Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga
Sepenggal lirik lagu Keluarga Cemara dari Novia Kolopaking barusan sepertinya lebih dari cukup untuk menggambarkan apa saja pencerahan yang saya dapatkan dalam episode Jelajah Olshop kali ini. Ya, dalam episode kali ini ini saya mendapatkan cukup banyak nasihat mengenai karir dan keluarga dari salah satu Seller panutan saya di Harapan Jaya, sekitar empat kilometer dari Mall Summarecon Bekasi.
Adalah rumah dari Mba Eka, owner dari Qirani & Rabbani Shop yang menjadi destinasi silaturahmi saya di minggu sore yang damai ini. Adapun kali ini saya tidak datang sendirian, melainkan ditemani oleh my beloved partners, Thina, yang setia mendampingi saya dalam beberapa trip terakhir *etjiee.
Sempat salah jalan, kami berdua terjebak di persimpangan kereta Stasiun Bekasi hingga lebih dari 10 menit. Jalanan juga cukup macet karena banyaknya orang-orang yang baru pulang dari acara reuni 212 di monas tadi pagi. Beberapa kilometer kemudian, sayup sayup saya melihat Masjid berwarna cokelat di salah satu sudut jalan.
“Laah? Masjid Al-Azhar Summarecon? Tau gitu ngapain tadi kita macet-macetan lewat Stasiun… Tinggal lurus aja lewat Summarecon”, teriak Saya saat menyadari kebodohan saya yang malah milih jalur macet. Thina cuma bisa mesem kecut. Lima menit kemudian, akhirnya kami pun tiba di depan rumah Mba Eka. Langsung saja kami disambut dengan jabat tangan hangat, dan disuguhi sejumlah makanan serta minuman ringan. Saya dan Thina pun memulai obrolan, sambil sesekali nyeruput teh botol yang disajikan selagi masih dingin.
Sesekali mata saya mencuri pandang ke rak-rak berukuran besar di dalam sini. Nampak ada banyak sekali produk celana cargo yang tersusun rapi, juga produk-produk lain seperti teh dan beberapa produk lainnya. Celana cargo yang dijual oleh Mba Eka ini merupakan produk lokal, yang diproduksi oleh salah satu saudara Mba Eka sendiri. Bagi beliau, menjual produk UKM Indonesia merupakan suatu passion dan kebanggaan tersendiri.
Menjalani profesi seller online juga membawa berkah yang luar biasa, karena ia kini bisa lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga. Kedua anak Mba Eka, Aisyah dan Arfa masih berusia belia, sehingga tentu membutuhkan perhatian dan kasih sayang yang intens dari seorang Ibu. Untunglah, profesi seller online memberinya fleksibilitas untuk melaksanakan itu semua.
“Mba juga ga kebayang jar bahwa bakalan seperti ini. Dari dulu mba emang udah punya mimpi pengen kerja di rumah, sambil ngurusin anak, suami dan orang tua. Ga nyangka kalo ternyata ya ini jawabannya, jadi seller online”. Cerita Mba Eka dengan nada serius. Tentu saja, semua ini tidak terjadi semudah membalikkan telapak tangan. Ada sebuah proses panjang yang dilalui, naik turun, hujan badai, asam manis kehidupan sudah banyak sekali dialami oleh Mba Eka.
Empat tahun yang lalu, Mba Eka adalah seorang wanita karir, yang bekerja di salah satu perusahaan audit di Jakarta. Sebagai pekerja kerah putih, sebagian besar waktu dan konsentrasinya pun tercurahkan untuk perusahaan ia bekerja. Apalagi, posisi jabatan yang diembannya pun cukup strategis, dan berhubungan langsung dengan sejumlah bos besar. Tak jarang, Mba Eka pun harus sampai pulang malam kalau sudah ada agenda tertentu. Keesokan harinya dari pagi buta ia harus siap-siap untuk berangkat kerja lagi.
Rutinitas yang melelahkan ini akhirnya membawa Mba Eka kepada sebuah titik jenuh. Bayangkan saja, berangkat kerja macet, pulang kerja juga macet. Begitu sampai ke rumah tubuh pasti rasanya sangat lelah, dan sulit untuk menahan emosi diri tatkala ada sedikit masalah dengan anak-anak. Mba Eka pun mulai khawatir, takut ia tidak bisa memberikan sikap positif untuk kedua anaknya.
Aisyah juga seringkali merengek dan menangis sejadi-jadinya tatkala ia harus berangkat kerja di pagi hari. Wajar lah, namanya juga anak kecil, pasti sangat membutuhkan kasih sayang dari orang tua. Terlebih lagi di zaman milenial seperti ini, pergaulan dan pengaruh buruk dari lingkungan pun cukup menyeramkan. Kalau orang tua tidak piawai dalam mengawasi, bisa-bisa anak-anak jadi sasaran paparan pengaruh negatif.
Atas dasar itulah, dengan segala rasa nekad dan kepasrahan, akhirnya Mba Eka memutuskan untuk resign dari tempat kerjanya. Bagi Mba Eka mencari rezeki memang penting, tapi mengurus keluarga tentu saja jauh lebih penting. Lagipula, Gusti Allah tidak pernah tidur. Pastilah rezeki bagi setiap insan sudah diatur oleh-Nya.
Dari sinilah petualangan dan ujian hidup Mba Eka dimulai. Sempat mencoba menjadi agen asuransi, nyatanya tidak memberikan fleksibilitas seperti yang dibayangkan. Ia tetap harus keluar untuk menghubungi client, dan tentu saja membuatnya merogoh kocek untuk biaya meetup bersama client tersebut. Itupun belum deal lho, malahan setelah beberapa meetup tak satupun yang sukses menjadi client. Duh, sabar yo mba’e..
Mba Eka juga sempat mencoba berjualan celana jeans ke tetangga-tetangganya dengan sistem pembayaran kredit. Lagi-lagi pil pahit yang harus diterimanya. Karena setelah barang ludes, uangnya malah ngga ngumpul. Alias para tetangganya ini susah banget ketika ditagih. Yahh.. Tipikal orang Indonesia lah ya, ditagih malah galakan dia.
Badai ujian pun terus menghujam Mba Eka. Pernah ikut investasi ke salah satu saudaranya, eh duitnya malah ngga jelas kemana. “Ya gitulah sifatku jar, kalau sudah percaya sama orang tuh suka terlalu gampang apa-apanya”. tutur Mba Eka. Untungnya Sang Suami senantiasa hadir untuk memberinya dukungan, dan menjadi rem tatkala ada keputusan Mba Eka dirasa kurang tepat. So sweet ya 🙂
Tentu saja, Gusti Allah tidak akan pernah menguji hambanya melebihi dari batas kemampuannya. Perlahan tapi pasti, Mba Eka mulai mendapatkan jalan rezekinya. Berawal dari perkenalannya dengan salah satu Komunitas Seller Online, membuatnya belajar banyak tentang tips & trick berjualan di media online. Masalah judul produknya lah, foto produknya lah, deskripsinya, semuanya… Dan Mba Eka pun semakin semangat untuk belajar.
Ibarat berteman dengan penjual parfum bisa membuat kita ikutan harum, Mba Eka pun mulai kecipratan orderan seiring ia sering bergaul dengan teman-teman seller online. Omset pun mulai merangkak naik sedikit demi sedikit, hingga akhirnya bisa bersaing dengan angka gajinya dikala masih bekerja dulu. Satu doa pun telah terkabulkan : Kerja di rumah, dapet uang, keluarga terurus. Mantap betul..
“Aku juga sadar sih, aku masih belom jadi apa-apa jar. Masih banyak teman-teman yang lebih sukses, lebih ramai orderannya. Penghasilanku juga kadang masih bisa belum melampaui gajiku sewaktu kerja dulu. Tapi aku sih liat positifnya. Sekarang sambil di rumah, masih bisa memberikan banyak waktu bagi anak-anakku jar”.
Duh, Mba Eka.. sungguh pencerahan macam apa yang saya terima kali ini. Luar biasa dan menusuk-nusuk ke dalam qalbu, *ciaelah. Lagi-lagi harus saya tarik kesimpulan di penghujung artikel ini, bahwa rezeki itu penting, dan harus dicari dengan segala usaha. Tapi jangan lupa, bahwa berbagi waktu bersama keluarga itu tidak kalah pentingnya. Karena harta yang paling berharga adalah keluarga 🙂
By the way, buat kalian yang penasaran apa makna nama dari Qirani & Rabbani Shop. Itu diambil dari nama kedua anak Mba Eka yaa. Kalo kata Mba Eka sih, itu sebagai bentuk doa supaya suatu saat nanti kedua anaknya bisa melanjutkan usaha ini di masa mendatang. 🙂
Okeh, terima kasih yaa Mba Eka & keluarga untuk pencerahannya hari ini. Semoga lain waktu saya bisa kembali bersilaturahmi dan bertukar cerita lagi. Untuk saat ini, karena mentari senja sudah tenggelam di ufuk barat, tulisan pun saya sudahi sampai disini dulu..
See you on the next article !
Qirani & Rabbani Shop
Tokopedia.com/qiranirabbani
Shopee.co.id/bigsize.store
Bekasi, 05 Desember 2018
Ditulis sambil menyeruput air galon yang terasa asam
Perlahan dengan niat kuat, demi keluarga, niscaya pemasukannya atau penghasilannya bisa melebihi waktu masih kerja kantoran dulu. Lagipula u/ apa gaji banyak tapi suntuk; pengeluaran transportasi dllnya juga perlu dipikirkan, dan lain sebagainya. Salut sama Mbak Eka yang kemudian memutuskan berhenti bekerja dan terakhir jualan online. Ini inspirasi bagi banyak orang muda Indonesia yang masih berharap (hanya alias the one and only) jadi PNS
Benar sekali kak Tuteh, tak ada maknanya kalau kita punya gaji besar.. tapi sama keluarga malah ada jarak, hehehe.
Untuk Pemerintah pun sepertinya sudah semakin mengajak kita semua untuk stop bermimpi jadi PNS dan mulai usaha sendiri 😀
Gubernur NTT kami yang sekarang, Bapak Viktor, bahkan dalam orasi ilmiahnya berharap tahun-tahun berikutnya tidak ada yang lamar jadi PNS wkwkwkw beliau mendorong mahasiswa untuk berwirausaha. Selain itu, Bapak Viktor juga melarang masyarakat NTT menjadi TKI (di luar negeri); mengabdi pada daerah sendiri saja 😀
Setialp merintis usaha, pastinya pernah merasakan getirnya dalam berusaha. Pengalaman awal inilah yang terasa gimana gitu. Tapi ya seperti itulah proses belajar mandiri. Saya jadi ingin lebih kenal nih, siapa tahu saya bisa menjadi mitranya. Dropseller gitulah.
Tentu om. Pasti ada asam manisnya tatkala ingin jadi insan yang maju.
Boleh ikut nanti om kalo ada acara-acara lagi yaa
wah hebat sekali ya. namanya juga memulai usaha dari 0 itu gak gampang.
percaya deh usaha keras itu pasti akan membuahkan hasil.
Iya kak Daruma, semakin banyak aku berkunjung.. semakin banyak pencerahan yang kudapatkan hehehe 🙂
Ceritanya menginspirasi sekali, pengen juga balik dr wirausaha keluar dari zona nyaman sy yg skrg
Ayo Ayo Semangat kak Yanie!
Ceritanya menginspirasi sekali, pengen juga balik jd wirausaha keluar dari zona nyaman sy yg skrg
Ayo Ayo Semangat kak Yanie!