Tips Membuat Itinerarity Perjalanan Ala Fajarwalker

Tips Membuat Itinerarity Perjalanan Ala Fajarwalker

Ulleleiihuuu… Rasanya saya ingin menulis posting ini sembari jungkir balik dan berguling-guling ria di sudut springbed. Bagaimana tidak, bagi saya minggu pertama di bulan Juni ini adalah kompilasi momen paling shining, shimmering splendid dalam perjalanan hidup saya.

Pertama, pesta pernikahan yang sudah direncanakan sejak dua tahun terakhir akhirnya terlaksana dengan lancar tanpa kendala. Saya dan Thina kini resmi menjadi sepasang kekasih sepanjang hayat. Dan Alhamdulillah, acara resepsi pernikahan kami mendapat respon positif dari beberapa tamu yang datang. Buat saya rasanya ibarat sehabis nahan pipis sekian jam hingga akhirnya ketemu toilet umum. Plooooong bener deh rasanya. uhuy.

Pose menunjuk langit, diganti jadi pose silau

Dan yang kedua, dalam rangka menikmati honeymoon. Maka untuk pertama kalinya dalam sejarah hidup, saya mengambil cuti kantor hingga seminggu lamanya. Sebuah momen yang sangat langka karena seumur hidup saya hampir-hampir tidak pernah meninggalkan kerjaan kantor selain sakit dan keperluan keluarga. Meski begitu, pada kenyataannya waktu berlibur kami tidak benar-benar panjang karena tiga dari tujuh hari yang tersedia harus kami alokasikan untuk sejumlah acara lanjutan di kampung saya di Kuningan, Jawa Barat.

Waktu yang libur tersisa tentu harus kami manfaatkan dengan semaksimal mungkin, karena baik saya dan Thina  sudah menghabiskan titik cuti penghabisan demi momen honeymoon ini. Jadi, singkat cerita setelah berdiskusi dan memutuskan untuk menjadikan Yogyakarta sebagai destinasi, saya pun menghabiskan waktu hampir setengah hari untuk menyusun itinerarity perjalanan. Bagi saya, momen libur ini sangat langka, jadi sesampainya disana saya tidak ingin banyak waktu terbuang karena planga-plongo dan bingung mau melangkahkan kaki kemana.

Daaan, Alhamdulillah. Itinerarity yang saya siapkan susah payah ternyata menghasilkan pengaruh yang positif. Setidaknya dalam waktu efektif hanya tiga hari (karena dipotong durasi perjalanan Jakarta-Yogyakarta), kami berdua berhasil mengujungi hampir semua tempat yang kami idamkan. Mulai dari kabut pagi di daerah Gunungkidul, hingga matahari terbenam di penghujung Bantul. Wisata di Pinggiran Kota Yogyakarta hingga kulineran di pusat kotanya. Everything goes on plan hingga Thina pun mengakui bahwa trip kali ini benar-benar “padat” dan menyenangkan.

Saya ingat betul, Thina cerita bahwa temannya yang sama-sama berbulan madu ke Yogya tidak bisa banyak menikmati tempat wisata yang ada disana. Padahal sama-sama tiga hari, tapi exprerience nya bisa jauh beda. Sebegitu besar juga ternyata pengaruh Itinerarity, hehehe

Penampakan senja di sudut gunugkidul

 

Berpose di salah satu sudut hutan pinus

Well, Saya mungkin bukan travel addict, karena libur aja jarang-jarang. Tapi kalau sudah nyusun plan, saya emang cukup perfeksionis dan mendetail. So, di postingan kali ini saya ingin berbagi sedikit tips dan trik ala saya dalam menyusun itinerarity perjalanan agar wisata yang diidamkan tidak berantakan di tengah jalan.

Baca Juga :  Wisata Ilmiah ke PP-IPTEK, Taman Mini

 

1. Tentukan Durasi Dan Destinasi Wisata.

Bagaimana caranya kita mau susun rencana, kalau tujuannya saja kita tidak tau? Jadi, buat saya yang paling pertama perlu kita siapkan adalah durasi wisata, serta dilanjut dengan menentukan destinasi utama wisata kita. Misalnya seperti saya dan Thina, punya waktu tiga hari dan Yogyakarta jadi tujuan wisata kami.

Mulailah eksplorasi tempat wisata apa saja yang ada Yogyakarta, kemudian tuliskan di kertas atau sticky notes. Apakah mau ke tempat wisata pegunungan, atau mau wisata ke pantai, atau justru mau di sekitar kota Yogya. Cari saja perlahan, kalau perlu sembari mencari informasi biaya yang perlu dikeluarkan untuk ke beberapa destinasi wisata tersebut.

 

2. Seleksi, rencanakan transportasi dan pantau jarak antar destinasi

Setelah mendapat beberapa opsi tujuan wisata, langkah selanjutnya adalah melakukan seleksi untuk menentukan tempat wisata mana yang mau diutamakan dan tempat wisata mana yang sebaiknya kita coret. Dalam hal ini, saya biasanya menggunakan bantuan Google Maps untuk menghitung jarak antara satu tempat wisata dengan wisata lain atau dengan hotel tempat kita menginap. Selain itu, Google Maps juga berguna banget untuk mencari tempat wisata lain yang berdekatan dengan tujuan wisata kita.

Misal : Beberapa destinasi wisata di Gunung kidul seperti Hutan Pinus dan Bukit Berbintang ternyata berada di dalam satu jalur perjalanan dan berdekatan. Sehingga kita bisa masukkan beberapa destinasi tersebut ke dalam satu grup perjalanan. Ini sangat efektif dalam mengurangi waktu yang terbuang karena destinasi ‘mental’ kesana kemari.

 

 

Oya, jangan lupa rencanakan juga moda transportasi yang akan digunakan selama di destinasi tujuan. Apakah kita akan menggunakan jasa ojek online? Angkot? Rental Mobil? Atau Rental Motor?. Kalau saya pribadi, lebih memilih untuk menggunakan jasa rental motor. Karena selain kami hanya berduaan saja, mengemudikan sepeda motor lebih hemat waktu dan hemat pengeluaran dibandingkan dengan moda transportasi lainnya.

Sebelumnya, kami pernah punya pengalaman kurang mengenakkan ketika berlibur bersama ke Kota Lembang. Pengeluaran kami membludak cukup besar untuk ojek online karena jarak dari satu tempat wisata ke tempat wisata lain ternyata cukup jauh dan membutuhkan biaya yang cukup besar. Maka dari itulah saya lebih menyarankan rental ketimbang pakai jasa ojek online ketika sedang berwisata.

 

3. Konsultasi dengan warga lokal

Kalau kalian punya kenalan warga yang tinggal di sekitar tempat wisata, sebaiknya sempatkan waktu untuk sekedar berkomunikasi atau meminta saran kepada mereka. Barangkali mereka punya rekomendasi tempat wisata yang tidak bisa kita temukan di Google, atau mungkin mereka punya informasi penting tentang seputar tujuan wisata kita. Jadi lumayan bisa mengurangi kemungkinan zonk, hehehe.

Baca Juga :  Kota Cinema dan Nafas-Nafas yang Tersengal Karena Pandemi

Contoh : Pada awalnya kami berniat untuk mengunjungi taman bunga amarilis yang berdekatan dengan bukit berbintang. Namun setelah berdiskusi dengan salah satu sobat saya di kota Yogya, Mas Shendy, saya pun urung pergi kesana karena ternyata di bunga-bunga tersebut belum mekar di bulan Juni ini. Lewat perbincangan tersebut pula, saya bisa dapat rekomendasi baru, serta informasi rental motor murah nan lengkap di Yogyakarta. Asyique betul kan ya, hehehe

Meskipun informasi bisa didapat dengan mudah lewat social media dan mesin pencari, berkonsultasi dengan warga lokal adalah hal yang sebaiknya tidak kita lewatkan. Karena pada dasarnya tak semua informasi di social media itu benar dan sesuai seratus persen di lapangan.

 

4. Tuangkan data dan rencana ke dalam excel

Setelah seluruh data telah kita dapatkan, dan seluruh rencana telah tersusun secara garis besar. Langkah selanjutnya adalah merapikan keseluruhan rencana tersebut ke dalam sebuah dokumen excel (ini ga wajib sih, tapi saya rekomendasi di excel aja biar rapih hehehe).

Dengan bermodalkan informasi yang terkumpul dari tiga step di atas, mulailah kita tuangkan rencana tersebut menjadi satu kesatuan perjalanan, lengkap dengan mendetail per hari dan dipecah ke dalam beberapa zona waktu. Kalau perlu, jika ada informasi biaya bisa dicantumkan juga untuk ancang-ancang kita mempersiapkan budget selama berwisata.

Berikut terlampir contoh itinerarity saya selama di Yogyakarta. Mohon maaf ya kalau ada kurang-kurang, hehe.

Contoh itinerarity lengkap bisa didownload DISINI

5. Berikan ruang toleransi dan siapkan diri dari hal tak terduga

Poin terakhir. Meskipun seluruh rencana sudah tersusun rapi, serta itinerarity nampak indah dipandang mata. Jangan lupa untuk memberikan ruang toleransi untuk hal-hal yang mungkin tak terduga atau berbeda di lapangan. Mungkin saja yang kita perkirakan hanya butuh waktu setengah jam butuh waktu satu jam, atau sebaliknya yang butuh satu jam malah cuma butuh waktu sekitar setengah jam.

