Jujur ya. Menurut saya, berjualan secara online di tahun 2024 ini tuh sama sekali tidak mudah. Tidak, saya tidak bermaksud mengatakan bahwa penjualan di Indonesia sedang lesu atau tidak bergairah. Karena faktanya, penjualan digital di Indonesia itu senantiasa naik dan bertumbuh dari tahun ke tahun.
Namun, peningkatan tersebut juga dibarengi dengan persaingan yang semakin sengit dan berdarah-darah, serta pola permainan yang terus berubah dari waktu-ke waktu. Strategi berjualan di e-commerce yang kita pakai 5 tahun yang lalu, kini mungkin telah usang dan tak berlaku lagi di masa sekarang.
Problema Jualan Online di Masa Sekarang
Diantara beberapa masalah yang menerpa para pelaku usaha di media digital, menurut saya 3 hal berikut adalah tantangan terberat yang senantiasa harus bisa kita hadapi dan atasi. yaitu :
Algoritma dan Fitur yang Terus Berubah
Seiring waktu berjalan, platform e-commerce akan terus memaksa kita mengikuti algoritma mereka. Sembari di saat bersamaan, mereka juga akan terus menambahkan fitur-fitur baru, yang seringkali harus secepatnya kita adaptasi juga.
Contoh paling sederhana deh ya. Dulu kalau mau jualan, tinggal upload foto dan deskripsi aja. Sekarang? Kalau mau ngangkat, mesti lah kita tambahkan deskripsi berbentuk video. Mesti lah kita tambahkan iklan dan biaya per klik. Dan biar makin joss, mesti lah kita live di depan kamera sembari menyapa para pembeli.
Gimana kalau misalkan kita ga bisa beradaptasi dengan cepat dengan semua perubahan tersebut? Yaa siap-siap aja. Kemungkinan ya penjualan kita bakal drop alias lesu.
Persentasi Komisi di E-commerce yang Kian Besar
Nah ini salah satu yang perlu di-highlight si. Biaya komisi penjualan di e-commerce tuh senantiasa terus naik dari tahun ke tahun. Saya ga nyebut brand-nya apa ya, tapi yang pasti rata-rata komisi sudah menyentuh angka 5 hingga 10% per transaksi. Dan ini tentunya angka persentase yang lumayan lho ya.
Anggap lah omset digital kalian berada di angka 100 juta per bulan. Maka biaya komisi e-commerce yang akan kalian keluarkan, berkisar di Rp. 5.000.000,- hingga Rp. 10.000.000,-. Gimana, luar biasa bukan?
Secara natural, harusnya demi menyiasati kondisi tersebut penjual akan menaikkan harga demi menutup biaya komisi. Tapi faktanya, sampai sekarang masih banyak saja yang terus adu banting-bantingan harga.
Tau ga kenapa? Soalnya…
Para Pemain Raksasa Ikut Turun Gunung
Makin kesini, makin banyak distributor yang potong kompas serta para penjual bermodal raksasa yang ikut meramaikan persaingan di e-commerce. Bagi para pengusaha level UMKM (seperti saya), kondisi seperti ini tentu sangat menantang.
Bayangkan saja, Dengan sokongan dana yang melimpah, mereka bisa menjual dengan harga yang jauh lebih murah. Mereka bisa menjaga stock barang dalam jumlah yang banyak. Dan mereka juga bisa melakukan promosi dengan lebih masif.
Jika melihat berbagai problema pelik yang saya jelaskan diatas, maka patutlah kita semua menanyakan sebuah pertanyaan yang besar.
Masih adakah kesempatan bagi para pengusaha UMKM seperti kita, untuk bisa eksis dan bersaing di media digital?
Jika pertanyaan tersebut ditujukan kepada saya, maka saya akan jawab dengan anggukan yang penuh semangat. Ya, tentu masih ada harapan. Kenapa? Karena selama api semangat membara, maka aral rintangan pun takkan jadi alasan. Asalkan kita mau tekun dan kreatif, maka jalannya pastilah terbuka.
Sejatinya diluar sana ada banyak sekali strategi baru serta terobosan menarik yang bisa kita coba. Salah satunya adalah yang akan saya jelaskan dalam tulisan ini.
Ketimbang menghabiskan tenaga dan waktu dalam persaingan e-commerce yang berdarah-darah, sebenarnya ada strategi menarik yang patut untuk dieksekusi. Namun yang jadi anomali, entah mengapa masih sedikit sekali UMKM yang tertarik untuk mencoba strategi berikut ini.
Strategi tersebut adalah, Membuat situs e-commerce kita sendiri!
Yap, buat apa capek saingan kalau kamu bisa membuat ‘medan perang’-mu sendiri. Dan andai kita berhasil untuk membuat situs e-commerce kita sendiri, itu artinya kita telah berhasil meningkatkan level usaha kita.
Sebab, ada banyak sekali benefit dari punya situs e-commerce sendiri. Seperti :
- Meningkatkan Kepercayaan. UMKM yang punya situs sendiri akan lebih meyakinkan sehingga mudah mendapatkan kepercayaan pelanggan.
- Biaya yang lebih rendah – Iya, lebih rendah ketimbang total potongan komisi per transaksi yang harus kita bayarkan tiap bulannya.
- Minim distraksi – Pengunjung yang datang tentu hanya akan melihat produk kita, tanpa ada satu pun kompetitor.
- Dan yang paling penting : Bebas saingan harga – Karena satu website kan isinya produk kita semua.
Bikin situs e-commerce sendiri, Why Not?
Ada banyak sekali mitos-mitos tidak benar yang beredar tentang membangun sebuah website. Katanya, bikin website itu mesti siapin budget yang gede banget. Padahal, aslinya ga sebesar yang kamu bayangkan.
Katanya, bikin website itu harus jago coding dan programming. Padahal, orang yang buta pemrograman macem saya aja bisa kok.
Katanya, bikin website itu ga bakal ngaruh banyak ke penjualan. Padahal, aslinya kalau berhasil tuh bisa pengaruh banget lho.
Biar kamu ga bingung mau mulai dari mana, maka silahkan baca terus sampai tuntas ya. Saya akan tuliskan garis besar prosesnya step by step dengan penjelasan yang detail dan mudah untuk kamu paha. Mangkanya jangan ada yang di-skip yak!
Step 1 : Beli Domain dan Hosting
Ini adalah step yang paling awal, juga yang paling penting dalam membuat sebuah situs e-commerce. Buat kamu yang belum paham, mari kita jelaskan dulu definisi dari domain dan juga hosting ya.
Domain, itu adalah alamat unik yang nantinya digunakan untuk mengakses situs kita. Untuk situs komersil, biasanya menggunakan domain .com. Tapi kalau mau terlihat lebih professional lagi, kamu bisa pakai domain .id. Cinta Indonesia dongs!
Hosting, adalah layanan penyimpanan yang menyediakan ruang di server untuk menampung semua file dan data dari situs kita.
Kedua item ini tuh penting banget, dan ga boleh asal-asalan ketika membelinya. Salah pilih domain, nantinya situs kamu susah buat diketik dan terkesan murahan. Sementara kalau salah pilih hosting, yang ada nantinya website kita jadi lemot, berat, dan sering down. Kalau sampe terjadi yang macem begitu, calon pelanggan pun bisa kabur dan pindah ke lain hati. Heuheu
Beberapa rekomendasi hosting sebenernya bisa kalian survey sendiri. Silahkan sesuaikan performa dan kapasitas hosting dengan budget kalian masing-masing. Saran saya, di awal-awal mending ambil paket hosting yang murah aja dulu. Toh, traffic web juga pasti masih sepi kan.
Nah, nanti kalau seiring berjalan waktu hosting yang kita gunakan mulai berasa ngos-ngosan buat handle traffic yang meninggi, itu pertanda waktunya kita upgrade ke layanan atau paket yang lebih tinggi. Jadi dari sisi cost, itu ga langsung berat di awal. Melainkan bisa kita atur agar sesuai dengan kebutuhan.
FYI, untuk blog ini saya pakai jasa hosting di Rumahweb
Sementara kalau untuk website Dagingnesia, itu saya pake jasa Niagahoster.
Kalau kalian biasanya pakai jasa hosting apa?
Step 2 : Install WordPress dan Pasang Template
JIka domain dan hosting sudah aktif dan siap digunakan, langkah selanjutnya kita harus meng-install CMS alias Content Management System. Baru pernah denger?
Jadi CMS itu adalah perangkat lunak yang memungkinkan kita untuk membuat, mengelola, dan mempublikasikan konten web dengan mudah tanpa perlu ilmu pemrograman yang mendalam. Jadi biar kata ilmu programming kita nol, tapi tampilan situs kita tetep bisa rapi dan terlihat professional.
Diantara beberapa CMS yang populer adalah Joomla, Drupal dan WordPress. Tapi yang saya sebut terakhir, itu yang paling direkomendasikan sih. Soalnya memang lebih populer dan lebih banyak support-nya.
Cara install-nya gimana? Gampang banget. Tinggal masuk ke dashboard hosting kamu, lalu masuk ke dalam cPanel. Kalo sudah masuk ke cPanel, kamu tinggal cari opsi menu Softaculous dan lanjut proses instalasinya. Gampang bener dah, udah kayak install aplikasi di laptop.
Kalau sudah, coba aja akses situsmu. Jika berhasil terbuka, artinya instalasi wordpress sudah berhasil.
Eits, jangan senang dulu. Meski situsmu sudah berhasil aktif, tapi tampilannya masih kosongan dan standar-standar saja. Jadi wajib banget untuk pasang template supaya tampilannya bisa lebih menarik lagi.
Kalau mau bikin situs e-commerce, usahakan cari template yang sudah didesain khusus agar support dengan plugin bernama woocommerce. Yap, dengan plugin inilah nantinya kamu bisa menambahkan produk dan memungkinkan pembeli untuk checkout barang dari situs kamu.
Kalau kamu punya budget lebih, saya rekomendasikan untuk membeli template premium saja di situs penyedia template berbayar seperti Themeforest. Tapi kalau budget belum banyak, kamu bisa banget kok pasang template gratisan.
Gausah buru-buru. Bertahap saja, nanti kalau sekiranya traffic mulai ramai dan terus bertambah, kita bisa upgrade tampilan website kita agar lebih baik lagi.
Nih, cek link disini aja ya cek 10 template woocommerce gratis.
Step 3 : Rapihkan Tampilan dan Unggah Semua Produk
Template sudah berhasil terpasang? Maka langkah selanjutnya, kamu perlu rapihkan tampilan situs kamu secara bertahap. Mulai saya mulai dari halaman utama, halaman profil, halaman produk, halaman contact us.
Untuk proses mengubah tampilan ini mungkin akan terasa membingungkan, tapi sejatinya tidak sulit. Karena kita tak perlu menggunakan bahasa coding apapun sama sekali. Cukup dengan menggunakan Page Builder yang telah disediakan.
Untuk template yang berbayar, itu biasanya secara default akan menggunakan Page Builder bernama Elementor. Sementara kalau yang gratisan, itu biasanya pakai Page Builder bawaan WordPress yang bernama Gutenberg. Dua-duanya bagus dan powerful kok.
Jika tampilan situs sudah mulai rapi, kamu perlu masuk ke plugin Woocommerce, lalu mulai unggah produk jualanmu satu per satu. Nantinya halaman produk ini akan bisa langsung diakses oleh pembeli selayaknya situs-situs e-commerce pada umumnya. Cuma ya.. belum bisa dibeli.
Kenapa? Karena kita perlu optimasi di step berikutnya. Yaitu…
Step 4 : Pasang Plugin Ongkos Kirim
Agar kita bisa menghitung biaya ongkos kirim dari lokasi toko kita ke alamat pelanggan secara otomatis, maka kita perlu meng-install plugin ongkos kirim.
