Vaksinasi : Sekarang, Atau Menyesal Selamanya.

Vaksinasi : Sekarang, Atau Menyesal Selamanya.

Saya masih ingat betul, betapa sulitnya menahan tetesan air mata kala melihat adegan nan menyedihkan dari potongan film yang saya tonton kala itu. Call The Midwife, judulnya.

Dalam film itu, nampaklah sepasang adik kakak berkulit hitam yang sedang menghampiri kumpulan perawat berkulit putih. Kakaknya bernama Abel, menggendong adik kesayangannya, Mathias yang terkena polio sejauh 12 kilometer jauhnya. Demi mendapatkan vaksinasi dan kesembuhan pada adiknya.

Bahkan tangannya pun menggenggam sepasang uang logam, yang ia siapkan untuk berjaga-jaga jika kelak diminta bayaran.

Kedatangannya disambut oleh sepasang suster kulit putih yang menyapa dengan penuh keramahan. Keduanya menjelaskan pada Abel bahwa pengobatan ini ini tidak disuntik, melainkan ditelan selayaknya obat tablet pada umumnya. Dan semuanya Gratis, tidak dipungut biaya apapun.

https://www.youtube.com/shorts/TZ-Tivpddx8

“Tapi jika kamu belum ada di list pasien, kami harus mendatamu terlebih dahulu”, ujar salah satu suster.

“Kami tidak berasal dari sini. Saya berjalan sejauh 12 kilometer kesini”, Abel mencoba menjelaskan.

Mendengar itu, suster pun merespon, “Wow, pantas saja adikmu kelelahan dan minta digendong.”

“Mathias gak bisa jalan. Dia terkena polio. Itulah kenapa saya ingin dia mendapatkan vaksinasi.”

Mendengar itu, kedua suster pun langsung terdiam. Seakan kehabisan kata-kata.

Scene kemudian berpindah, ke momen dimana akhirnya kedua kakak beradik itu benar-benar bertemu dengan dokter. Sang dokter mendapati kenyataan bahwa Mathias telah mengidap polio selama dua tahun terakhir. Itulah mengapa ia bisa merasakan kakinya, namun tak bisa menggerakkannya.

Momen kala dokter mencoba menjelaskan tentang vaksinasi lah, yang kelak membuat saya tak kuasa menahan tangis.

“Ada satu hal yang harus kamu mengerti. Dan aku akan menjelaskannya..”

“Abel, vaksinasi digunakan untuk mencegah polio. Untuk menghentikannya sebelum terjadi. Vaksinasi tidak bisa membuatmu lebih baik, jika kamu sudah terkena penyakitnya..”

Seakan tak mengerti, Abel pun bertanya pada Dokter. “Bisakah itu membantu adik saya berjalan? Dulu dia pejalan yang baik sebelum terkena polio.”

Dokter menarik nafas panjang, lalu menjawab dengan nada hampa, “Sayangnya, tidak…”

Potongan film ini, menjadi sebuah pengingat penting akan betapa pentingnya vaksinasi dalam kehidupan kita sehari-hari. Entah sudah berapa ribu jiwa manusia yang terselamatkan dari penyakit mematikan, dan bisa melanjutkan hidup dengan normal.

Sementara mereka yang tidak beruntung karena sudah terjangkit lebih dulu, harus menerima kenyataan bahwa mereka tak akan bisa lagi diobati.

Mengapa Vaksinasi Itu Penting?

Bayangkan jika tubuh kita itu ibarat benteng, dan virus atau bakteri adalah musuh yang ingin menyerang. Nah, vaksin itu ibarat latihan tempur bagi pasukan pertahanan tubuh kita. Agar kelak ketika momen musuh besar itu benar-benar datang, mereka sudah siap untuk tempur bisa melawan dengan cepat dan efektif.

Jadi, vaksin itu membantu tubuh kita untuk mengenali penyakit dan membentuk antibodi. Caranya dengan memasukkan virus yang sudah dilemahkan dan tidak berbahaya, tentunya ya biar kita nggak sakit beneran.

Selain buat diri sendiri, vaksinasi juga penting untuk orang-orang di sekitar kita. Ini adalah istilah yang sering disebut dengan herd immunity atau kekebalan kelompok. Misalnya ada orang yang nggak bisa divaksin karena alasan medis, mereka tetap bisa terlindungi jika mayoritas orang di sekitarnya sudah menerima vaksin.

Jadi, makin banyak yang divaksin, makin kecil kemungkinan penyakit itu menyebar. Kita jadi ikut berperan buat lindungin orang lain juga.

Beberapa Mitos Seputar Vaksin

Sayangnya di Indonesia, pengaplikasian vaksinasi masih sering terkendala oleh penolakan dari orang tua. Mereka ini biasanya mengalami keraguan, serta menelan mentah-mentah informasi seputar vaksin yang sebagian diantaranya adalah mitos.

“Ngga mau vaksin ah, nanti jadi sakit”. Padahal, justru kala kita dan anak-anak kita menjadi sakit setelah menerima vaksin, padahal itu hal yang normal dan justru artinya sistem imun kita sedang bekerja. Vaksin nggak bikin kita sakit berat. Malah, dia mengajarkan tubuh kita agar lebih buat lawan penyakit tanpa perlu kena penyakitnya duluan.

“Gamau vaksin ah. nantinya bisa bikin anak jadi autis”. Mitos ini sudah dibantah oleh banyak penelitian ilmiah dari seluruh dunia. Tidak ada bukti ilmiah valid yang mengaitkan vaksin dengan autisme. Bahan dalam vaksin pun biasanya sudah diuji ketat dan aman buat digunakan.

Peran Orang Tua Dalam Melindungi Anak

1. Edukasi Diri Sendiri

Orang tua yang paham soal manfaat dan keamanan vaksin akan lebih percaya diri dalam mengambil keputusan. Sayangnya, masih banyak yang termakan hoaks atau info keliru tentang vaksin.

Makanya, penting banget buat cari info dari sumber terpercaya seperti dokter, Kemenkes, atau UNICEF. Dengan begitu, orang tua bisa menghindari keraguan dan memastikan anak mendapatkan perlindungan yang optimal.

2. Ikut Aktif dalam Jadwal Imunisasi

Nggak cukup cuma tahu jadwal imunisasi dari buku KIA, orang tua juga perlu aktif mengingatkan dan memastikan vaksin anak sesuai jadwal. Jika ada jadwal yang terlewat, segera konsultasikan dengan tenaga kesehatan untuk imunisasi susulan.

3. Jadi Contoh dan Sumber Dukungan

Anak-anak sering kali meniru perilaku orang tuanya. Kalau orang tua menunjukkan sikap positif terhadap vaksinasi, anak akan lebih mudah menerima dan tidak takut.

Memberikan semangat, menjelaskan manfaat vaksin dengan bahasa yang mudah dimengerti, bahkan memberikan hadiah kecil setelah vaksin bisa menjadi cara efektif untuk mendukung anak.

——————–

Jadi, yuk. Sebagai orang tua, kita aktif dan peduli dalam proses vaksin anak. Dengan begitu, kita membantu mereka tumbuh sehat dan kuat menghadapi masa depan!

Fajarwalker

A Man with frugal style living. Sering dikira pelit, padahal cuma males keluar duit.

More Reading

Post navigation

19 Comments

  • Nah ini saya komen lagi.. Tadi kayaknya ada perbaikan ya mas?.. Nah bener nih.. Mencegah lebih baik dari pada mengobati, kadang sudah di vaksin juga belum tentu bisa menyembuhkan kalau sudah terkena, memang harus sabar ngejelasin terutamanya buat ibu”yang belum paham dan masih percaya mitos… Kalo tempat saya selalu ada pengumuman dari puskesmas pake halo-halo… Buat ibu-ibu, bayi dan balitanya harap menuju posyandu ( dengan nada tegas: D)

  • Betul sekali mas Fajar, vaksinasi sangatlah penting. Sebaiknya orangtua aktif cari informasi kemudian jalani dengan tertib sesuai arahan dan aneka mitos serta hoax berkembang harusnya sudah lebih terbantahkan dengan ada banyaknya fakta di lapangan. Again, butuh terus digaungkan edukasi terkait pentingnya vaksin secara lengkap.