Kita ancang-ancang berangkat jam tujuh pagi, tapi ternyata pasangan butuh waktu lebih untuk make up dan lain-lain (ini lumrah, hahaha). Maka kita pun harus memaklumi, jangan justru malah ngambek dan tantrum. Menyalahkan pasangan dan menganggap mereka jadi penyebab rencana jadi berantakan. Doooon’t pokoknya.

Ingat, tujuan kita adalah untuk berwisata, bukan untuk bersitegang dan adu kata-kata. Bagi saya fungsi itinerarity pada dasarnya bukan untuk aturan mutlak, tapi sebagai acuan saja agar wisata kita lebih efektif dari segi waktu dan lebih hemat dari segi biaya. Jadi kalau ternyata di perjalanan ada perubahan rencana, ya tidak apa-apa. That’s why kita butuh yang namanya toleransi.

 

Dan, seperti itu lah yang bisa saya bagikan terkait menyusun itinerarity sesuai pengalaman saya. Jangan dipercaya seratus persen karena saya pun bukan ahlinya, hanya suka berbagi saja. Poin yang saya sampaikan dalam tulisan ini, kurang lebih adalah :

Waktu itu berharga. Dan waktu berlibur hasil dari cuti tentu lebih berharga. Jadi maksimalkan, jangan sampai terbuang oleh minimnya rencana.

Sampai jumpa di tulisan lainnya!

 

Bekasi, 18 Juni 2021
Ditulis sembari ngemil keripik tales yang bikin batuk

Fajarwalker

A Man with frugal style living. Sering dikira pelit, padahal cuma males keluar duit.

More Reading

Post navigation

12 Comments

  • Selamat menempuh hidup baru ya mas, semoga menjadi keluarga yang sakinah. Btw perfect dan mantap nih itinerarynya sampai ditulis di excel. Saya pun mengakui kadang libura ke luar kota ga dapat apa apa padahal inginnya explore wisata di kota tujuan.

  • Sesuatu yg dipersiapkan memang jadinya lebih lancar. Saya juga gitu ka tapi soal daftar belanjaan wwkwkkk apa aja yg mau dibeli dicocokin sama duitnya

  • Selamat menempuh hidup baru.
    Barakallahu laka, wa baraka ‘alaika wa jama’a bainakuma fii khair.
    Semoga menjadi pasangan yang kiat menguatkan hingga di akhirat kelak.

    Karena waktu itu berharga makanya kudu ada itinerary perjalanan yang tepat dan juga teliti seperti ini yaa…
    Salut banget.
    Jadi win-win solution buat bersama.

    Selamat berlibur.

  • kalo ke luar negeri gitu bisa diterapkan gak ya kira2? by the way, moly pernah tuh iseng2 bikin untuk pertama kali itinerary ke korsel. eh gagall soalnya jaraknya ada yang deket banyak yang kejauhan. kalo pake google maps gitu bahasa korea kan agak sussah dimengerti wkwk.. tapi nanti coba2 lagi buat itinerary ke korea pake tips dari kakak. gomawo kak.

  • happy wedding day mas fajar, semoga samawa, berjodoh till jannah.
    aku setuju tuh point membuat itenarary di excel karena sangat membantu sekali untuk pencatatan pengeluaran dan lainnya. apalagi kalau yang mau hemat, aku pun kalau liburan bersama keluarga seperti itu biar gak ada cerita pulang liburan banyak utang. hihihi

    • Perjalanan yang direncanakan dengan baik akan memberikan kesan tersendiri bagi orang tersebut.

      Aku kalau bikin itinerary biasanya lebih fleksibel. Intinya sdah tahu mesti kemana. Untuk berapa lamanya tergantung situasi aja. Kalau liburan yaa ga boleh grusah grusuh, mesti tetap santai dan menikmati perjalanan

      • Iyess, sebenarnya enaknya tetep gitu sih. Tapi untuk beberapa orang seperti saya, waktu libur yang ibarat oase di gurun pasir itu harus dimaksimalkan sebaik mungkin. Oleh karena itu seringkali dibuat agak padat biar bisa terkejar semua keinginannya.

  • Betul
    Merencanakan perjalanan dengan itinerary biasanya akan membuat kita semakin paham seberapa banyak waktu dan biaya yang akan dihabiskan
    Setidaknya berjaga untuk kemungkinan terburuk

  • Rental motor itu jadi ngehe kalau kita nggak menguasai lalu lintas di kota tsb, Mas. Wkwkk. Kan sering ada ya jalah satu arah 😀

    Aku juga suka buat itinerarity sih, tapi nggak sampe sedetail itu, paling outlinenya aja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *