karena kali ini saya datang bersama seluruh keluarga, jadi kita kesininya ya naik mobil aja. Tenang, parkiran disini luas kok. Aksesnya juga mudah, hanya perlu menuju ke Jalan Raya Maniskidul, lalu cari sebuah gerbang besar bertuliskan “Objek Wisata Cibulan”. Dari situ tinggal masuk sekitar 500 meter ke dalam.
Sejarah Pemandian Cibulan
Objek Wisata Cibulan merupakan salah satu objek wisata tertua di Kuningan yang diresmikan pada 27 Agustus 1939 oleh Bupati Kuningan saat itu, yaitu R.A.A. Mohamad Achmad. Di dalam objek wisata ini ada beberapa kolam besar yang dihuni oleh puluhan ikan keramat yang biasa disebut ikan kancra bodas atau ikan dewa.
Ikan ini berwarna abu-abu kehitaman dan ukurannya bervariasi mulai dari 20 cm hingga 1 meter. Ikan ini punya nama latin Tor douronensis dan termasuk ke dalam famili Cyprinidae yang memiliki nama berbeda di daerah lain, seperti ikan semah, ikan garing, ikan wader, ikan silap, dan ikan nyapau. Ikan ini dikeramatkan oleh masyarakat sekitar karena dipercaya sebagai jelmaan prajurit-prajurit Prabu Siliwangi.
Konon, ikan-ikan ini dulunya adalah prajurit-prajurit Prabu Siliwangi yang membangkang dan dikutuk menjadi ikan. Menurut mitos yang beredar, ikan-ikan ini tidak bertambah dan berkurang sejak dulu hingga sekarang. Lalu ikan-ikan disini juga akan menghilang ketika kolam sedang dikuras atau dibersihkan dan muncul kembali ketika proses pengurasan selesai. Satu lagi, siapapun yang berani memasak dan mengkonsumsi ikan ini akan kena sial, atau bahkan bisa meninggal dunia.
Apakah mitos itu benar? Entahlah. Tapi dengan menguat dan mengakarnya mitos tersebut, cukup berpengaruh positif pada terjaganya populasi ikan dewa yang ada.
Meski begitu, di bulan September tahun kemarin pernah terjadi kematian 20 ikan dewa di Cibulan. Kejadian ini cukup bikin heboh, sampai Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kuningan ikut turun tangan. Dari hasil uji laboratorium diketahui bakteri Aeromonas salmonidae dan Edwardsiella ictaluri-lah yang jadi biang keladinya. Pasca kejadian tersebut, pengelola diminta untuk lebih sering menguras kolam demi mengurangi penularan penyakit.
Selain kolam dengan ikan dewa, di Objek Wisata Cibulan juga terdapat Sumur 7 Keramat yang berisi tujuh sumber mata air yang dikeramatkan. Masing-masing mata air memiliki nama dan khasiat yang berbeda-beda, yaitu :
- Sumur Kejayaan: untuk mendapatkan kejayaan dalam karier atau usaha.
- Sumur Keselamatan: untuk mendapatkan perlindungan dari bahaya atau musibah.
- Sumur Pengabulan: untuk mendapatkan terkabulnya doa atau harapan.
- Sumur Kemuliaan: untuk mendapatkan kemuliaan atau kehormatan di mata orang lain.
- Sumur Cisadane: untuk mendapatkan tercapainya cita-cita atau impian.
- Sumur Cirencana: untuk mendapatkan rejeki yang lancar dan berkah.
- Sumur Kemudahan: untuk mendapatkan kemudahan dalam segala urusan.
Untuk mengambil air dari sumur-sumur tersebut, sebenarnya tidak ada ritual khusus yang perlu dilakukan. Namun, pengunjung biasanya diminta untuk membasuh muka dan tangan sesuai urutan sumur, atau mandi di sumur terakhir (Sumur Kemudahan) yang berukuran besar. Di setiap sumur juga disediakan kotak sumbangan untuk pengelolaan situs, yang sebenarnya tidak dipatok. Tapi pas saya kesana sih orang yang jaga bilang “per sumur 10.000”. Udah ada batas minimalnya kali ya sekarang mah, ehehehe
Saya sih ngga begitu minat ke Sumur 7 ya. Bukan takut musyrik, lebih ke karena saya mah emang males aja keluar duitnya 😂
Harga Tiket Masuk & Fasilitas
Siapkan keuangan yang memadai jika ingin berkunjung ke Cibulan. Sama seperti wisata di Jawa Barat pada umumnya, tiket masuk ke sini memang agak tinggi. Terlebih jika hari libur atau hari raya. Silahkan dicek sesuai tabel berikut ya :
Hari | Anak-Anak | Dewasa |
---|---|---|
Weekday | Rp. 18.000,- | Rp. 20.000,- |
Weekend | Rp. 20.000,- | Rp. 22.000,- |
Hari Raya | Rp. 22.000,- | Rp. 25.000,- |
Tarif tiket parkirnya adalah Rp. 3.000,- untuk sepeda motor, Rp. 5.000,- untuk mobil pribadi. Dan Rp. 25.000,- untuk mobil Elf, Travel dan Bis Pariwisata.
Sebagai gambaran, jika kalian berkunjung bersama anak dan istri di hari weekend dengan mengendarai sepeda motor. Maka uang yang perlu disiapkan adalah sebesar Rp. 75.000,-. Ingat,ini belum termasuk biaya tambahan lainnya yang bersifat opsional, seperti sewa ban, sewa tikar, bilas air hangat, makanan dan lainnya.
Meski begitu, dari sisi fasilitas sebenarnya Cibulan bisa dibilang cukup lengkap. Selain dari kolam utama serta sumur 7, kini sudah ada beberapa fasilitas dan kolam tambahan yang sudah disiapkan oleh pengelola. Beda lagi bayarannya, tentu saja.
Berenang, Kasih Makan Ikan, dan Lempar Koin
Siapkan mental dan fisik secara matang jika ingin berenang disini, jangan asal loncat ke air ya. Soalnya Cibulan adalah pemandian dengan mata air yang tidak dicampur dengan kaporit. Sehingga wajar jika suhunya cukup dingin, dan bisa bikin kita menggigil jika asal nyebur tanpa pemanasan terlebih dahulu.
Ada 3 kolam utama disini : kolam 3 yang airnya setinggi paha orang dewasa, kolam 2 yang airnya setinggi bahu orang dewasa. Sementara kolam 1 ditujukan untuk yang sudah mahir berenang, karena tinggi airnya sekitar 3 meter dan dilengkapi fasilitas papan loncat.
Saya beserta Kakak, Ibu dan Ayah memilih untuk berenang di kolam nomor 2 karena berasa ngga cupu-cupu amat, tapi juga aman bagi yang ngga mahir berenang. Berbeda dengan kolam renang pada umumnya, dasar kolam cibulan bukan menggunakan keramik, melainkan tumpukan bebatuan alami yang aman untuk dipijak. Namun harap berhati-hati di area pinggir kolam, karena lapisan semennya agak kasar dan bisa membuat jari-jari kita terluka.
Sementara kami semua ber-kecipak-kecipik ria di dalam air, Thina memutuskan untuk stay di pinggir kolam demi menjaga putri kami yang masih berumur 6 bulan. Meski tidak nyebur, ada juga kegiatan yang bisa dilakukan di pinggir kolam, yakni berfoto dan memberi makan ikan dewa.
Biasanya sih, pedagang di pinggir kolam akan menyediakan pakan berupa ikan wader kecil untuk dilemparkan kepada ikan dewa. Namun, semenjak kasus kematian massal beberapa waktu lalu, kini pakan berbentuk ikan kecil jadi dilarang. Sebagai gantinya, pedagang disini hanya menyediakan kami jagung pipil untuk dilemparkan.
Nah, pas ngasih makan ini nih, biasanya kita bisa ambil kesempatan untuk mengangkat ikan lalu dikecupkan ke pipi untuk jadi ajang dokumentasi. Tapi apa daya, karena hari ini memang cibulan sangat sepi, orang yang biasa jagain pinggir kolam buat foto-foto sepertinya lagi libur juga. Yowes lah, kapan-kapan lagi..
Hal lain yang bisa lakukan dari pinggir kolam, adalah melemparkan uang koin. Lho, Ngapain? Mau minta berkah, gitu? Bukaaan.. bukan buat itu. Biasanya di sekitar kolam suka ada kumpulan anak kecil yang nyamperin untuk minta lempar koin kan ya. nah, ketika nanti kita lempar uang koin ke kolam, mereka semua akan segera melompat dan berebut untuk mengambil koin yang kita lemparkan tersebut. Seru lho..
Cuma ya kita tau diri juga ya. Siapin koinnya yang rada banyak, serta nominal koinnya 500 dan 1.000-an. Jangan dikasih koin 100 sama 200 perak. Ngenes amat itu bocilnya udah gejebur-gejebur cuma dapet duit segitu. Dan satu lagi, lebih baik lemparkan di kolam nomor dua ya, jangan nomor satu. Soalnya kolam satu kan dalem banget, kasian aja gitu anak-anak sekecil itu udah disuruh nyelem dalem banget cuma buat ngejar koinan.