Plugin ongkos kirim ini biasanya sudah terintegrasi dengan data semua jasa ekspedisi secara real-time seperti JNE, J&T, TIKI, POS, Sicepat dan lain sebagainya. Sehingga kita ga perlu lagi memasukkan hitungan ongkos kirim secara manual satu per satu. Pokoknya tinggal install, optimasi sedikit, dan beres. Sesimpel itu.
Diantara beberapa plugin ongkos kirim, yang cukup populer diantaranya adalah Raja Ongkir, Epeken, Indoongkir dan masih banyak lagi.
Silahkan klik link berikut untuk info 9+ plugin ongkos kirim gratis buat toko online kamu.
Step 5 : Pasang Payment Gateway
Secara default, Woocommerce menyediakan metode pembayaran Transfer Bank Manual. Namun jujur saja, metode Transfer Bank ini tidaklah praktis, karena pelanggan harus konfirmasi pembayaran secara manual setelah melakukan pembayaran. Selain metode ini sudah usang, juga tentu tidak meyakinkan di mata pelanggan yang akan checkout.
Nah, supaya nantinya situs kamu bisa menerima berbagai metode pembayaran dengan sistem otomatis, maka kamu perlu menggunakan layanan Payment Gateway.
Dengan payment gayeway ini, nantinya kamu bisa menerima pembayaran dari berbagai layanan populer seperti transfer dari berbagai bank, kartu kredit, dompet digital seperti OVO, Gopay, Dana, hingga Minimarket seperti Alfamart dan Indomaret.
Payment Gateway juga biasanya sudah menggunakan teknologi keamanan yang canggih seperti enkripsi data dan autentikasi multi-faktor sehingga setiap transaksi yang terjadi di situs kita dapat dipastikan aman sepenuhnya.
Kekurangan payment gateway ini cuma satu, yakni adanya biaya layanan untuk setiap transaksi yang dilakukan menggunakan sistem payment gateway tersebut. Besaran biaya tergantung metode pembayaran yang digunakan, biasanya sekitar Rp. 3.000 hingga Rp. 4.000 per transaksi.
Namun yang perlu digaris bawahi, kamu punya fleksibilitas untuk mengatur siapa yang akan menanggung biaya tersebut. Dengan kata lain, biaya tersebut bisa ditanggung oleh kita, atau bisa juga dibebankan kepada pelanggan.
Mau prefer yang mana? Well, It’s all yours.
Beberapa layanan payment gateway yang cukup populer di Indonesia diantaranya adalah Doku, Midtrans, Duitku, Xendit, dan masih banyak lagi.
Kamu bisa cek daftar lengkapnya melalui link berikut ya.
Note : Usahakan agar seluruh produk dan step by step untuk checkout produk sudah rapi ya. Karena biasanya pihak payment gateway akan memeriksa website terlebih dahulu saat memverifikasi pendaftaran kita.
Step 7 : Optimalisasikan SEO
Jika seluruh step diatas sudah berhasil kamu lakukan. Selamat, situs kamu sudah berhasil mengudara dan bisa diakses oleh orang-orang. Tapi supaya hasil akhirnya bisa lebih baik lagi, kita perlu meng-optimasi situs kita supaya bisa muncul di pencarian search engine seperti Google dan Bing. Proses optimasi ini biasa disebut dengan SEO atau Search Engine Optimization.
Tujuan utama dari SEO, adalah untuk mendapatkan lebih banyak kunjungan / trafik organik ke website, yang tentunya bisa didapatkan apabila website mendapatkan posisi tinggi hasil pencarian search engine.
Sebenarnya ada beberapa macam jenis SEO. Tapi dari semuanya, ada 3 jenis SEO yang paling penting dan perlu dioptimalkan untuk meningkatkan ranking websitemu. Yaitu…
- Technical SEO. Tidak ada hubungannya dengan konten, namun berkaitan dengan elemen non-konten dari situs kita. Seperti kecepatan akses, mobile friendly, keamanan dan masih banyak lagi. Tujuan utama dari teknik SEO ini adalah untuk meningkatkan keterbacaan dan memudahkan crawler dari search engine dalam memahami situs kita. Sehingga pada akhirnya search engine akan menandai situs kita sebagai situs yang berkualitas.
- On-site SEO, adalah SEO yang berkaitan dengan konten di website. Mencakup strategi untuk mengoptimalkan halaman konten yang berada dalam situs kita. Oleh karena itu, beberapa orang juga menyebut teknik ini sebagai SEO Konten. Beberapa conton dari On-site SEO adalah riset kata kunci, optimasi kata kunci, optimasi konten, dan internal linking.
- Off-site SEO, adalah tindakan yang dilakukan di luar website (di luar on-site SEO) untuk mempengaruhi peringkat website dalam hasil search engine. Beberapa contoh off-site SEO diantaranya adalah membangun backlink, mendorong pencarian, dan meningkatkan engagement dan share di media sosial.
Tentunya penjabaran mengenai SEO ini sangatlah panjang, karena mencakup berbagai teknik dan strategi yang cukup luas dan mendetail. Jika kamu tertarik untuk mempelajari Basic SEO, kamu bisa klik link berikut ini ya.
Pesan Penutup
Persaingan dalam berjualan online memang kian sengit dari tahun ke tahun. Berbagai tantangan pun akan terus hadir dan menghampiri para pelaku usaha seperti kita. Namun dengan strategi yang tepat dan eksekusi yang baik, para pengusaha UMKM sebenarnya tak perlu khawatir karena sejatinya potensi pasar di Indonesia masihlah sangat terbuka lebar.
Saya harap, tulisan ini bisa jadi inspirasi dan referensi bagi para pengusaha kelas menengah kebawah agar mau mencoba strategi baru yang berbeda, yang pada akhirnya memungkinkan bisnis kita naik kelas tanpa harus bersaing secara sengit dan berdarah-darah dengan pemain kelas kakap yang kini sudah mulai turun gunung.
Yang penting, tetap semangat ya gaesss!
Bekasi, 20 Juni 2024
Ditulis ulang setelah menyadari bahwa lomba yang saya ikuti tuh deadline-nya tahun kemaren. Alias sia-sia lah kite begadang 🙁
bagus mas tulisannya
meski lombanya udah kelar tapi
detil banget penjabarannya
cuman saya sih karena orangnya males,
misal mau jualan mungkin nebeng
toko oren sama toko ijo aja mas
udah optimal tinggal nampilin barang yang dijual
kalau buat sendiri dari awal website dan perintilannya sih
kalau saya pasti males banget
ngepost konten di blog aja masih males apalagi itu hehe
Memang kurva belajarnya tinggi banget mas, jadi yaa wajar kalau orang-orang pun pada males.
Tapi kalo udah berjalan, pasti ga seribet yang dibayangin kok. Malah jadi nambah skill baru.
Ide bagus sih membuat situs e-commerce sendiri karena kita memiliki kewenangan untuk menentukan apa yang ada di dalamnya. Dan tentunya lebih irit dan juga berfaedah.
Terima kasih berbagi info yang lengkap
cukup menarik ada websiite ecommerce sendiri…
dan ia sangat penting kepada peniaga online
Terima kasih sudah berkunjung ya mas..
Menarik banget, terkait membuat e-commerce sendiri. Pernah aku lakuin pas tahun 2022, sehingga domain blog ku saat ini masih pake nama usaha .
Efektif banget sih punya website sendiri khusus berjualan, bener gak seribet yang dibayangin asal mau belajar dan banyakin nonton tutorial. Intinya persaingan bisnis jaman now kian sengit, mesti pinter-pinter ambil peluang dan maksimalin trend yang berkembang. Btw kalau ini tulisan jadi ikutan lomba, yakin bakalan menang karena sangat detail, informatif dan mudah dipahami. Sayang seribu sayang salah liat deadline ya, gapapa, akan ada banyak kompetisi lainnya. Tetap semangat.
Semoga Usaha via e-commerce pribadinya makin maju berkembang dan laris manis ya, bisa buka lowongan kerja bagi para tetangga atau orang-orang, itu keren banget lho.
Ehh kuudu wordpress ya mas? Hostingnya berat (di dompet) euy.
Hebat Mas bikin situs e-commerce sendiri. Aku belum bisa nih. Pengen belajar jadinya.
ini sie komplit banget penjabarannya mesti banget baca yg jualan online biar gak banyak potongan hehe…
tapi aku belum begitu paham dengan wp pakainya masih blogger mungkin next klo dh yakin buat jualan online bisa nie bikin web di wp..aku dl juga sempet jualan onlen dan emang msh nebeng di orange dan ijo tapi bener banget mass persaingannya sekaranga amat sangat ketat hehehe
waaah ini sangat memungkinkan sebenarnya yah. Bikin website e-commerce sendiri mungkin terdengar rumit, tapi sebenarnya tidak sesulit itu. selain WP Ada banyak platform e-commerce yang mudah digunakan, seperti Shopify, WooCommerce, dan Wix.
Tinggal kita belajar kembali dan lebih fokus untuk membangun web nya
Astaga, tulisan di bagian akhir sangat membagongkan. Tapi meskipun lombanya sudah berlalu, tulisan kakak bagus dan lengkap. Keren lah pokoknya! Semangat selalu.
Mas fajar kereeeen tulisannya. Lengkaaap dan aku yg gaptek juga bisa paham .
Aku JD tahu loh kalo fee market place setinggi itu. Dan algoritma nya juga makin menantang.
Naaah dan aku paham skr, kenapa ada beberapa brand yg tidak mau jualan di market place tp LBH suka buka website sendiri. Beberapa brand hijab langganan ku ada yg begitu.
Tapi ada juga brand hijab fav yg jualan di market place juga punya website. Cuma websitenya ampuuuun super lemot. Sebel aku. Dan ujung2nya aku beli lagi di market place.
Sementara hijab kesayangan satu lagi , hanya jualan di website, tapiiiii pilihan payment nya dikiiit hahahahahaha. Kayaknya dia hrs belajar dan baca ini
Aku pernah bantu handle toko online seperti ini, effort nya memang besar tapi ketika sudah terbangun dengan baik maka pembeli cenderung mengingat dan mencari produk di web kita daripada ke marketplace..
Begitulah,
Selalu ada tantangan untuk setiap waktunya, termasuk dalam bisnis.
Semua punya resikonya.
Yang paling challenge seh menurutku yang poit 7- optimalis SEO
karena urusan Internet atau dunia E-Commerce perubahan akan semakin cepat seiring kebutuhan masyarakat semakin dinamis.
sekarang… suka atau tidak mereka yang terlibat dedngan bisnes harus mengambil tahu tentang teknologi… siapa lambat akan ketinggalan…
Super lengkap pake bangeet..mirip” langkah” pembuatan blog juga ya.. ..emang persaingan makin ketat, teknologi juga makin canggih, harus pinter-pinter macem cara di lakukan”bikin video, kayak tiktok live lah apalah..saya emang gak paham karena gak jualan….moga usaha jualan ya tambah lancar ya mas.
Ga sia-sia kok mas fajar. Tulisannya bagus dan sangat informatif. Ini seriusan…hhehehee
E-commerce sudah banyak mengalami perubahan. informasi baru selalu diupdate dan disesuaikan dengan kebutuhan. Beberapa yang lainnya membuat website sendiri untuk e-commerce-nya. Pakai website memang bagus dan terlihat profesional, tapi dibutuhkan konsisten untuk mengurus website agar tidak terlantar.
Merawat website itu bukan perkara mudah. Dibutuhkan konsistensi dan ketelitian. Tidak boleh sesuka hati dalam mengurus website.