Cerita kali ini adalah cerita lama di minggu-minggu terakhir sebelum bulan Ramadhan di tahun 2025. Sudah long long story sekali memang, tapi tak apalah. Tak ada kata terlambat untuk mulai menghabiskan bahan-bahan postingan lama yang ada di draft. hehehe. Yuk, lanjooot…
Seperti biasa, angin semilir menyambut kami dalam perjalanan santai via sepeda motor di sore hari ini. Tak ada banyak perbedaan antara angin Bekasi maupun angin di Depok. Rasanya seperti perpaduan antara sejuk, kering dan debu-debu mikroskopis yang perlahan akan memenuhi wajah siapapun yang melewatinya.
Jalan Raya Kranggan – Cibubur tetap ramai seperti biasanya. Dipenuhi oleh segenap manusia yang sibuk berlalu-lalang, entah menjemput rezeki atau sekedar bervakansi seperti kami bertiga.
Saya biasa menyebut Kranggan dan Cibubur sebagai ‘daerah paling krisis identitas’ se-Indonesia. Maklum saja, posisinya yang berada di area perbatasan, membuatnya jadi bebas untuk dideskripsikan semau-maunya saja.
Dibilang masuk ke Depok, boleh. Diaku-akuin masuk ke Bekasi, bisaa. Dianggep masuknya Jakarta, monggo. Ditarik sebagai anggota Bogor juga sah-sah saja. Emang ni daerah satu tuh paling gak jelas maunya masuk kemana, hahaha.
—-
Hari ini kami bertiga berencana untuk mampir ke salah satu Mall terbesar dan termegah di daerah Cibubur. Mall ini bukan hanya mewah, tapi juga menyediakan sebuah wahana bermain yang cukup besar dan legendaris. Ada yang tau namanya apa?
Yap, Trans Park Cibubur.
Entah kenapa, Saya dan Thina malah belom pernah tertarik barang sekalipun untuk mampir ke Mall yang masih terhitung baru ini. Tiap ke Depok, palingan nongkrongnya kalo gak di Cibubur Junction, Pesek (Pesona Square), atau ya di Margo City aja sekalian. Belum pernah sekalipun kepikiran mampir kesini.
Terus ngapain sekarang tiba-tiba ngucluk mampir ke Trans Park?
Well, jadi tadinya tuh Thina udah rencanain untuk mengisi sisa-sisa weekend dengan berlibur ke Dufan. Cumaa, setelah dipertimbangkan lagi.. kok kata ‘dufan’ dan ‘weekend‘ itu terdengar sangat-sangat tidak romantis ya. Rasanya kayak sebelas dua belas sama ajakan ke puncak bogor, tapi berangkatnya jam 12 siang.
“Yakin kita mau ke Dufan? High season lho itu. Yang ada dengkulmu lemes duluan nanti, kelamaan ngantri”, ucap saya dengan penuh keyakinan.
Thina terdiam sejenak. Tangannya menopang dagu dan mata langsung menatap langit-langit kamar. Kami berdiskusi ulang mengenai rencana untuk mengisi liburan, yang akhirnya bermuara pada kunjungan ke Trans Studio Cibubur ini.
Dalam pikiran sederhana saya, toh pamor Trans dan grupnya si bapak Singkong ini sudah tak sementereng dulu. Bisa dilihat dari banyaknya gerai Trans Mart yang bertumbangan satu persatu. Kurang lebih, intuisi saya mengatakan bahwa Trans Studio ini gak akan seramai wahana atraksi lainnya.
Dan ketika langkah kaki kami mulai memasuki area Mall, saya merasakan bahwa intuisi saya sepertinya benar…
Trans Studio dan Sisa Kejayaan Masa Lalu

Langkah kaki kami terhenti kala berjumpa dengan sebuah patung monster yang menyembur dari tembok. Memamerkan cakarnya dan giginya yang seram. Patung inilah yang membuat Putri mendadak diam mematung, lalu mendadak isak tangisnya pecah sejadi-jadinya.
Walah.. bocahnya takut rupanya. Langsung saja saya seret dia ke area dalam.


Untuk momen akhir pekan, tingkat okupansi pengunjung disini bisa dibilang cukup rendah. Bisa dilihat dari total enam gate masuk yang tersedia, hanya satu saja yang dioperasikan. Meskipun saya dengar ada satu rombongan besar, tapi di depan gate masuknya tak ada antrian sama sekali.
Hal ini berbanding terbalik dengan momen kala saya berkunjung ke Trans Studio Bandung beberapa tahun lalu. Peminatnya cukup banyak, sehingga antrian masuknya jadi mengular. Tapi itu masa lalu, kalo sekarang.. walah, sepertinya sulit untuk menaikkan pamor wahana ini jadi seperti dulu.
Saking sepinya, ketika ada seorang pengunjung yang bertanya ‘apakah ada paket istimewa semacam fast track‘, petugasnya malah menyarankan untuk ambil paket yang reguler saja. “Nanti kalo dirasa antrinya lama, bisa di-upgrade kok mas.”



Trans Studio berada di area lantai teratas. Jadi setelah melewati gate, kami diarahkan untuk naik eskalator sebanyak dua kali. Dan meskipun eskalatornya lumayan panjang, tapi tak terasa membosankan karena sisi kanan kirinya dihias dengan desain yang cukup memanjakan mata.
Di salah satu lantai, kedatangan kami disambut oleh kumpulan bola-bola raksasa dan miniatur gerbong kereta. Putri tentu langsung bersemangat, mendorong-dorong bola dan meminta saya untuk mengabadikan momen bersama.
“Papih, papih.. aku mau beli kereta boleh ngga?”, ucap putri sangat excited. Dikira papinya ini macem punya saham di Sequia Capital kali ya, ujug-ujug minta kereta.
“Boleh put, tapi nanti belinya di pasar gembrong ya…”
Sains, Serangga dan Air Mancur

Sebenarnya niat awal kami kala pertama tiba, adalah mengunjungi pertunjukan dinosaurus. Tapi apa daya, di momen kami tiba ke lokasi.. Saat itu pulalah pertunjukannya sudah selesai. Walah, telat euy.
Demi menghibur Putri yang sudah ngarep berat, akhirnya saya berbelok ke Indonesia Science Center.
Sesuai namanya, disini kita bisa belajar banyak seputar ilmu pengetahuan dan sains, dengan menggunakan beberapa alat peraga yang interaktif. Sepintas, saya jadi berasa nostalgia dengan PP-IPTEK di taman mini yang juga jadi tempat bermain favorit saya hingga kini.



Kami mencoba semua alat peraga satu per satu. Mulai dari cincin awan, simulator gempa, pendulum pasir, dan masih banyak lagi. Sayangnya beberapa alat peraga disini kondisinya rusak dan tidak bisa digunakan lagi. Entah sedang menunggu maintenance, atau sudah dipasrahkan begitu saja. Yah begitulah, tangan-tangan orang Indonesia mah emang pada jabrah yak.
Dari ISC, ada akses naik untuk menuju ke area Extreme Insect.

Kali ini gantian saya yang excited. Dalam bayangan saya, di area Extreme Insect itu bakal ada beberapa serangga eksotis dan langka, yang disimpan dalam wadah khusus dan terisolasi. Eh.. tapi pas tiba disana, ternyata nggak sesuai harapan.
Ternyata disini isinya cuma kumpulan diorama aja. Patung-patung berukuran raksasa, tersaji dalam sebuah ruangan yang tak terlalu luas, lengkap dengan daun dan tanaman yang tentunya artifisial.


Emang sih, beberapa patung disini tuh cukup interaktif karena bisa gerak-gerak. Tapi yaaa, teteup aja gak bakalan bisa mengalahkan serunya melihat serangga aslinya secara langsung.
Terakhir, dari Extreme Insect kami masuk area Water World.

Mendengar suara gemericik air, Putri langsung berlari meninggalkan kedua orang tuanya. Ia sudah tak peduli teriakan saya dan Thina, dan mulai bermain-main dengan air dan berbagai mainan pendukungnya.
Disini bukan macem kolam renang sih, melainkan area bermain air yang interaktif disertai dengan penjelasan ilmiah di beberapa sudutnya.
Jujur, kalo disini mah.. nggak cuma putri yang semangat. Saya juga seru bangeeeet liatnya, hahaha. jadi secepat kilat, saya pura-pura nemenin Putri dari deket. Padahal mah, niatnya pengen main air bareng sama dia, hahaha.


Nonton Alivia & Dark Evil, Berakhir Surprise

Tak lama sejak meninggalkan area ISC, sebuah announcement terdengar memanggil para pengunjung untuk segera berkumpul di area tengah. Ternyata, sebentar lagi akan ada sebuah pentas yang berjudul “Nonton Alivia & Dark Evil“
Kami bertiga langsung ambil posisi duduk, menonton dan menikmati semua alur pentas dengan penuh seksama.