Gelar Tikar dan Seduh Pop Mie
Kalau sudah lelah berenang dan merasa kedinginan, maka momen yang ditunggu-tunggu adalah duduk sejenak di pinggir kolam sembari menyeruput pop mie yang masih hangat. Disclaimer, ini saya ga diendorse pop mie ya, hahaha. Mau minta dibikinin Indomie atau Mie Sedaap juga bisa sih, cuma kebetulan emang yang paling gampang diseduh ya popmie. Jadi dari sejak dulu udah macem tradisi gitu lah.
Harganya? Ya tentu agak mahal dibandingkan dengan nyeduh sendiri. Tapi gapapa, meskipun agak pricy tapi dengan memesan makanan disini, kita juga telah men-support warga lokal. Karena Cibulan adalah sumber pendapatan bagi sebagian besar warga di Maniskidul. Saat ini ada 20 warung permanen di luar kompleks kolam dan 14 pedagang asongan resmi yang diizinkan berjualan di dalam kompleks kolam.
🐟🏊🐟🏊
Alhamdulillah, meskipun harga tiketnya makin kesini makin mahal, tapi saya senang karena setidaknya cagar budaya ini senantiasa asri dan terjaga. Kolam dengan Ikan dewa sebagai daya tarik ini juga senantiasa menjadi percikan rezeki bagi warga kuningan.
Tak terasa, tubuh menggigil dan gigi bergemeletak saya kini sudah stabil kembali. Setelah selesai membilas dan berganti pakaian, saya rasa inilah waktu yang tepat untuk meninggalkan Cibulan dan kembali ke rumah.
Sampai jumpa… Semoga kapan-kapan saya bisa nyebur disini lagi yaa!
Merasa tulisan ini bermanfaat? yuk sawerin duit biar saya bisa beli kopi yang banyak & kebeli rumah KPR.
Depok, 30 April 2023
Ditulis sembari nyeruput teh manis yang ternyata masih panas
Lelaki memang harus sering ngajak istri piknik
Jangan sampai hanya disuruh masak dan beres beres rumah hehe
Tempatnya asek ya
Harga tiketnya juga terjangkau
Ikan mati dikuburkan seperti manusia? Lucu ya. Tapi itulah Indonesia Raya. Kaya budaya dan kearifan okal. Terima kasih telah berbagi informasi, Mas. Selamat jumat berkah.
Iya kak, memang unik tapi begitulah adat dan tradisi, hehehe
Mas, jadi ini berenangnya bareng ikan2 itu yaaa ?? Ga bau amis toh airnya?
Aku tuh ngebayangin gimana cara nguras kolam Segede itu . Mana dalamnya 3 meter. Trus sumber mata airnya ditutup dulu dong berarti yaa.. penasaran ih.
Cuma yg sumur2 itu, aku jujurnya ga tertarik. Takut musyrik beneran :(. Serem ah..
Hahaha aku ngakak baca pas dimarahin ibunya. Kudu diomelin dulu baru termotivasi buat ajak keluarga jalan ke sana ya mas.
Aku penasaran sama ikan dewa ini. Sekilas aku liatnya kayak ikan arwana ya. Kalau arwana harganya mahal banget entah dengan ikan dewa ini.
Soal popmie, ya, abis main air emang paling bener makan yang kuah-kuah sih. Kalau gak ada bakso, mie seduh pun jadi hwhw
Yah gitulah mas, karena saking malesnya, musti disemprot ortu dulu hahaha.
Ikan dewa ini mah ga bakal ketemu dimana-mana mas, emang langka dan gaboleh dipelihara sama sekali sama warga.
baru tahu ada kasus kayak gini, agak horor jadinya ya, btw Ini setiap ada ikan mati berarti kasusnya kayak gitu juga ya di adzanin dikubur pakai kain putih atau cuma pada kasus itu aja digituin?
Kalau tidak salah, kalo ada yg mati ikannya, pasti proses penguburannya kayak gini kak
Wkwkwk maaf daku jadi bayangin ekspresi ibunya pas lagi negur dan pastinya mb Thina yg senyum2 karena akhirnya dibawa jalan2 ke Cibulan.
Itu pernah ada yg iseng nangkap ikannya kah? Apa takut kena tulah?
APakah tempat wisatanya buka setiap hari ? Kelihatan sepi ya, beneran ramai kalau lagi hari Raya. Tapi buat kita2 yang memang ingin menikmati suasana liburan dengan tenang, apalagi bawa keluarga, tempat wisata yang gak terlalu ramai itu malah jadi menyenangkan banget.
Buka setiap hari mnba. Kalau hari raya bukan sih. Sudah pasti macem semut ini isinya..
Berasa ketampol ya Mas dimarain ibuk wkwkwk lah emang laki rata rata cuek sih pasca merit sibuk kerja mulu, tp drp ribut akusii tetep jalan mau sendiri apa sama anak gpp gausah dibikin sedih gaksii wkwkwk. Padahal jalan jalan ya ga harus ketempat mahal, yang jauh yang mewah yang deket murmer kaya Cibulan ini juga dah pasti bahagia apalagi kalau ke kolam renang belum gosong ya belum mentas yak 🙂
Unik sih ada lempar coin segala, lumayan kaliyak buat beli popmie ntar coin yg kekumpul 🙂
Iya ini anak-anaknya awet banget lho dari generasi ke generasi. Waktu saya kecil, itu ada. Sampe sekarang saya udah punya anak, masih ada juga.
Baca ulang cerita ini, dan kemarin ngajakin suami utk main kesana kalo ntr dia ada cuti (•‿•). Udh lama banget ga jalan2 ngajakin anak.
Dan liat kalian gelar tikar sambil makan popmie, kenapa yaaa kalo wisata air begini, memang paling top itu pop mie sih buat makanannya (✷‿✷). Drpd bawa nasi dan lauk pauk kan yaa :p
Beberapa kali main ke wisata yg berhubungan Ama air, kami ga banyak mikir mau pesan apaan, udah pasti pop mie dan anak2′ doyan ( ꈍᴗꈍ)
tempatnya asri banget ya buat liburan bareng keluarga kayaknya seru banget kak, belum pernah ke sini, harga tiketnya lumayan juga ya untuk ukuran di sana, lihat kamar mandinya jadi ingat kamar mandi di Nepal saat mendaki ke Himalaya
Menarik banget ya destinasi wisata Cibulan di Ciamis Jawa Barat ini, harga tiket masuknya cukup ramah di kantong dan bernilai sejarah juga. Menarik nya ada 7 sumur yang semua nya positif, etapi lumayan juga yaa tiap sumur sumbangannya hehehehe..
Kebayang sih nyebur di kolam tanpa ada kaporit, air nya dingin nyecep ke tulang..harus lagi fit biar enjoy merasakan seger nya.
Mitosnya ini lo.. yang bikin makin penasaran pingin tau dan akhirnya main ke Objek Wisata Cibulan. Aku rasanya uda pernah, tapi ko pemandiannya air dingin yaa.. seingetku air hangat. Hehehe, apa beda tempat wisata?
Ingatanku agak samar-samar.
Entertain selama di Cibulan unik-unik.
Kalo ngelemparin koin ke anak-anak ini persis kaya di pelabuhan kalo mau nyebrang. Aku jadi inget betapa tangguhnya anak-anak berada di dalam air dan menyelam demi koin.
MashaAllaa~
Kalau aku jadi Thina mungkin udah kuseret sejak dulu-dulu bang, cuma sekilo ya ampuunn
Aku udah bayangin sedingin apa airnya soalnya di sini juga ada sumber mata air yg jadi destinasi wisata kayak gitu dan dinginnya ampun dehh, aku menyerah bisa bisa asmaku kambuh huhu
Iya nihh aku juga ngga pernah diajak piknik, sedih banget.. tempat wisatanya merakyat yaa tapi seru banyak yang bisa dinikmati dan jadi sumber penghasilan untuk masyarakat sekitar
Ealaaa deket dari rumah kak Fajart oh. Tinggal koprol dong. Eh iya aku pernah denger tuh mitos ikan² di sana itu prajuritnya Prabu Siliwangi. Hehe. Aya² wae
Baru tahu ada yang namanya ikan dewa, mungkin dianggap jelmaan dewa ya *eh sampai-sampai pas mati pun dikubur layaknya manusia.
Kalau sekadar tradisi sih gak masalah tapi kalau larinya ke keyakinan, duh ini yang bahaya karena jatuhnya kan bisa syirik ya.
Tapi di luar itu, baca ulasan di atas bikin saya penasaran untuk berwisata di Cibulan juga. Emang lebih nyamannya itu pergi piknik pas tempat wisatanya itu nggak terlalu ramai.
Anakku pasti suka ke sini. Dia hobi banget sama hal-hal yang berhubungan dengan ikan. Aquarium di rumah aja betah dipelototi, hehe. Sayangnya lokasi jauh huhuhu
Eeeh, emangnya tinggal dimana kak?
Kalo jabodetabek sih, menurutku masih lumayan accesible ya dari mana aja juga.