    Salah satu cara dan ikhtiar agar anak terhindar dari berbagai penyakit dan virus berbahaya. Apalagi di era sekarang yang udara saja sudah begitu tercemar. Makasih harus siapkan imunitas lebih baik sebagai pelindung.

  • Ibarat pepatah, sedia payung sebelum hujan. Jadi vaksin itu juga kayak gitu, melindungi kita sebelum basah kuyup. Kalo udah terlanjur kena, mungkin bisa diobati jika obatnya sudah ditemukan, tapi kalo belum, nyesalnya seumur hidup.

    Menurut saya vaksin emang sepenting itu mas, tapi emang banyak orang tua yang tak mau anaknya divaksin

  • Alhamdulillah Mas Fajar ayah teladan nih. Nanti dek Putri vaksinnya yang lengkap ya. Bisa dari posyandu, sekolah, atau di dokter anak.
    Paling kzl kalau ada orang tua yg sengaja tidak ngasih vaksin anaknya padahal vaksin adalah hak anak. Dan kalau mau sekolah harus menunjukkan kartu vaksin lho.

  • duh, adegan film yang sangat mengiris hati. betapa perjuangan seornag kakak menggendong adiknya sejauh 12 kilometer untuk mendapatkan vaksin. Namun sayang sudah terlambat.
    Dan saya juga teringat teman SD saya yang kena polio dan kakinya tak sempurna. Tapi katanya dulu salah suntik, dan saya waktu itu belum paham.
    Jadi dari cerita di atas, betapa pentingnya vaksinasi untuk anak ya, Mas. Agar tidak ada penyesalan. Seperti kata dokter, vaksin hanya untuk mencegah, tapi kalau sudah kena penyakitnya,maka tidka bisa diobati lagi.

    Eh, satu lagi Mas. Itu kok para suster ramah ya? Padahal biasa ada deskripsinasi orang kulit putih terhadap orang berkulit hitam hehehe.

  • Sepakat banget, setidaknya vaksin salah satu ikhtiar saya dan suami agar seandainya di masa mendatang anak terinfeksi suatu penyakit tertentu dampak yang ditimbulkan tidak terlalu parah. Oleh karena itu sebisa mungkin kami melengkapi vaksin kiddos

  • Literasi vaksinasi anak nih harus selalu digaungkan ya ..karena semakin kesini makan banyak yg anti vaksin dan sy Masih suka heran ama ortu yang anti vaksin tapi tinggi hati dan sombong karena merasa anak mereka tanpa vaksin baik baik saja.

    Padahal anak mereka terlindungi karena berada dan bergaul di dalam sekelompok anak yg sudah dapat vaksin . jadi terlindung dari kekebalan kelompok.

    Coba deh itu anak anak yg tidak di vaksin dikumpulkan dalam satu tempat sendiri…selama sebulan aja….auto yakin deh pada bertumbangan mereka ..

  • Anak-anak untuk dapatkan vaksin memang sudah terjadwal ya. Namun dalam pemenuhannya nih, yang mungkin bisa terlewatkan. Padahal bagus juga anak² dapat perlindungan dengan imunisasi sebagai langkah kewaspadaan terhadap virus maupun kuman yang ada

  • Manfaat vaksin ini emang bukan hanya untuk diri sendiri namun berpengaruh ke kelompok ya, bermanfaat untuk terhindar dari penyakit serius yang mengancam nyawa. Yang pasti vaksin terjadwal oleh pihak kesehatan spt puskes atau posyandu perlu dimanfaatkan dan jangan terlewat bagi anak.

  • Ah kok nyesek filmnya, mau kasih vaksin untuk adiknya yang terlanjur kena polio.. semoga kesadaran orang tua di Indonesia untuk vaksinasi lengkap anaknya makin tinggi ya demi kesehatan anak..

  • Duluu.. tetangga depanku kalo pas bulan vaksin sengaja pergi keluar rumah, biar gak vaksin.
    Karena waktu itu beneran didatengin sama nakes rumah-rumah yang punya anak balita untuk divaksin.
    Padahal mah, enak kata aku yaa..
    Gak perlu ngantri, tinggal duduk manis di rumah, para perawat dan dokternya yang dateng.

    Tapi menurut mereka, vaksin itu haram.
    Karena mengandung hal haram di proses pembuatannya.

    Yasudah, aku malas berdebat.
    Meskipun kami seusia, tapi beliau punya “cara”nya sendiri dalam memahami sesuatu dan mengambil keputusan.

  • Adegan dalam film Call The Midwife yang menceritakan perjuangan Abel untuk mendapatkan vaksinasi demi adiknya yang terkena polio benar-benar mengharukan. Melihatnya, kita jadi sadar bahwa vaksinasi itu bukan hanya soal mencegah penyakit, tetapi juga melindungi masa depan kita dan orang-orang tercinta dari risiko yang bisa dicegah. Terlebih dengan adanya fakta tentang herd immunity, kita semua punya peran dalam menjaga kesehatan masyarakat. Sayangnya, masih ada saja mitos yang beredar tentang vaksinasi, padahal sudah banyak bukti ilmiah yang membuktikan keamanannya. Artikel ini mengingatkan kita untuk lebih peduli dan tak ragu memberikan perlindungan terbaik bagi keluarga, terutama anak-anak.

  • thank you Mas Fajar sudah menuls tentang ini, mmebantu megingatkan saya juga, btw saat ini banyak sekali orangtua yang menolak dengan program vaksin dari pemerintah ini, karena keterbatasan pengetahuan jadi mereka percaya sekali dengan mitos-mitos yang disebutkan di atas, duh gemes banget rasanya dan di satu miris sekali

  • Vaksin Covid-19 pernah viral dan menjadi paksaan kepada semua

    banyak juga cerita tidak elok dengan vaksin tetapi perlu juga kita semua lalui

    sebenarnya vaksin macam-macam ada..termasuk nak cegah penyakit polio tersebut

  • Setuju mas, vaksinasi sangat penting terutama pada bayi dan balita untuk mencegah berbagai penyakit. Sebetulnya pemerintah udh punya program imunisasi wajib ya yg bisa didapatkan di posyandu/puskesmas. Tp ya itu, mamang gak semua sadar akan pentingnya imunisasi atau termakan mitos hoax yg merugikan. Sosialisasi ke seluruh masyarakat perlu digalakkan terus menerus

  • Kayaknya saya pernah lihat potongan filmnya, tapi lupa. emang dulu vaksin itu sangat di takutin daerah saya malahan ada yang mikir akal2an amerikalah seperti vaksin covid , dulu bahkan pernah ketemu buku yang bahas kospirasi vaksin tapi nyatanya penyakit polio benar ada lho. suka heran kalau dipikir sekarang, padahal korban kejadian sudah banyak ya

    • Iya, gak semua di dunia ini tuh konspirasi ya sebenernya. Adakalanya, memang kita pun perlu untuk ikut. Gak melulu terjebak di pikiran kolot dan usang.

  • Yessss, setuju Vaksin itu perlu!!! Dan aku jujur masih gedek sama orang yang bilang vaksin itu nggak perlu dan bisa menimbulkan bla bla bla, termasuk isu konspirasi lainnya. Bukan aku menolak teori konspirasi, meski kalau dipikir secara logika ya ada kemungkinan teori konspirasi dan tetek bengeknya itu benar. Dan kita pun tahu nggak ada yang pernah benar-benar 100% berhasil, termasuk vaksin.

    Meski nggak berhasil 100% nggak berhasil, masak iya kita mau menolak kemungkinan 50 atau 40% nyawa selamat karena vaksin. Sekali lagi itu adalah hukum probabilitas dan semuanya mungkin terjadi. Kalau bisa kita selamat karena vaksin kenapa kita menolak keselamatan itu. >_<

    Dan aku baca pembukamu itu, Mas, kepalaku tuh langsung bayangin adegan di area Afrika Tengah cem kongo, dan negara kawan-kawannya. 🙁

    • Ahahaha, orangtuaku malah salah satu yang sampe sekarang suka nolak2in vaksin. Tapi vaksin covid aja si, kalo yang lainnya mah teteup percaya.
      Emang pada akhirnya, semua tergantung imun ya. Tapi beda kan ath ya imun yang dilatih dan yang nggak dilatih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *