Toko Kecil, Bisnis Online yang Didukung Kekompakan Keluarga

Toko Kecil, Bisnis Online yang Didukung Kekompakan Keluarga

Siang hari itu matahari terasa begitu terik, sehingga membuat punggung saya terasa seperti terbakar. Tetes keringat pun mulai berlinang dari kening dan alis mata saya. Tapi saya tidak bergeming, dan terus tancap gas demi menunaikan niat saya datang berkunjung ke rumah Kak Lucy.

Perjalanan kali ini sama sekali bukanlah perjalanan yang singkat dan dekat. Lokasi saya yang berada di ‘Bekasi Pojokan’ membuat saya membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam perjalanan untuk dapat tiba ke area emperan rumah Kak Lucy. Adapun rumah Kak Lucy berada Cluster Spring Fiesta, yang terletak di Grand Wisata Bekasi.

 

Siapa sih Kak Lucy? Jualan apa aja dia?

Sesungguhnya kalau di Topcom Bekasi, Kak Lucy ini bisa disebut sebagai ’emaknya’ komunitas, hehehe. Dia adalah sosok yang paling bawel, paling perfeksionis, dan juga paling teliti dalam menyusun serta menjalankan berbagai acara yang diadakan Topcom Bekasi. Tak hanya semangat ketika ngobrol secara offline, diskusi via chatting telegram pun seringkali ia bisa on terus sampai larut malam. Bener-bener karakter emak-emak fighter deh pokoknya 😀

Oya, Kak Lucy ini memiliki toko online bernama Toko Kecil, yang saat ini fokus di bidang perlengkapan bayi dan anak-anak. Toko Kecil ini dikelola secara mandiri oleh Kak Lucy bersama keluarga, dengan bantuan tenaga karyawan sebanyak………

Nol orang.

Wait.. For sure? Kok bisa… jalanin bisnis tanpa satu pun karyawan?

Kalau tokonya literally toko yang benar-benar kecil dengan orderan yang cuma sekian pieces per harinya, mungkin tidak akan terasa aneh mendengar sebuah toko dikelola secara mandiri tanpa merekrut karyawan satu pun. Tapi masalahnya, Toko Kecil ini tidaklah sekecil namanya. Kenyataannya, disini ada ribuan variasi dan jenis barang dagangan, mulai dari yang kecil semacam dot bayi hingga yang jumbo seperti blender bubur dan sebagainya.

Jumlah transaksi yang berseliweran di Toko Kecil pun tidak sedikit. Ada sekitar 1000 hingga 2000-an order yang datang dari berbagai marketplace online. Itu pun belum termasuk orderan yang masuk dari website tokokecialaja.com yang merupakan salah satu tempat Kak Lucy berjualan sebelum kemudian nyemplung ke marketplace. Silahkan kalian bayangkan betapa repot dan rumitnya mengurus ini semua.

Lantas bagaimana Kak Lucy bisa sebegitu setrong-nya menjalankan semua ini tanpa 1 pun karyawan?

Jawabannya, tak lain karena adanya dukungan dari seluruh anggota keluarga. Dalam kesehariannya, Kak Lucy tidak pernah bekerja sendiri. Ia senantiasa dibantu oleh anak-anak serta sang suami tercinta. Kak Adhi sebagai  suami senantiasa mendampinginya saat membungkus pesanan. Sementara anak-anaknya membantunya saat mengambil barang, menyerahkan barang ke kurir, dan mencatat pembukuan. Keluarga yang sangat kompak, bukan? 😀

Adapun Kak Adhi itu sudah lama mengajukan resign dari tempatnya bekerja sebagai Software Engineer. Namun karena perusahaan masih membutuhkannya, maka permohonannya pun ditolak. Kini akhirnya ia tetap bekerja di perusahaan tersebut, namun dengan status sebagai karyawan freelance saja.

Baca Juga :  Gonzucraft, Bisnis Bantal Kreatif yang Terinspirasi dari Game Online

Dan berhubung statusnya yang freelance tersebut, pekerjaannya pun menjadi terasa lebih santai dan bisa dikerjakan dari mana saja, termasuk dari rumah sendiri. Oleh karena itu, kini ia pun memiliki banyak waktu luang bersama keluarga dan terus menemani kak Lucy dalam menjalankan bisnis Toko Kecil ini.

 

Oya, saya pun mendadak kepikiran pertanyaan. Kenapa namanya harus Toko Kecil? Kenapa ga Toko Besar?
Terus kenapa pulak jualannya perlengkapan bayi? Kenapa ga dagang emas aja?

Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, Kak Lucy mengajak saya flashback sejenak menuju ke tahun 2005. Di tahun inilah awal mula kak Lucy ‘mengasah’ ilmunya dalam berjualan secara online. Bukan melalui social media seperti Friendster, Facebook, apalagi Instagram seperti generasi milenial.

Kak Lucy lantas membuka cerita, “Awal mula gue jualan itu lewat grup milis jar. Semacem grup yang dibikin sama Yahoo itu. Kebetulan waktu itu ikut berbagai milis, nah jadi kesempatan untuk jualan juga.”

Wahwah, memori-memori kenangan lama sepertinya langsung terbesit di kepala saya ketika mendengar kata Milis. Seingat saya, terakhir kali saya mendengar kata tersebut adalah ketika saya masih SMP. Waktu itu komputer dengan pentium 4 adalah komputer tercanggih, dan internet pun sepertinya belum secepat dan sekomersil sekarang. Tapi kak lucy ternyata malah sudah berhasil jualan online. Keren sekali.

“Dulu mah ongkos TIKI aja masih 2 rebu perak sekilo jar”, kata dia menjelaskan. Ebuseh.. murah amat yak.

Awalnya bukan perkengkapan bayi yang dijual oleh Kak Lucy kala itu, melainkan Panci Oxone. Pernah juga ia mencoba jualan Sprei, dengan sistem jualan masih dengan PO alias ngga ready stock. Tapi yah.. harap maklum aja. Namanya dengan modal terbatas dan sistem PO seperti itu, hasilnya penjualannya pun tidak terlalu besar. Terus lagi pernah waktu itu Supplier Sprei andalan Kak Lucy ini sempat mengalami kelangkaan barang, sehingga akhirnya Kak Lucy pun memutuskan untuk berhenti jualan untuk sementara waktu.

Nah, ketika Janice (anak ketiga dari Kak Lucy) lahir, Kak Lucy lantas menerima begitu banyak bingkisan serta kado lahiran dari teman dan sanak saudara. Beberapa mungkin langsung digunakan untuk Janice, tetapi sebagian besar lainnya justru menumpuk tak terpakai karena terlalu banyak. “Daripada mubazir, ngga kepake nanti terus dibuang. Akhirnya gue jualin aja tuh. Dari situ tuh akhirnya kepikiran kenapa yak ga coba jualan perlengkapan bayi aja”, tuturnya.

Kebetulan, dari jauh waktu sebelumnya Kak Adhi sudah membuat blog untuk jualan dengan nama Toko Kecil. Kalo kata dia sih, maksudnya adalah “Usahanya kecil-kecilan aja, ngga usah gede-gede”.  Sebenarnya awalnya kak Lucy memang ga suka dengan nama yang satu ini. Tapi berhubung sekarang produknya perlengkapan bayi, jadinya nyambung deh dengan nama ‘Toko Kecil’ tersebut. Fix, langsung deh mereka sepakat untuk menggunakan nama Toko Kecil.

Akhirnya, tepat di tahun 2008. Kak Lucy pun mulai fokus membangun bisnis jual beli perlengkapan bayi online ini. Beberapa tahun kemudian, ia memberanikan diri menyewa salah satu Ruko di Grand Wisata.

Baca Juga :  Pusat Grosir Xuping, Dari Hobi Belanja Menjadi Sumber Penghasilan

 

Penjualannya pun cukup lumayan, meskipun tidak bisa dibilang luar biasa. Masih cukuplah untuk menyambung nafas demi keberlangsungan operasional dari Toko Kecil di kala itu.

Namun semuanya berubah, ketika kontrak sewa dari ruko tersebut habis. Secara mengejutkan, biaya sewa dari ruko tersebut naik dua kali lipat. Bagi kak lucy, angka tersebut tidak masuk akal sama sekali.  “Itu tuh ya, nyewa setahun aja ibaratnya belom mikirin balik modal Jar. Nah ini malah naik jadi dua kali lipet. Akhirnya daripada pusing, kita putusin deh buat ga perpanjang aja itu kontraknya”.

Maka mulai dari sanalah, seluruh barang dari toko diangkut ke dalam rumah. Memenuhi seluruh sudut kamar di lantai bawah sampai-sampai Kak Lucy harus ‘mengungsi’ tinggal ke lantai atas. Padahal, sebenarnya di lantai bawah ini tersedia 3 buah kamar dan 1 ruangan tengah. Tapi sepertinya masih belum cukup untuk menyimpan seluruh stock yang ada. Bahkan lebih dari itu, beberapa sudut di lantai atas pun sudah banyak dipenuhi dengan barang-barang dagangan juga. Weleh… lihat aja nih ya fotonya 😀

 

Kak Lucy ‘tertimbun’ diantara tumpukan stock.
Lantai atas pun tidak mau kalah, banyak stock juga.

Tapi tentu saja, ada hikmah dalam segala kisah. Begitu pula dengan kisah Kak Lucy. Meskipun kini rumahnya semakin padat dan sempit karena banyaknya stock, tapi pindah itulah Toko Kecil justru semakin berkembang. Jumlah transaksi yang dilayani pun semakin naik dari hari ke hari. Terlihat dari reputasi Toko Kecil di Tokopedia yang kini sudah mencapai level Gold 3, dengan total penjualan mencapai lebih dari 35 ribu barang.

Pun begitu juga dengan Marketplace Shopee. Meskipun belum mendapatkan badge Star Seller, tapi Toko Kecil sudah beberapa kali mendapatkan undangan untuk mengikuti Flash Sale yang diadakan oleh Marketplace berwarna oranye tersebut. Hal ini tentunya menjadi angin segar bagi Kak Lucy. Selain omset makin tinggi, brand TokoKecil pun semakin dikenal di mata khalayak umum.

Tapi yang paling penting, kini Kak Lucy bisa berjualan online sembari tetap mengurus seluruh anggota keluarganya. Dan tentunya… keluarganya pun senantiasa memberinya dukungan dan sumbangsih untuk membesarkan usaha yang sudah mereka bangun bersama ini. Duh… Keluarga idaman banget ga sih ini tuh 😀

 

Hari itu, beberapa detik sebelum kaki kanan saya melangkah keluar dari Rumah Kak Lucy, secercah doa lantas terucap dari bibir saya. “Duh Gusti nu Agung, Semoga suatu saat nanti saya bisa memiliki keluarga yang sekompak dan seharmonis Kak Lucy ini ya…. Amiin” 🙂

Jangan lupa liat video Kak Lucy jadi Seller Story Tokopedia disini :

 

Buat kalian yang kepo atau pengen belanja dari Tokokecil, silahkan kunjungi aja link berikut ini ya :
Bukalapak : https://www.bukalapak.com/u/tokokecilaja
Shopee : https://shopee.co.id/tokokecil
Tokopedia : https://www.tokopedia.com/tokokecilaja
Website : http://www.tokokecilaja.com/

 

 

Bekasi, 02 Oktober 2018
Ditulis sambil bertelanjang dada karena iklim Bekasi lagi panas-panasnya.

Fajarwalker

A Man with frugal style living. Sering dikira pelit, padahal cuma males keluar duit.

More Reading

Post navigation

27 Comments

  • Ini yang patut dicontohi! Kak Lucy luar biasaaaa sukses bersama keluarga. Betul itu, keluarga adalah pendukung utama bisnis kita. Semoga suatu saat nanti bisa jadi seperti Kak Lucy ini 🙂

    • Iyaa keren banget ya Kak Tuteh. Suatu saat nanti aku juga pengen banget punya keluarga yang kompak kayak kak lucy ini 😀

  • Waduh, zaman milis mah aku malah sibuk ngembangin diri dengan menulis, dan di warnet memasarkannya. Sempat terhenti lama kala pulkam karena di kecamatan tak ada warnet.
    Salut pada Kak Lucy, Orang lain kebanyakan gunain milis untuk hal hare-hare, namun Kak Lucy malah berbisnis. 🙂

    • Iya kak, keren sekali dia dari zaman internet masih ‘barang langka’ sudah bisa jualan online. 😀

  • Memang sering kejadian ya, kalau nyewa tempat, laris, trus naik harga gak kira-kira. Gak 10-30% tapi langsung 100%. Untungnya Kak Lucy tetap bisa jualan dari rumah. Aku suka banget liat foto ruang kerjanya yang berantakan itu. Di kepalaku = semakin berantakan, semakin banyak cuan hahaha.

    Kaget dulu TIKI masih 2000/kg (walau ini ntah rute dari mana ke mana), sebab sekarang PLM ke Jakarta paling muah aja 15k/kg. TBH, aku sempat kepikiran juga mau jual berbagai macam printilan mas. Soalnya daya beli masyarakat masih oke kalau barangnya berharga murah. Tapi bingung nyari produsen besarnya, trus juga kalau di Palembang ya harga tetap akan kalah ketimbang di Jabodetabek. Ya udah jualan pempek lagi aja kali ya buahahaha

  • Mantap nih jiwa wirausahanya Kak Lucy, bener2 ulet dan pantang menyerah yaa. Apalagi sekeluarga juga kompak untuk bantu packing dll.

    BTW Topcom itu tokopedia community?

    sampe sekarang mas masih jualan di tokopedia kah?

  • Ternyata untuk menjalankan bisnis online keterlibatan keluarga harus bisa diperimbangkan untuk ambil bagian. kalau kompak gini bisa awet nih penerusnya

  • Sebelum ada sosmed dan WA, sempat juga merasakan ikut grup di milis, kalau ngga salah waktu itu belum ada android tapi Blackberry ya.
    Salut untuk kak Lucy, sukses berjualan online. Salut juga untuk keluarga yg mendukungnya.

  • Aku tuh salut yaa Ama orang yg berani ninggalin kerjaan mapan utk akhirnya berniaga. Memang sih dalam Islam dianjurkan juga supaya umat muslim berjualan mencari nafkah. Tapi praktek nya kan susah. Belum lagi dengan income yg ga menentu.

    Makanya kalo ada yg bisa survive atau bahkan bisnis membesar, hebaaaat . Itu juga alasan aku ga mau sampe skr disuruh pegang toko2 bakeries papa mas. Takut , Krn biar gimana aku hrs memastikan ratusan staff yg kerja di toko tetap terjamin gaji dan semuanya.

    • padahal mba Fanny keturunan pengusaha ya.

      Tapi ternyata jiwa enterpreneur ngga melulu diwariskan yah

      aku juga ga terlalu suka jualan.
      ngga tau, kok selalu muncul rasa watir mulu

      makanya saluuuut ama para enterpreneur, sama kak Lucy ini keren bgt ❤️

  • Baru aja tadi pagi saya keliling2 sama suami dan mengomentari perpindahan suatu toko ke lokasi yang gak jauh dari lokasi sebelumnya. Mungkin karena gak setuju dengan tarif baru diperpanjangan kerjasama, asumsi kami seperti itu. Padahal, kalo pihak penyewa tidak menaikkan tarif terlalu mahal, kerjasama tersebut akan terus langgeng. Anw, Kak Lucy dan suami hebat banget ya, selalu dukung dan membersamai setiap langkah untuk terus mempertahankan usaha Toko Kecil yang ternyata Besar itu. Bukti kalo konsistensi dan usaha tidak akan mengkhianati hasil.

  • Menurutku kak Lucy ini contoh jelas sebuah proses tekun, gigih dan dukungan yang baik akan selalu mendapatkan hasil terbaik.

    Kagum dengan mulai rintisnya, tekun sampai mendapatkan ribuan orderan dan hanya punya 1 karyawan, jadi pengen tahu sekarang gimana ya?

    tulisan ini kan 2018 ya Jar.

    Doaku untuk keluarga kecilmu Jar, semoga usahamu juga akan terus berkembang dan bisa seperti kak Lucy, sama-sama membangun jadi waktu bersama lebih banyak. #amin.

  • Bisa beralih jadi entrepreneur patut diacungi jempol, karena ini bukanlah hal yang mudah. Risikonya menari-nari dan beryaburan. Namun, inspirasi dari artikel ini menggambarkan bahwa kegigihan bisa bantu untuk survive berbisnis

  • seneng kalau usaha kita disupport sama keluarga besar ya
    dari yang awalnya memulai dengan yang kecil-kecil dulu, lama-lama jadi gede sampe-sampe rumah sendiri penuh dengan barang dagangan, tapi seneng liatnya
    perjuangan kak lucy dan keluarga bener-bener luar biasa. semua dikerjain sendiri dan dibantu sama anak-anak yang kompak.
    semangatnya perlu aku contoh, ini yang aku mau, tapi aku ragu mulainya, duhh gimana ya buat ngilangin keraguan ini

  • salahs atu keberuntungan dalam hidup yang membuat kita selalu bahagia ketika apa yang kita inginkan mendapatkan dukungan moral dan secara fisik juga dari seluruh keluarga, itu jadi modal utama untuk kita tetap melangkah

  • Keren banget gak nyangka dari 2005 udah mulai bisnisnya, jarang banget ketemu sistem toko online bisnis yang bisa bertahan satu dekade lebih, saya kira ketika namanya toko kecil tadi benar baru mulai merintis, eh ternyata bukan ya ckckc, saya juga pengen banget sebenarnya punya toko online sendiri tapi budget gk ada jadi masih jadi wancana sampai sekarang hehe. Bismillah semoga nular rejekinya hihi

  • Kejadiannya persis kayak usaha bapakku. Pas usaha lagi lumayan naik daun serta banyak pelanggan ekh harga sewa nya dinaikkin seenak jidat pemilik nyesek dan rupanya sering terjadi, agak miris sama budaya kurang oke yang satu ini yah.

    Untunglah jiwa fight kak Lucy ini tak pernah padam. Beliau rela rumahnya padat sama stock, lalu alhamdulillah usahanya maju berkembang. Salut sama suami dan anak-anak kak Lucy yang super kompak sekali nih.

    Kisah dibalik penamaan toko dan ide bisnisnya pun semenarik itu buat ku. Salut deh sama kak Lucy.

  • Ya Allah, Kak Lucy sekeluarga nih sakyi banget nggak kebayang mengurus orderan sebanyak itu tanpa karyawan..semoga usahanya lancar ya.. menginspirasi banget nih Jar…

  • Bisa dibilang bisnis yang dilakukan kak Lucy ini adalah bisnis keluarga ya
    Perkembangannya tidak lepas dari campur tangan keluarga
    Saling membantu demi kelancaran bisnis
    Sukses selalu untuk kak Lucy

  • Tokokecil tapi omset-nya sudah segitu banyak
    Pastinya aku mau dong
    Mau banget supaya anak-anak juga berlatih jualan dan packing
    Semoga 2025 bisa wujudkan

  • Rasanya gak asing sama nama TokoKecil yaah?
    Jangan-jangaaan.. keknya aku yakin pernah belanja di tokokecil sih.. Soalnya dulu juga aku jualan printilan bayi bayi gituu.. Karena jualannya cuma berdasarkan apa yang uda aku pake dan suka, jadilah semacam “kulakan” di marketplace yang nawarin harga grosir.
    Dan tokokecil ini salah satunyaa..

    Yampuun..
    Iya lagii.. dulu alamatnya kalo gasalah Jakarta yaa…

    Alhamdulillah, kini tokokecil masih eksis dan melayani banyak ibu yang membutuhkan peralatan bayi unik dan lucu.. Biasaaaa, namanya ibu memang seneng koleksi printilan beginii.. dan pasti butuh karena sekaligus untuk stimulasi motorik anak.

  • Wah hebat sekali orang-orang seperti Mbak Lucy ini yang bisa berbisnis dari awal dengan dukungan keluarga sehingga bisa seperti sekarang walaupun awalnya pasti banyak perjuangannya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *