Pagi hari memang waktu terbaik untuk membelah Kota Jakarta. Selagi udara masih segar, dan embun-embun dari dedaunan belum menguap, kami bertiga menembus jalanan Pasar Rebo dengan penuh semangat.
Dari Pasar Rebo, kami berbelok menuju TB Simatupang. Syukurlah, tak ada kemacetan sama sekali. Dan perjalanan ini pun hanya memakan waktu kurang dari 30 menit saja. Ada yang tau hari ini kita mau kemanaaa?
Ke Ragunan! Yuhuuuu…
Tapi bukan ke kebun binatangnya. Melainkan ke sebuah area terpisah dari Kebun Raya Ragunan, yang sepertinya masih banyak orang yang belum tau. Pun begitu dengan saya sendiri, yang pas dikasih tau sama Thina pun langsung celingak-celinguk kebingungan.
Cuma Putri aja yang semangatnya menggebu-gebu, terus loncat-loncat kegirangan begitu denger mau ke Ragunan. Kalo dari tebakan saya sih, dia juga salah mengira kalau destinasi akhirnya adalah Kebun Binatang. Udah dijelasin sebenernya, tapi ya namanya bocah lah yaa… kaga paham-paham juga.
Setelah melewati sebuah waduk dengan beberapa warlok yang sedang mancing, kami pun akhirnya tiba di destinasi akhir. Sebuah area yang terasa cukup anomali, karena terlalu hijau dan rindang. Terlalu jauh dari image Jakarta yang saya kenal selama ini.
Welcome To Agro Edukasi Ragunan

Tempat ini bernama Agro Edukasi Wisata Ragunan. Sebuah lokasi wisata edukatif di Jakarta Selatan yang menggabungkan pertanian, peternakan, dan alam dalam ruang kota. Bisa dibilanng, tempat ini adalah tempat percontohan pertanian perkotaan yang dikembangkan oleh Pemerintah Kota Jakarta Selatan bekerja sama dengan Badan Ketahanan Pangan dan Kementerian Pertanian.
Di Agro Edukasi ini, ada banyak fasilitas seperti :
- Teknologi pertanian perkotaan, semacam hidroponik dan microgreen.
- Akuakultur / budidaya perikanan termasuk ikan konsumsi dan ikan hias, plus budidaya pakan alternatif (semisal maggot).
- Peternakan mini: sapi perah, kelinci, ayam, dan juga taman kelinci.
- Smart Greenhouse dan pendekatan modern dalam pertanian serta pengelolaan lahan terbatas di kota.

Nah, kenapa kami semua bisa ngiclik ke sini? Ini semua berawal dari ajakan Thina. Entah iklan instagram apa lagi yang lewat di beranda beliau, karena tiba-tiba saja kami semua mendapatkan mandat untuk ikut ke acara Field Trip Edukasi Pertanian ini.

Adapun acara ini diselenggarakan oleh Shinning Kids Class, yang memang lumayan sering bikin acara-acara bertajuk Playdate seperti ini. Lumayan variatif si kalo liat di Instagramnya. Ada yang temanya ke Pemadam Kebakaran, Pilot Pesawat, Stasiun LRT, bahkan ampe ke Pabrik Yakult segala.
Saya sih seneng-seneng aja ya ikut beginian. Apalagi akhir-akhir ini saya lagi diporsir kerja banget. Kadang pulang malem, pagi udah jalan lagi. Bahkan Sabtu Minggu pun ora istirahat, teteup hajar cari cuan.
Nah, dengan acara kayak gini, at least bisa memupuk kembali bounding Bapak dan Anak yang mungkin agak menipis.
Berkumpul Sejenak di Gedung Aula

Setelah tiba di area aula acara, perlahan satu persatu orang tua dan anak-anak mulai berdatangan dan memenuhi sudut ruangan. Untuk hitungan batas maksimal 30 pax, menurut saya ini udah itungannya cukup rame ya. Mungkin tiketnya sold out semua kali ya, karena ya sebenernya keitung murah.
Karena meski tiketnya 150 ribu, tapi kedua orang tuanya boleh ikut.
Setelah proses absensi dan pendataan selesai, panitia pun langsung membuka acara dan memulai rangkaian acara. Semua anak diajak berkumpul, merentangkan tangan, dan membuat sebuah lingkaran raksasa.
Dasar Putri bocah cueeeek ya, bukannya ikut instruksi.. dia malah jalan ke depan mbaknya, lalu terdiam mematung dengan tatapan kepo. Seakan gak peduli kalo dia satu-satunya anak yang ada di tengah lingkaran.
Eeeetdah Putiiiii….


Tapi saya seneng sama mbak yang bawa acara, soalnya pembukaannya lumayan sat-set. Gak banyak pidato dan basa-basi, hanya ada sedikit games pembuka dan setelahnya langsung masuk ke poin-poin inti. Gak kayak wong Indo pada umumnya, yang acapkali kalo acara tuh kebanyakan waktunya abis di sambutan doang!
Intinya sih, dari semua peserta ini nantinya akan dibagi ke beberapa regu. Dan tiap regu, itu akan dapat 1 orang pemandu yang akan menemani berkeliling ke seluruh area di Agro Edukasi Ragunan.
Tapi sebelum mulai, anak-anak diajak stretching dan main games ringan dulu.
Apakah Putri terlihat kooperatif saat mengikuti games pembuka ini? Ooo tentu tidak saudara. Lihat saja posenya ini, gaya apaan lah coba?

Seneng banget kali ya Putri, tiba-tiba ketemu banyak orang dan temen baru. ketika anak-anak lain khidmat dan tenang, Dia mah masih ajaaa loncat ajrut-ajrutan.
Saya jadi kepikiran, apa jangan-jangan pas kecil dulu dia sempet gak sengaja nelen buah Bane-Bane No Mi kali ya? Makanya tu kakinya jadi per kayak Bellamy, loncat-loncat mulu hahahaha

Cus, Berkeliling Area Kebun!


Tanpa banyak membuang waktu, rombongan yang telah dipecah menjadi beberapa grup pun segera bergerak keluar aula dan berjalan ke area perkebunan. Grup kami ditemani oleh seorang mbak-mbak paruh baya yang mengenakan outfit serba hitam dari kaki hingga kepala. Kalo dari tebakan saya, mbak ini kayaknya warlok alias warga lokal. Soalnya dari gaya bicaranya lumayan kerasa ada aksen betawi.
Saya langsung dibuat takjub sama area perkebunan disini. Sebab meski bisa dibilang tak terlalu luas, tapi kok rasa-rasanya produktif sekali ya. Hampir semua sudut itu dipenuhi oleh tanaman dari berbagai jenis yang berbeda. Mulai dari buah-buahan macem jeruk, pepaya dan buah naga; sampai ragam sayur-sayuran seperti kangkung, sawi, dan masih banyak lagi.



Setiap langkah yang kami lewati, senantiasa membawa sebuah excitement baru. Mungkin karena saking jarangnya kami semua ketemu tanaman-tanaman hijau seperti ini di kehidupan sehari-hari.
Putri pun semangat 45 sekali. Beberapa kali saya harus mengeluarkan kalori ekstra, karena ni bocah tiba-tiba lari ngacir banget saking semangatnya. Untung bapaknya atlet badminton, jadi gak kaget kalo mendadak harus lari.. hahahaha



Di tengah-tengah kebun, ada juga sebuah kolam kecil yang berisi banyak ikan. Disini, setiap anak akan diajak untuk memberi makan. Pakannya mah pelet biasa aja, nggak yang gimana-gimana. Cuma dasar bocah mah semangat banget ya, lagi-lagi kudu saya pegangin biar ga terjadi hal diluar kendali.
Ntar pas ngasih makan tangannya ikut nyemplung, kan berabe. Namanya bocah kan ya, serba ga ketebak.


Sayangnya menurut saya penjelasan dari Mbak pemandunya agak kurang sih ya. Alih-alih menjelaskan dengan penuh semangat dan detail, ni Mbaknya tiap ketemu tanaman malah nanya mulu, “Bapak dan Ibu ada yang tau ini tanaman apa?”
Yha kalo kita udah tau mah ngapain kemari bu, heuheuheu.
Ditambah lagi ada beberapa momen ketika saya nanya, dan si Mbaknya kayak bingung gitu dan tidak memberikan jawaban yang memuaskan. Misal, “Ini tanaman apa ya mbak?”
Eh, dijawab sama mbaknya.. “Ini tuh kayak semacem daun kelor, tapi bukan daun kelor…”
Nah kan bingung. Saya bingung, mbaknya bingung. Di tengah-tengahnya pulau jawa. Eaaaaa….
Container Farming & Solusi Bertani Urban

Sesuai namanya, container farming ini adalah teknik bertani dengan menggunakan lahan terbatas di dalam container. Nah, baru tahu kan ya? Biasanya kalo container ginian kan kalo gak jadi coffee shop, ya toko kopi. hehehe
Tapi jujur ya, sistem container farming ini menurut saya udah canggih banget. Karena selain menggunakan teknik pertanian tanpa tanah (soil-less farming), di dalam container ini menggunakan sistem kontrol otomatis untuk mengatur suhu, kelembapan udara, sirkulasi udara, serta sistem hidroponiknya.



Trus cahayanya gimana? kan ga kena matahari. Nah itu juga keren, karena pakenya sistem grow light LED serta sinar UV, yang memungkinkan tanaman tetap dapet asupan cahaya meski bukan dari matahari langsung.
Berbagai tanaman yang ada disini diantaranya adalah Kale serta Pakcoy.


Cuma saya pribadi sih selama di dalem jadi mikir terus ya. Ini biaya listriknya berapa ya? Dan kira-kira nutup ga tuh sama hasil panennya? Soalnya nganu, itu nyala AC 24 jam euy, hahaha
Bertani Jamur, Kok Seru Juga Ya?

Satu momen, ketika rombongan mulai agak terpecah karena bocil yang kabur-kaburan kesana kemari, kami menemukan sebuah rumah unik yang menggunakan dinding dari bilik bambu.
Penasaran, kami pun masuk. Daaan, ternyata ini tuh ternyata area bertani Jamur alias supa, yang sudah dikondisikan sekian rupa. Unik banget lhoo, biasanya kan tanaman ijo-ijo yang suka dibudidaya. Eeh, ternyata jamur juga bisa!

Pas banget mbak-mbak pemandunya liat kami bertiga di dalem, dia langsung ikut nimbrung dan memberikan beberapa penjelasan. Dari beliau kami tau, kalau untuk media tanamnya itu khusus, terbuat dari semacam kayu-kayu sisa gitu. Dan untuk budidaya jamur ini syarat mutlaknya ya lingkungan sekitar mesti lembab.
Tak lupa, Ia pun mendemonstrasikan sebuah alat sederhana, yang digunakan untuk menyebarkan kelembaban air ke sekitar ruangan. Weh weh, menarik si ini. Tapi kalo buat nyobain ginian di rumah, kayaknya saya belum sanggup, hahaha
Panen Telur dan Memberi Makan Sapi

Meski nama tempat ini adalah Agro Edukasi, tapi bukan berarti isi tempat ini cuma tanam-tanaman doang ya. Karena disini pun ada juga beberapa hewan ternak yang dibudidaya secara mandiri. Diantaranya ada Ikan, Ayam, Kambing sampai Sapi Perah.
Nah di trip kali ini, anak-anak akan diajak untuk memanen telur ayam, ikan nila, serta memberi makan sapi.
Lagi-lagi Putir yang semangatnya masih 45, langsung berlari meninggalkan emak bapaknya. Wusss, dia lari dan melipir ke dalam kandang ayam. Seneng banget kayaknya dia, mau ngambil telur ayam langsung dari sumbernya.


Ehhh, ga berapa lama dia langsung ngoceh-ngoceh, “Ih, Papi! Bau apa ini? Bau apa ini?”. Jiahahahaha, dasar gen alpha, disangkanya kandang ayam itu bakal wangi merona macem parfum stella kali ya. Namanya ayam, yha begini lah baunya. Lumayan agak kurang sedap di hidung.
Lanjut, kami geser ke kandang sapi yang ada di sebelahnya. Tiap anak diperkenankan untuk mengambil rumput yang disediakan, untuk diberikan langsung kepada sapi. Sayangnya waktu perahnya mah udah lewat yaa, kalo gasalah tuh pas pagi-pagi dan sore hari. Jadi kali ini cuma pure ngasih makan aja.


Untuk sapi-sapi disini terlihat besar dan sehat, pertanda mereka semua dirawat dengan baik dan penuh kasih sayang. Adapun seekor sapi itu biasanya bisa diperah ketika umurnya ada di kisaran 2 tahun. Kalau belum sampai di umur itu, biasanya mereka akan dibesarkan dan diberi pakan khusus berupa ampas tahu.
Yuhuu, Dapet Banyak Bingkisan

Meskipun acara ini cukup padat dan singkat, namun ada lumayan banyak bingkisan yang bisa kami bawa ke rumah. Kalau dari area perkebunan dan peternakannya sendiri, kami sudah dapat :
- 2 butir telur dari kandang
- 1 ekor bibit ikan nila
- 1 benih terong hasil semaian
- 2 ikat kangkung hasil panen
- 1 botol susu sapi
- Sertifikat acara


Daaan. tak ketinggalan, kami juga dapet doorprize spesial dari sang sponsor acara yakni Birth Beyond. Yha, itungannya ini udah cukup banyak lah ya, lumayan bikin bocah jadi happy.
My Personal Review

Overall, acaranya cukup seru ya. Cukup padat dan nggak banyak basa-basi. Anak-anak langsung diajak keliling kebun dan berkenalan sama suasana serba hijau yang makin kesini makin jarang kita temui dalam keseharian.
Berbagai bingkisan dan hasil perkebunan yang bisa dibawa pun menambah semangat dan sukacita anak yang ikut ke acara ini. Cuma 1 hal aja yang kurang si, yakni pemandunya yang kurang informatif. Mungkin bisa ditingkatkan lagi di bagian itu saja.
Saya memberi nilai 8/10 untuk acara ini.
Bekasi, 10 Oktober 2025
Ditulis setelah selesai menyiram tanaman dan memberi makan lele.
wisata edukasi yang seperti ini nih cocok untuk anak2
Betul mas, cocok untuk bikin anak jadi happy
Aku pikir tadi @150rb jadi kalo anak sama orang tua mesti dikalikan 3 dan itu mahal banget tapi ternyata 150rb sudah termasuk orang tua yaa..menurutku worthed sie kalo bpk ibuknya juga bisa ikutan biar gak rugi donk yaaa hehe…
Bener kegiatan yg padat gini lebih efektif daripada yang terlalu banyak basa basi karena anak2 pasti juga akan berasa bosan ya kan…
Mungkin si embaknya lebih ke menghibur anak yaa jadi ada beberapa hal yang beliau gak tau secara detail tapi klo bisa ditingkatkan akan lebih bagus jadi kita sebagai pesrta juga mendapatkan informasi yg detail
Kalo 150 kali 3 mah udah 450 mbak, berasa banget wkwkwk.
Insya Allah nanti daku mau coba lagi acara lainnya mbak.
Vibes nya dah miriiiipp banget dengan kegiatan di Batu malang Raya. Pernah lihat ada kumpulan bocil TK atau SD yg ikutan acara kek gini. Seruuuu pwol. bisa menjadi core memories untuk anak anak.
Ortunya (terutama para Emak) bisa me time, healing hahahihi ama Emak yg lain. bahkan ada yg bawa bekel juga. makan bareng deh, pas anaknya lagi kegiatan
Nah ini, win win solution ya. Anaknya seneng, emak bapaknya juga sama.
Nah ini, win win solution ya. Anaknya seneng, emak bapaknya ikut seneng, heheehe
Wah.. seru sekali ini wisata edukasinya Mas. Dan saya juga baru tahu, kalau di daerah Ragunan ada tempat keren seperti ini. Cocok buat anak-anak. Dan 150 ribu plus pendamping orang tua juga pas harganya.
Dari foto-fotonya, Putri menang semangat sekali. Bahkan sampai berada di tengah. Tapi jadi paham kan. Kalau kandang ayam ya bau hahaha. Pulangnya bawa banyak juga ya. Kangkung ditumis, terus telurnya didadar. Habis makan Mimi susu deh… Hehehe.
Iya pak, saking semangatnya malah di tengah sendirian bae, hahaha.
Alhamdulillah, semuanya habis ludes dikonsumsi begitu sampe rumah hahaha
Putri usianya berapa tahun, Kak Fajar. Gemes banget deh, sehappy itu ya senyumnya lebar banget diajak ke Ragunan. Senengnya ada fieldtrip begini, anak-anak jadi bisa belajar sambil melihat langsung hewan dan tumbuhan secara langsung. Orang tua ikut mendampingi dan mengarahkan saja.
Kebayang kalo acara seperti itu, di mana pesertanya adalah anak-anak terus dibanyakin sambutan yang ada mah pada ngantuk wkwkwk. Ya kan anak-anak gak paham juga soal yang namanya siapa yang sambutan hehe. Memang harus dibuat sat set, sehingga anak-anak gak bete, apalagi ini wisata edukasi. Banyakin belajar sambil bermain hehe
Aku baru tahu loh ini soal container farming, menarik sekali. Hanya bener uga apa yang dirimu tulis Jar. Ituh listrik pan 24 jam yak, apa nutup hasil panennya itu. Tiba-tiba inget pernah ngurus bisnis sayur buah. Baaaah langsung otak bisnisnya memutar wkwkkw.
Menurutku dari apa yang dirimu tulis, tempat ini cukup lengkap ya. Memperkenalkan pangan sampai peternakan ke anak-anak, wisata agro yang menurutku penting di sampaikan ke anak-anak. Diajak melihat dan paham bahwa pangan itu hal utama dalam kehidupan. Tahu prosesnya dan bisa menumbuhkan keinginan anak untuk mengembangkannya.
Anw kok aku kebayang tuh si mba-mba yang kurang informatif. Kudu di info ke owner sih wkwkwkwk. Duh maaf. Soalnya itu penting banget dalam proses edukasi wisata. Paling ga di traning lagi.
Seruu banget acaranya dan itungane murah, 150.000 tapi ortu boleh ikut, dapat oleh-oleh pula. Itu bibit ikannya bisa dikembang biakkan juga di rumah ehh apa digoreng walau ukurannya mini?
Komplit ya, ada tanaman, binatang, ada ikan juga. Container hidroponiknya juga bagus.
Jadi pengen belajar hidroponik. BTW kalau di sekolah Saladin dulu punyanya aquaponik.
Seru banget ya ikutan playdate kaya gini. Apalagi di usia anak yang sudah cukup paham. Mayan nggak usah jauh- jauh ke kampung buat lihat kebun dan peternakan. Nambah wawasan buat anak dan juga orang tuanya.
Biayanya juga masih terjangkau. Bingkisan yang dibawa pulang juga banyak.
Btw bibit ikan nila masih hidup gak bang? Hehehe
seruu banget ini mah. jangankan anak2, aku pun bakalan excited kayaknya wkwkwk. jarang2 soalnya kita bisa bener2 back to nature kayak gini. nggak cuma lihat ijo2, tapi juga langsung kasih makan sapi dan ambil telur ayam.
kalo aku bayangin bukan tangannya Putri yang ikut nyemplung mas, tapi Putrinya yang loncat ke kolam ikan kayak yg di IG2 itu wkwk
aku baru tahu container farming ini. menarik banget idenya. berarti itu bener2 tertutup ya nggak dibuka sama sekali pintunya karena pake AC? bener sih, biasanya container gini ujung2nya jadi coffee shop
eh, aku baru tahu bertani jamur ternyata di dalem ruamh dan ditaruh rak2 gtu. aku pikir jamurnya di pohon gtu
Wiiihhh seru banget ini playdate-nyaaa. Apalagi belajat tentang berkebun gitu. Selatan Jakarta khususnya area Ragunan emang masih sangat ijo2 yaa, cocok buat membudidayakan tanaman.
Baru tahu sistem container framing nih buat berkebun. Weeww AC nyala terus yaa, penasaran juga sama hasil sayurnya, apakah nanti dijual lebih mahal atau gimana ya?
Mungkin juga gak akan kerasa mahal biayanya kalau emang tanaman yang dikembangkan tuh banyak dan saat panen emang melimpah kali yaaa.
Kalau budidaya jamur keknya pernah liat juga,. emang di kayu2 apa sih istilahnya balong atau balok atau apa yaa. Enak tuu jamur kalau dimasak 😀
Anak sekaligus emaknya hepi banget nih, pulang2 bawa gudibeg telur, susu, sayuran, bahkan bibit ikan yaaa. Bonus doorprize pula 😀
Demi apa Baru tahu ada kebun ragunan selama ini tahunya cuma kebun binatang dan memang ini bisa menjadi sebuah ide menarik untuk memperkenalkan anak terhadap pertanian peternakan dan juga perikanan secara langsung tapi nggak usah jauh-jauh keluar dari Jakarta. Supaya mereka lebih tahu dan juga menghargai bagaimana makanan kita diproduksi sehingga lebih paham dan juga semoga bisa menjadi pelajaran terbaik bagi kehidupan mereka nanti
Iyess mas
Anak-anak memang suka banget diajak edu wisata seperti ini ya mas
Apalagi berinteraksi dengan alam dan binatang
Pasti mereka hepi ya
betul, mbak.
Aku juga sring banget kelewatan info terbaru mengenai Ragunan.
Tampaknya kini bukan cuma kebun binatang aja nih.. tapi bahkan kabarnya ada camping malam-nya juga.. mirip Taman Safari Malam, ceritanya.
Dan ini keren banget siih.. ada Agro Edukasi Wisata Ragunan.
Jadi beneran mengedukasi anak-anak ((meskipun kakanya kurang banget yaa.. pengetahuannya. Apa mungkin nub??))
Nggak nyangka di Jakarta ada tempat seteduh dan sehijau ini ya berasa sedang di Puncak atau di daerah pegunungan lainnya… acaranya pun seru untuk edukasi dan hiburan anak-anak untuk dekat dengan alam.. jadi ingat anak-anak pas kecil rajin banget ikut field trip seperti ini
Acaranya seru banget dan jadi tau kalau ternyata ada Agro Edukasi Wisata Ragunan. Jujurly daku baru tau lho ya. Bagus nih kegiatannya, nggak banyak opening sambutan A,b,c,d, ibaratnya paham betul kalau anak-anak butuh aksi nyata bukan hanya omon-omon semata.
Berkeliling ke area kebun, bahkan ada container framing walau iya juga, takjub sama teknologi sekaligus bertanya-tanya listriknya seberapa banyak? Lalu harga sayurannya bakalan mahal dong? Hahahaha.
Mantap ya, dapat bounding sama mba Thina dan Putri. Terus bawa oleh-oleh cerita berharga dan banyak hadiah-hadiah seru berkesan. Rating acara pun ciamik ini sih, beneran sangat mumpuni sekali. Semoga next diadain juga di Kebun Raya Bogor dan sekitarnya.
Seru banget! Edukasi sekaligus healing bareng anak. Anak belajar soal alam, orang tua dapet momen quality time juga. Sekilas ini tadi kukira di eco green park loh ^_^
Waah saya baru tau nih ternyata di Ragunan selain ada kebun binatang juga ada wisata agro. Asyikk yaaa bisa main-main mengenal tanaman bersama teman-teman sekolahan….seruu bangeet, pasti happy ini.
Waaaawww… 150rb buat bertiga tuh termasuk murce lho Mas. Kalau di Malang tuh 150rb buat orang dewasa dan 75rb untuk anak², di kebanyakan wisata agro. Apalagi kalau weekend beuh, bisa dua kali lipat.
Dan jujur, aku baru tahu kalo ragunan tuh punya agrowisata. Aku sering denger ragunan tuh kebun binatang mas. Heheheh..
Dan aku baca nih tuh jadi dapet insight baru seputar Ragunan juga. Pengen juga kalau maen ke Djekerdah, bisa puas²in main. ❤️❤️
Yuhuuu seru sekaliiii.. berasa lagi denger cerita langsung dari temen habis pulang piknik wkwkw. Dari awal aja udah kebayang suasana pagi di Ragunan yang rame tapi penuh sukacita. Main sambil belajarnya dapet banget..
Bagian Putri yang nggak bisa diem itu cubangeeet deh, khas anak kecil yang penasaran sama semuanya buat bingkisannya juga sangat bermanfaat ya. Kapan-kapan mau juga ah ajak ponakanku ke sini.