Pertunjukan ini sebenarnya lumayan spektakuler. Menggabungkan antara tari kolossal, gerakan akrobatis dan visualisasi 3 dimensi ke dalam satu pentas musikal. Akhirnya pertunjukan nan epic pun tersaji di depan mata. Meskipun jujur, jalan ceritanya lumayan rumit dan sulit untuk diceritakan kembali khususnya pada anak-anak dibawah umur.
Tapii yowis lah, saya mencoba mengabaikan ceritanya.. dan menikmati saja sajian audiovisual yang begitu megah dan menarik untuk ditonton. Tak terasa waktu pun berlalu. Pentas selesai, dan seorang petugas berseragam Trans Corp lengkap naik ke atas panggung.
Saat itulah, layar yang tadinya menyajikan background epic dan cinematic, tiba-tiba berubah menjadi biru cerah dengan animasi confetti dan backsound terompet yang cukup khas.
HAPPY BIRTHDAY Ke-7, ARMANDO CORTIZO.

Lah buseeet, tiba-tiba banget ini musik yang tadinya dramatis mendadak jadi Jambrud, hiahahahaha. Saya dan Thina cuma bisa nahan ketawa aja di pojokan.
Belakangan saya baru tau kalo Armando Cortizo itu adik kandung dari Emiliano Cortizo, pemeran Gino di sinetron ‘Dari Jendela SMP’. Walah, anak artis toh. Pantesan aja doi sampe ngerayainnya seniat ini.
Mencari Wahana untuk Anak Balita

Karena konsep utama Trans Studio ini mostly adalah memacu adrenalin, jadi wajar aja sih kalo sebagian besar wahananya itu nggak suitable untuk anak-anak dibawah umur. Thina sih seneng-seneng aja ya, naik roller coaster dan teman-teman sejawatnya. Sementara saya.. halah, apa pulak yang bisa saya lakukan dengan fobia ketinggian ini.
Jadi sementara Thina naik wahana, saya sama putri keliling aja cari opsi alternatif yang pas buat dia.
Untungnya, ada juga kok beberapa wahana menarik yang aman dimainkan bersama anak tercinta. Diantaranya adalah :


Area Distorted House, alias biasa disebut rumah miring. Ini adalah sekumpulan rumah yang sudah didesain khusus sehingga menciptakan ilusi mata. Menipu otak dan membuat sensasi seakan-akan jalanan sedang dalam perjalanan yang menanjak. Padahal aslinya mah jalanannya tuh datar-datar aja.
Konsepnya yang bertema Meksiko bisa jadi latar yang pas buat foto bareng keluarga. Tapi hati-hati ya. Untuk yang gak biasa, asli sih ini tuh bikin kepala jadi cenut-cenut, hahaha

Kereta Keliling. Ini juga udah pasti aman lah ya buat dipake sama bocil. Kereta ini akan membawa kita keliling ke seluruh area di Trans Studio. Mirip sama kereta-kereta yang ada di-Mall gitu.
Meskipun yaa, ujung-ujungnya mah balik lagi ke posisi awalnya sih.

Carousel, alias komidi puter. Gak sebesar yang di Dufan, tapi sudah cukup untuk membuat bocil sangat bahagia.




Snow House, alias rumah salju. Sesuai namanya, di rumah ini ada semacam salju-saljuan gitu, yang bisa menciptakan sensasi seakan kita lagi ada di momen winter. Adapun salju ini terbuat dari potongan-potongan es yang terus dibuat secara otomatis lalu disebar secara merata diatas lantai.
Meskipun belum pernah ketemu salju seumur hidup saya, tapi menurut saya ini tuh feelsnya lebih mirip kayak lagi di cold storage sih ketimbang saju beneran. Karena bentuknya mirip es serut tapi agak kasar, jadinya gak bisa dibikin buat bola-bola salju kayak di film kartun.
Kalo dipake nimpuk, yang ada orangnya bisa pingsan ini sih, hahahaha
SWAT Raid & Parade World of Imagination

Menjelang sore, ada 2 pertunjukan seru yang tersaji disini. Kami memutuskan untuk menonton semuanya, karena jujur aja agak kecewa karena ada beberapa wahana yang tidak beroperasi.
Untungnya kalo Thina sih udah sempet cobain sih beberapa wahana ekstrim seperti Roller Coaster. Sementara saya.. ah, toh saya juga banyak fobia nya. Jadi sedari tadi hanya bermain santai bersama Putri saja.

Pertunjukan pertama yang kami tonton di sore hari ini adalah SWAT Raid. Semacam pertunjukan kolossal yang menampilkan pertarungan antara kepolisian melawan para penjahat gitu. Sepanjang cerita, kita akan disuguhkan berbagai aksi ekstrim seperti atraksi motor, berbagai ledakan dan tembak-menembak.
Jujur disini saya agak deg-degan si. Bukan perkara aksinya yang serem, tapi takut si Putrinya sawan denger suara gedebag-gedebug dan jelegar-jeleger yang lumayan keras.
But so far, dia fine-fine aja si. Alhamdulillah.


Dan pertunjukan penutup hari ini, adalah Parade World of Imagination. Parade ini menampilkan berbagai karakter ikonik dari wahana-wahana di taman hiburan tersebut, seperti Alien Taxi, T-Rex, serta tokoh-tokoh kerajaan seperti raja, ratu, pangeran, dan putri. Para karakter ini berkeliling area taman hiburan, menyapa pengunjung, dan menciptakan suasana yang meriah dan penuh imajinasi.



Putri tentu sangat antusias ya melihat semua karakter akhirnya berkumpul dan berkeliling. Udah gitu orang-orangnya juga ramah dan sabar banget. Mereka semua menghampiri dan bersedia untuk dimintai foto.
Setelah berkeliling, para kru dan karakter ini akan berkumpul di stage SWAT untuk kemudian berdansa bersama, dan melayani sesi terakhir foto bersama.



Penutup.

Setelah lelah berkeliling dan berfoto-foto, akhirnya Putri tumbang juga. tak lama setelah saya mengajaknya makan roti 50 rebu, dia terkulai.. lalu tidur pulas. Sementara Thina, masih penasaran mencoba satu wahana ekstrim terakhir sebelum memutuskan untuk pulang ke rumah.
Untuk harga tiket sebesar 150 ribuan per orang, menurut saya ya lumayan-lumayan aja sih. It’s entertaining, but still a lot to improve. Apalagi semenjak pandemi, kayaknya pamor Trans Studio sudah banyak menurun, dan berimbas pada banyaknya wahana yang berhenti dioperasikan sepenuhnya. Jadinya, agak maksimal aja si.
Apakah akan berkunjung kesini lagi? Maybe yes, maybe no. Pengen sih balik lagi, tapi kayaknya tidak dalam waktu dekat, hehehe.
Kalau kalian, gimana pengalaman terakhir ke Trans Studio? Apakah ada rencana melipir juga dalam waktu dekat? Coba cerita di kolom komentar ya.
Bekasi, 6 Juni 2025.
Ditulis sembari bersiap shalat idul adha.
Anaknya pasti senang banget itu Mas
Apalagi dibawa ke tempat main modern seperti Trans Studio
Dulu waktu pertama kali ada di Makassar, aku juga excited dan senangnya bisa masuk sana sebagai pendamping anak kursus karena aku sebagai pengajar di lembaga itu
Asli seru banget
Untuk yang di Cibubur belum pernah. Ada di Surabaya juga udah pernah.
Kalau aku yang jadi anaknya Mas, pasti momen ini sangat berkesan banget
Sehat-sehat ya Putri…
Betul mbak, Asal anak seneng yaaa. apapun pasti kita usahain sebagai orang tua.
Kalau saya dulu pernah ke Trans Studio di Bandung tahun 2016, ya ampuuun sudah lama banget ya udah 9 tahun lalu dan kala itu masih ramai pengunjung dan masih antusias. Senengnya di Trans Studio Cibubur ada rumah salju ya mas, dulu yang di Bandung belum ada. Padahal saya pengen banget bisa main salju ala-ala. Putri capek banget tuh sampai ketiduran tapi pastinya heppy ya
Kalo saya sekitar tahun 2018 mbak, Beneran dulu mah rame banget euy..
Sekarang mah berasa banget sepinya
Sebenarnya Trans tuh udah keren banget bikin wahana kayak ginii
Bikin keluarga happy bahagia syalala.
tapi entah kenapa, kok promo marketing nya agak kureeeng
di Surabaya juga gitu.
pas awal buka rameee, sekarang mah sepii beuds
Kayaknya gak nutup antara promosi sama operasionalnya mbak. Makanya sekarang udah banyak wahana yang tutup juga euy.
Efek perlambatan ekonomi dan pandemi juga sih kayaknya
Mau komen foto awal dulu, senyum putri itu cakep banget loh. Bahaya sekali tuh anak nanti wkwkwk. Sehat-sehat ya Putri.
Seingetku dalam hidup baru sekali ke trans studio dan itupun di fasilitasi oleh kantor dalam rangka outing di kota Bandung. Pandemi memang sangat berdampak atas perubahan bisnis, kalau di pikir-pikir mungkin biaya operationalnya tidak nutup dengan pendapatan karena minat masyarakat sekarang cenderung pada lokasi outdor. Jadi peralatannya tidak terawat.
Tapi ya, baca tulisanmu tempat itu memang menyediakan banyak fasilitas dan dengan harga 150 ribu menurutku sangat pantas.
Kata putri : Makasyih tanteuuu.
Nah iya, sebenarnya 150 ribuan masih worth it si. Sayangnya banyak wahana yang gak beroperasi, mungkin karena faktor biaya operasional itu.
Sebuah daerah yang nggak jelas arahnya ke mana, ahahaha, bener banget emang kadang bingung juga dia masuknya mana sih sebenernya?
Trans studio Cibubur itu padahal bisa dibilang nggak terlalu jauh dari rumahku tapi sampai detik ini aku belum pernah ke sana, hahaha. Mungkin karna blm ada anak kali ya Mas jadi niat ke sana jadi kurang kiat gtu.
Ternyata isinya lumayan seru ya bisa buat menghabiskan satu hari. Kayaknya q lebih suka yang pertunjukan pertunjukan itu. Yah animo masyarakat mulai berubah, yang dulunya banyak diminati perlahan lahan beralih surut. Harus ada inovasi baru si sepertinya…
Silahkan atur aja mbak kalo itu. Soalnya ini daerah emang banyak yang ngaku-ngakuin, hahahaha
Ternyata bukan cuma aku doang ya, banyak juga warga depok dan sekitarnya yang sampe sekarang belom pernah ke trans.. entah kurang promosi atau memang udah kurang berkurang banyak animonya
Seruu ya di Trans Studio dan memang bikin anak jadi happy. Worth it dengan harganya.
Lalu mikir kalo ngerayain ultah di sana bayar berapa yaa??
Di Malang adanya Trans Studio versi mini, lokasi di atas mall.
Shock kenapaa Pesona Square disingkat jadi pesek….
Ahahaha, aku juga kaget mbak kenapa awalnya disingkat begitu. Tapi lama-lama terbiasa kok nyebutnya
errr, sampai sekarang belum pernah ke satupun TransStudio. Dan karena skrg saya maunya kl keluar buat ngobrol atau makan (mulutlah yang beraktivitas) , jd udah gk pernah lagi masuk2 ke wahana seperti ini. Sepertinya seru ya, walau ada bbrp wahana yg sdh tidak dioperasikan. Kl udah gini jd kasian sama yang kerja. Semoga saja bisa kembali bangkit ya. Jadi bisa balik ke sini dengan lebih semangat bareng keluarga 🙂
Aku juga seringnya nongkrong makan aja mbak. Tapi semenjak ada anak, mulai sering ikut wahana aktivitas begini, biar ada keseruan jugaaa gak makan mulu hehehe
Aku THN lalu kayaknya ke sini. Itu juga Krn dpt tiket gratis 4 biji dr om . Yo wislaaah di datangi .
Memang sih LBH kecil ya mas drpd yg di bandung. Tp Krn ada roller coaster, aku happy2 aja. Dan antrian memang ga sedurjana Dufan di saat weekend .
Aku pernah loh ke Dufan pas weekend, datang dr awal dia buka, sampe dia tutup, cuma dapat 5 wahana . Antriannya mengerikaaan. Malah ada yg sampe 3 jam. Ice age apalah itu. Yg ujung2nya aku nyerah.
Kapok DTG lagi….
Tapi pas ke transpark aku kok ga ngeh ada ruangan science yaaa. Yg di trans bandung aku sempet masuk ke science nya dan sukaaaa Ama semua yg dipajang. Penjelasan science nya mudah dimengerti dan ga ada yg rusak. Sayang banget kalo bbrp wahana yg di Cibubur rusak yaa.
Kalo ditanya DTG lagi atau ga, aku kayaknya ga, kecuali dpt gratis mas. Themepark di Indonesia Ini bikin galau. Kalo terlalu rame aku males. Kalo terlalu sepi, aku LGS mikir maintenance nya nutup gaaa . Ntr kalo kenapa2 pas naik yg ekstreme gimana
Kalo ke Dufan mah mending jalur express mbak, yang tiketnya rada mahal itu. Baruu berasa worth it. Kalo ngantri mah, buseeet kelamaan nunggunya.
Aku malah pas ke bandung gak nemu science center iniii, mungkin dulu pas kesana belum ada wahananya kali ya?
Hahahahahah betuuuul, kayaknya kalo ke Dufan memang harus pake yg express. Walaupun harganya maaaahl . Kebayang aja beli utk 4 orang hahahahah.
Sampe ga inget aku kapan trakhir ke Dufan. Pas msh di HSBC yg pasti, Krn sempet ada family gathering di sana. Jadi Dufan di tutup utk umum, hanya staff HSBC dan keluarganya.. kirain bakal sepi dong, ternyata staff hasbc rame juga . Ttp aja antri lama wkwkwkwkwk.
Ga mungkin ga ada yg science di TSB. Soalnya aku DTG 2011 itu udah ada . Mungkin Krn tempatnya ngumpet sih.
Iyaa, tapi kalo sampe bisa kebeli mah.. Enak banget sih ya. Berasa sultan, meskipun pastinya diliatin sama orang-orang dengan pandangan bombastic side eye wkwkwkwk.
Nah, kalo science aku lupa2 inget. Mungkin memang ada, tp aku gak ngeuh kali ya
Hahaha aku kira aku aja yang mempertanyakan daerah Cibubur ini masuk ke mana, ya bebas aja lah yaa terserah pribadi masing-masing mau anggap Cibubur wilayah mana.
Bener banget loh aku juga merasa begitu, kok kayaknya sepi-sepi aja nih pengunjung Trans studio, mungkin ada wahana lain yang lebih menarik? Tapi kalau harga sih worth it banget dengan segitu puas banyak wahananya.
Aku aja yang baca kayak, “ini wahana kok nggak habis-habis” saking banyaknya, hahaha. Ehh tapi baru tahu loh kalau ada di CIbubur, tahunya yang di Bandung aja.
Buka artikelnya langsung senyum2 liat wajah sumringah bapak anak hehe.
Ow ternyata Trans Studio Cibubur termasuk baru ya. Kyknya seru sekali banyak pilihan wahananya. Anakku kalau kuajak ke sana mungkin paling suka naik carousel sama main salju juga tu.
Kyknya cocok ya buat liburan sekolah, buat seru2an, mana lokasinya gak terlalu jauh juga ya masih deket2 rumah.
Btw kalau sepi gitu kyknya lebih nyaman deh buat keluarga apalagi yang bawa anak kecil, ketimbang rame penuh kek cendol hehe 😀
Emang mbaknya lokasi dimana?
Sok mampir ke rumah kalo lagi di Depok yaa, hehehe.
Menariknya tempat ini. Bukan setakat anak2 saja suka, kalau saya jadi ibu saya malah suka juga dan main semua benda yang ada disitu
Sebenarnya malah lebih cocok untuk orang dewasa, hehehe. Kalau anak kecil, cenderung terbatas mainannya
Trans Studio Cibubur saya belum pernah mampir niiih. Baru mengunjungi yang TS yang di Bandung. Asyiik yaa wahananya banyak , eh ada arena bermain es jugaa seruuuu….saya jadi oengen kesana niih main salju
nah kalo salju emang seru mbak, cuma emang gak yang salju banget sih. Masih berasa feels es serutnya hahaha
Wahana Extreme Insect bagus banget tuh mengenalkan anak ke dunia serangga yg aslinya sekarang udah susah ditemui.
Di kampung saya aja udah susah menemukan capung dan serangga lain. Kupu kupu aja ga ada padahal bunga di halaman berwarna warni
Buat anak saya main ke TS sepertinya cocok di Water World nya. Main sepuasnya dengan memacu adrenalin
Waterworld mah gak memacu adrenalin bu, hehehe. Isinya maenan bocah semuaaaa
Aku ngelihat studio cibubur ini termasuk gede ya, dan katanya malah tidak segede di Bandung. Busyet seriusss??
Di kota Malang tuh malah seharian bisa nyobain semua wahana mas. Lebih kecil lagi dan nggak selengkap Cibubur. Nggak bayangin gempornya aku, kalau kesana. Hahahhaa…
Tapi seru poll, ada panggung musikal sama area snow house. Para bocil paling demen dah sama beginian…
Iyaa, sebenarnya malah lebih seru ikutin panggung musikalnya sih kalo aku. Bocil mah kayaknya bakal kesenengan banget liat show nya
Kalau memang mau ke Dufan, itu harus hari biasa, Mas. terus kuat antre. Saya aja dulu antre ambil makan, Jadi ga ada waktu nonkrong dulu hahaha. Nah, Trans Cibubur ini tidak telrlau jauh dari tempat tinggal saya di Depok. Saya justru malah sering ke mall-nya saja hahaha. Dan memang Tidak sejreng dulu ya, walau tidak terlalu sepi juga. Tapi tetap bisa bikin happy. Apalagi ada pertunjukannya juga.
Pak Bambang kapan-kapan saya boleh melipir ga nih? Sesama blogger dan tinggalnya masih di Jabodetabek, sepertinya kita sesehari mesti ngopi pak hehehe
Terakhir kali ke Trans studio Bandung tahun 2016-an sih udah lama banget. Kalau yang Trans Park Cibubur belum pernah mampir sama sekali. Agak sayang ya, weekend tapi sepi gitu. Bener sih pamornya emang sudah menurun juga. Mulai kalah sama area bermain anak lainnya.
Tapi, ada plusnya kalau rada sepi gitu. Main wahana apa aja nggak antri. Cuma kalau nggak semua wahana beroperasi rasanya sedikit rugi juga yak. Kalau pengen cobain semua hehehe.
Yaampun Putri sampe beneran ketiduran berarti ia menikmati momen banget tuh. Mantap sekali lah pilihan yang tepat buat isi weekend.
Itu abis saya ajak makan roti yang harganya buseng banget 50 rebu, baru dia teler.. hahaha.
bener juga tapi mbak, emang pamor trans makin kesini makin turun ya. Gak se WOW dulu
Ini yg di Cibubur mas? Kok kynya lengkap banget ya. Terakhir ke sana sebelum covid hehe.. kynya blm ada snow-nya deh. Selain yg Cibubur aku udh pernah ke Transpark yg di Bekasi & Bandang. Lumayan kok, tuk happy² bareng bocil.
Mungkin baru mbak, hehehe. Soalnya posisinya juga agak mepet pintu masuk. Mungkin baru dibangun ya?
Trans Studio daerah saya juga kayaknya mengalami nasib yang sama, mati segan hidup tak mau… Antara ada dan tiada gitu deh kiranya… Dulu awal-awal baru buka sih rame banget.. Banyak wahana bermain, sampe ada rollercoaster yang di bagian depan mallnya, padahal arena bermain dan hiburan cukup seru ya.. Harga segitu cukuplah yaw.. Itu si Mput sampe ngantuk berat wkwkk, badan capek perut kenyang
Udah turun banget pamornya ya mbak. kalah sama berbagai wahana lain yang lebih oke dari pemasaran dan atraksinya.
Putri itu sampe rumah ga bangun-bangun wkwkwk
Lengkap reportnya Mas. Saya jadi tahu apa saja yang disajikan di trans studio ini.
Saya belum pernah berkunjung kesana, sepertinya anak saya dan cucu pernah mengunjunginya tempo hari dia kirim foto cucu dengan latar belakang serangga raksasa.
Melihat suasananya koq sepi pengunjung ya Mas? Kalau gak salah awal-awal dibuka pengunjungnya membludak.
Salam,
Betul pak, sekarang makin sepi euy. Sepertinya kalah saing sama wahana yang lain.
Daku beluman untuk datang ke Trans Studio Cibubur atau yang lainnya. Entah karena jarak yang lumayan jauh, atau karena kesibukan (hadeeh sok banget yak hahaha).
Pankapan bolehlah ke sana karena gak terlalu ramai, apalagi pas musim liburan gak seperti tempat rekreasi lain
Mbak Fenny mah emang sibuk hahahaja.
Deket ini mbak, gak jauh dari stasiun LRT Harjamukti
Ternyata Indonesia jg punya Disneyland ya… keren jg ya.. aku kaget tuh pas ngliat ada kingkong muncul di poto .
Tp kok gak ada dinosaurus ya…??? Apa memang gak ada?
Disneyland ala-ala ini mah pak, hehehe.
Gak ada dinosaurusnya, cuma wahana Indoor saja.
Huhuhu.. aku sampai bosen ke TSM Cibubur inii..
Soalnya anakku sekolahnya di seberang TSM, IHBS Putri – di Harjamukti, sebelahan ama Radio Warkop.
Sejujurnya, kalo luasnya memang lebih luas TSM Bandung.
Tapiiii entertainingnyaa.. jauuh lebih kereen TSM Cibubur.
Dramanya keren, pemainny terbang-terbang sama banyak lampu-lampu lasernya.
Kereen beuudd~
Kalo di Bandung, si drama ini lebih ke klasik yaa..
Gak kerasa special effect apapun.
Tapiii… satu yang aku paling terkenang sama TSM Cibubur ini.
Pernah ngadain konser NCT Dream sama Super Junior.
Dan penontonnya mashaAllaa.. lha cuma seharga tiket masuk TSM looo… jadi semua bisa nonton. Dan akibatnyaa.. jadi lautan manusia yang bener-bener kayak ngombaak gituu.. ((karena waktu acara tuh, aku nonton di tipi.. sampe dicolek suami “Tuh, ada untungnya kamu gak kesanaa…” Eaa.. gitu weh.. kalok aku pin konseran yaakk))
Mbak Lendy teh deket yaa sama rumah orang tua saya, tapi kita malah belom pernah jadi ketemu euyhahaha
Nah iyaa, waktu itu pernah ada NCT tuh di dalem trans ini yaa. Agak kebayang si padetnya kayak apaan, secara itu kan gak gede2 amat.
tempat sebegini, bukan kanak-kanak saja yang enjoy. orang dewasa pun sama. once ddah masuk susah jumpa jalan keluar sebab terlalu enjoy hahaha…
BTW selepas keluar dari snow world tu, badan terasa melekit / belengas tak?
Betul mbaak, saya pun kalau gak ingat waktu.. rasa-rasanya tak mau pulang.
Alhamdulillah aman mbak, tak ada rasa tak enak badan setelahnya.
Seru petualangan putri di Trans Studio.Memang benar trans studio agak meredup ketika pandemi
saya lupa euy kapan terakhir ke trans studio hahaha, saking lamanya gak kesana
Iya mbaak, moga aja bisa pelan2 kedongkrak lagi ya. Biar rame dan berkembang lagi
aku gak nyangka kalo ternyata mas fajar banyak phobianya yaaa masah siee kalah sama mb thania hahahaha….
dengan harga 150rb yaa lumayan lah yaa tapi banyak atraksi2 serunya jga tapi mungkin memang perlu pembenahan lagi disana sini ya agar smeua wahana bisa digunakan semaksimal mungkin..tapi bener juga sie sekarang transmart semakin meredup banyak gerainya yg sudah tutup di solo aja juga antara hidup dan mati untuk supermarketnya untuk wahananya sptnya sudah tidak diigunakan lagi padahal dulu pas jaman2 awal pembukaan ruameenyaa ampun trus kena pandemi lama2 jadi meredup..sayang sie yaa sebenernyaa 🙁
Eeeh 15 ribu mbak, bukan 150 ribu. Mahal bangeeet kalo segitu mah, aku gabakal daytang hahahaha
Walah. Sudah sepi ya Trans Studio. Pas rame dulu belum kesampaian untuk main ke sana.
Tapi, buat anak-anak mah pasti mereka happy banget diajak ke Trans Studio ya, Kak.
Kebayang dah gimana putri ketakutan pas lihat patung di pintu masuknya. Hehehe
nangis kejer diaaaa mbak. Untungnya langsung aku bawa masuk, kalo gak bisa disamperin security, hehehe
Seru banget banyak pertunjukan nya, dan lumayan entertaining yaa.
Aku ke sini waktu ke sini waktu nemenin anak pertama ngumpul ama temen2nya euy. Kirain anak kelas 5 udah santai lah ya nemeninnya, taunyee malah larinya pada cepet2 buanget, wakaka.
Walaupun gak banyak wahana yang cukup balita friendly *haiyah, tapi tetep ada yaa, dan yang penting Putri tetep happy, hehehe.
Hahahaha, anakku todler aja udah lumayan capek. Apalagi yang kalo udah kelas 5 SD, itu mah berasa lagi lomba lari si hahaha
Adaa kok wahana yg bocah friendly (dan bapack friendly) Cuma gak banyak.