Cahaya matahari masih nampak malu-malu, namun kami semua sudah bersiap-siap dengan menggebu. Putri sudah bangun dan dimandikan, Thina sudah selesai masak, dan saya pun sudah beres memeriksa checklist barang bawaan satu per satu.
Mau kemanakah kita di pagi hari ini?
Yap, Kebun Raya Bogor! adalah destinasi kedua dari plan bulan Juli yang sudah kami susun beberapa waktu lalu. Sesuai rencana, kami semua akan akan berangkat pagi-pagi ke stasiun LRT Cikunir 1, untuk kemudian transit ke KRL dan lanjut terus sampai ke Stasiun Bogor.
Adapun kali ini kami tak hanya bertiga. Karena Wawa (kakak saya), Nek (Mamake) dan Abah (Bapake) akan turut serta. Wawa akan berangkat bareng dari Cikunir, sementara Abah & Nek akan berangkat dari Stasiun Pondok Cina.
Adalah sebuah anomali memang, mendapati kabar bahwa Abah mau ikut. Karena biasanya beliau ini males banget sama yang namanya jalan kaki. Saban minggu pagi aja biasanya dia langsung melipir kabur, biar gak diajakin warga komplek buat ikut jalan santai minggu pagi.
Nah, sekarang dia ikut, roman-romannya sih pengen ketemu Putri ya. Ciaelah, cucu kesayangan.
Singkat cerita, kami bertemu dengan wawa di LRT dan langsung naik ke arah Jakarta. Ternyata oh ternyata, LRT di Minggu pagi itu cukup ramai ya. Nampaknya sih banyak warga Bekasi yang pengen CFD di Jakarta, makanya ada banyak banget sepeda yang naik ke gerbong.
Untungnya meski agak padat, tapi kami masih dapet space untuk memarkirkan stroller. Tak berapa lama, Putri pun langsung teler, alias lanjut tidur lagi. Gapapa dah, posisi jam 7 pagi emang waktu yang pas buat bocah nabung tidur.



Setengah jam kemudian, kami lanjut transit ke KRL. Dan yap, ternyata suasana di KRL pun kurang lebih sama. Cukup padat, walau tak sepadat hari kerja. Thina, Putri dan Wawa dapet tempat duduk. Sementara saya berdiri di samping pintu.
Jujur disini saya agak kecewa si. Bukan karena ga dapet tempat duduk, tapi karena… lagi-lagi dapetnya kereta lawas, hiks. Kapan pulak ya daku ini dipertemukan sama Kereta CLI yang ganteng itu..


Jalan Sejenak Menuju Kebun Raya

Setibanya di Stasiun Bogor, kami semua langsung janjian di salah satu sudut minimarket. Dan tak butuh waktu lama, Abah dan Nek pun tiba dan disamput Putri dengan penuh sukacita. Kayaknya sih mereka cuma beda 1 kereta doang di belakang ya, makanya cepet.
Dari Stasiun Bogor ke Kebun Raya sebenarnya gak jauh-jauh amat ya. Liat di maps, jaraknya cuma sekitar 1.7Km aja. Untuk saya yang sekarang udah biasa jalan kaki, jarak segitu mah keitung deket. Apalagi Putri juga ada di stroller, jadi gak ada beban gendong-menggendong.
Tapi mendengar rencana jalan kaki, Abah langsung nyureng.
“Panas ah, kasian si Putrinya”, sahut Bapake dengan nada sedikit tinggi. Wes, alhasil kami pun akhirnya memutuskan untuk lanjut naik angkot saja.


Angkot hijau mengangkut kami semua sampai ke depan Pintu 4 Kebun Raya. Dari sini harusnya kami tinggal masuk aja, jikalau tak ada sebuah plang nan asyem muncul di depan mata. “PINTU 4 KHUSUS KENDARAAN. PEJALAN KAKI GUNAKAN PINTU 3”.
Menurut info dari Bapak Security, Pintu 3 itu jaraknya sekitar 300 meter dari sini.
Jiaaaaah… Ujung-ujungnya teteup jalan kaki. hahaha

Sesuai instruksi, kami pun langsung angkat kaki menuju pintu 3. Jarak segitu mah keitung deket lah ya. Ditemani suasana pagi di Bogor masih lumayan adem, bikin jalan jadi gak kerasa berat. Abah pun tetap terlihat semangat, mendorong stroller dengan ekspresi bahagia.
Saya pun nyeletuk, “Ssst… liatin aja. Bentar lagi juga si Abah bakal update status, video Putri dipakein caption ‘Wayahe wayahe ngasuh cucu..’ “
Eh, beneran.. gak ada 5 menit, Abah udah update story kayak begitu, hahaha
Akhirnya Kembali ke Kebun Raya Lagi

Sekitar 10 menit berjalan kaki, akhirnya kami tiba di pintu masuk 3. Saya dan wawa segera menghampiri kasir untuk melakukan pemesanan tiket.
Adapun untuk detil tiket masuk kebun raya adalah sebagai berikut :

Perorangan : 15.5K di Hari Kerja | 25.5K di Akhir Pekan.
Sepeda : 15K di Hari Kerja | 20K di Akhir Pekan.
Museum Zoologi : 15K di Hari Kerja | 25K di Akhir Pekan.
Adapun untuk anak yang tingginya sudah melebihi 90cm, itu dikenakan biaya masuk full ya. Cumaaa, berhubung Putri tingginya masih kurang 1 senti lagi alias baru 89cm, akhirnya dia gak dikenain biaya, hehehehe. #OgahRugiPisan.

Setelah melewati pemeriksaan singkat di pintu masuk, kami pun segera menghambur ke area dalam. Dan seketika, hamparan pepohonan dan rumput hijau langsung menyambut kami dengan ceria. Membuat mentari yang meninggi seakan tak berdaya, ditutupi oleh rindangnya kebun raya yang menyejukkan jiwa.



Momen ini menjadi sebuah nostalgia tersendiri bagi saya. Karena hampir lima tahun ini, saya gak pernah sekalipun datang ke kebun raya. Terakhir datang itu kurang lebih di tahun 2020, ketika saya dan Thina masih pacaran.
Sekarang balik lagi kesini udah bawa anak, plus bawa rombongan keluarga pulak, hehehe.
Karena memang niat sejak awal kesini adalah untuk piknik, maka Nek dan Wawa pun mengarahkan kami ke satu sudut di dekat sungai yang berdampingan dengan kolam dan pepohonan yang rindang.
Meski sempat kesulitan membawa stroller melewati jalanan yang gradakan, tapi akhirnya kami sampai juga.

Tapi nganu, berhubung gak ada yang punya tikar, jadilah alasnya pake trash bag gede yang digunting melebar. Kurang estetik sih, tapi ndak apalah. Yang penting kan fungsional, hehehe.
Segera setelahnya, kami segera bersiap untuk memulai agenda piknik hari ini.
Nikmatnya Piknik Bersama Orang Tua

Sejak awal rencana ke Kebun Raya ini tercetus, sebenarnya konsep saya sudah sangat jelas ya. Liburan tetap jalan, tapi pengeluaran harus tetap ditahan. Itulah kenapa saya pun tidak banyak membawa persiapan makanan untuk kesini.
Yang saya ingat, saya cuma sempat memberi sarapan lontong dan gorengan untuk sarapan, serta beberapa potong roti untuk ganjal selama perjalanan. Sementara putri, kami sudah siapkan bekal khusus yang terpisah. Jadi aman yakk, gizi anak mah teteup nomor utama.
Sengaja gak bawa banyak makanan, supaya bisa beli seperlunya aja di jalan. Toh, siangnya juga kami mau melipir ke BTM.
Biar frugal maksimal, saya pun sengaja membawa air mineral kemasan 1.5L di dalam ransel. Ndak apa lah punggung terasa berat, seng penting kebutuhan cairan tubuh di perjalanan. Dan tentu jadi lebih hemat, karena botol sebesar ini harganya cuma 4 rebu. Lebih murah ketimbang beli air di area dalam yang bisa berkali-kali lipat dengan volume yang lebih sedikit.
Eh, tapi tanpa diduga, Nek ternyata malah lengkap buaangett persiapan makanannya. Mulai dari susu kedelai yang dibeli di stasiun, sorabi yang di beli di jalan, salad, kue pancong, tahu sumedang, dan tak ketinggalan.. Roti Unyil yang dibeli pas sampe stasiun. Oya, wawa juga nyumbang beberapa buah onigiri. Lengkaplah sudah..
Ya begitulah enaknya kalo jalan bareng emak-emak ya. Gak pernah yang namanya kekurangan makanan, hahahhaa.


Seperti biasa, Putri sempet ngadat, gak mau turun sama sekali. Maunya duduk diatas stroller, sembari main mainan bunga gelembung kesayangannya dia. Untungnya setelah beberapa kali negosiasi, akhirnya dia mau juga tuh lepas sepatu dan menjejakkan kakinya ke atas tanah.
Yah, walaupun setelahnya saya malah capek ngejar-ngejar dia. Serba salah emang.



Festival Kebun Raya, Ternyata Begitu Aja

Setelah perut cukup terisi, Wawa mengajak kami untuk Festival Kebun Raya. Ini salah satu festival yang saya lihat di postingan Instagram kebun raya, dan kebetulan posisinya pun tak terlalu jauh dari spot piknik kami.
Kedatangan kami langsung disambut oleh riuh suara band yang sedang mendendangkan musik bernuansa jazz. Membuat suasana terasa lebih elegan, dan sedikit menyiratkan bahwa festival ini bukan festival ecek-ecek.

Tapi sayangnya, semua anggapan kami itu buyar kala lanjut berjalan melewati para tenant yang berjaga. Nganu, jumlah tenant-nya cuma ada dikit, dan jualannya pun gitu-gitu doang. Ya es teh lah, es tebu, takoyaki, dan berbagai jajanan mainstream lainnya. Gak ada yang unik dan istimewa.
Wahana mainan anaknya pun nanggung, cuma ada mainan balon dan odong-odong aja. Itupun menurut saya gak recommended, karena posisinya persis kena terik matahari yang membakar kulit. Hiyah, makin gombyos lah bisa-bisa.


Alhasil, perjalanan singkat ke festival ini pun berakhir dengan Mudokabel. (Muter Doang, Kaga Beli)
Membakar Kalori di Area Rerumputan

Kecewa dengan festival, kami pun berpindah ke tempat lain. Kali ini, sebuah area rerumputan hijau nan luas di samping kolam teratai menjadi pilihan kami. Area ini cukup luas, dengan gedung restoran dan air mancur nan estetik membuatnya menjadi spot foto yang menarik.
Semesta pun mendukung. Karena tak lama, awan-awan muncul menghalangi sinar mentari. Menciptakan suasana teduh nan nyaman.
Melihat ini, wawa pun langsung semangat untuk hunting lokasi yang pas untuk berfoto. Disusul oleh Nek, yang jiwa narsisnya gak kalah kuatnya.
Abah dan Thina? Walah, mereka mah sebelas dua belas. Abah langsung tidur lelap di bawah pohon rindang, sementara Thina langsung ambil posisi buat lanjut merajut with a view. Jadilah kini saya menghamburkan kalori, mengejar-ngejar Putri yang tenaganya gak abis-abis ini.


Untungnya, meskipun ni bocah licin macem belut kalo dikejar, tapi dia masih cukup kooperatif kalo mau diajak berfoto. Jadi selama main di area rerumputan ini, ada beberapa foto estetik yang berhasil didokumentasikan.
Paling lucu mah pas foto sama Nek-nya sih. Beneran mauuu aja gitu, pas disuruh berpose dan pura-pura ketawa. Duh, apa dia ada bakat modeling kali yak. *uhuk



Paragraf Penutup

Kami tak menunggu senja tiba untuk bersiap pulang. Setelah puas bermain-main dan shalat dzuhur, kami pun lanjut berjalan keluar area kebun raya. Tujuannya tentu sesuai rencana, yakni makan siang di Mall BTM.
Meskipun liburan kali ini tergolong singkat, tapi rasanya tetap istimewa sih. Sekedar piknik ke area nan hijau dan menikmati semilir angin Bogor saja, sepertinya sudah cukup untuk menyejukkan jiwa secara temporer.
Apalagi, trip ini juga jadi momen bertemunya kembali Putri dengan Abah Neknya, yang tentu disambut dengan sukacita. Abah yang biasanya mager jalan kaki, kalo ketemu cucunya mah semangatnya langsung membara. Dari awal sampe akhir, dia terus yang ngedorong stroller-nya. Begitulah, namanya cucu pertama yeee..

Kalau kalian, suka mampir ke Kebun Raya Bogor juga ngga? Biasanya kalo ke Kebun raya ngapain aja? Coba ceritain di kolom komentar yaa…
Bekasi, 17 Juli 2025
Ditulis setelah selesai berjalan kaki pulang pergi kerja yang ke 28 kali.
Hihihi aku pun belum pernah dapat KRL baru mas, padahal pengen banget tu mengabadikan pakai kamera. APalagi jalurku greenline, jalur anak tiri, belum dapat tu gerbong baru =))
Mungkin kakeknya mau ikutan, selain ketemu cucu juga ngrasa pengen jalan2. Mengingat pocin ke bogor juga kan gak jauh2 amat yaa.
pas banget ada festival di KRB ya tapi sayangnya stand jualan dan mainan anaknya gak sesuai.
Lagipula emang kalau anak2 tu suka aja gitu main rumput. Jadi keinget dulu anak2ku suka tu perosotan di rumput yang agak tinggi menuju ke bawah. Ngikut2 anak2 pengunjung lain. hasilnya yaelah baju dan sepatu kena tanah berlumpur hehe, tp gpp asal anaknya seneng.
Nah, iya kalau KRB udah deket sama botani mall ya, jadi enak kalau gak nemu makanan enak di KRB mending ke mall yang udah jelas.
Aku kemaren pas pulang akhirnya dapet mbaaak. hehehe. Nanti aku ceritain di postingan terbaru ya.
Nah iya sayangnya tuh festival gak sesuai ekspektasi banget. Untungnya emang niat sedari awal pengen piknik ya, bukan ke festival. Jadi ga kecewa-kecewa amat.
Enaknya di KRB tuh rumputnya luasss mbak. Jadi bener, bocah-bocah bisa lari-larian walaupun endingnya jadi masuk lumpur wkwkwk
Akuu akuu.. juga ke Bogor tanggal 12 dan 13 kemariin..
Uda diniatin mau ke Kebun Raya Bogor jugaa.. dan sengaja nginep di hotel seberang Kebun Raya bangeett.. tapiii, kok mendadak mageerr..
Huhuhu.. asa sayang banget yaa.. padahal Kebun Raya se-asiikk iniih.. Beneran sehat jalan-jalan ngliatin banyak pemandangan dan entertain yang digelar.. gak kerasaa waktu uda berguliirr aja.
Apalagi ngajakin anak-anak.. aktivitas di alam terbuka ginii.. selain bikin happy juga melekatkan hubungan keluarga yaa..
Putrii kiyowoo sekalii..
Semakin gede, mashaAllaa.. semakin aktif.
Laaah, pantesan ketemu sama mbak len. Ternyata malah rebahan di hoteeel, hahaha. Sayang banget mbak, padahal suasananya beneran enak dan syahdu lho. Apalagi kalo rebahan di pinggir pohon.. beuh, mantep banget. Asal jangan ada ulet jatoh aja hahahaha
Putri udah makin gede, makin susah dikejar mbak. Larinya cepet banget.. udah macem beluuuuttt
Lhoo. mb Len gak bilang2 ih ke Bogor, bisa aku ajak jalan2 kulineran padahal. Hihi kyk aku gak mager aja :))
Eh Mas Fajar gak coba sewa sepeda keranjang? Kalo gak salah 20 ribu per jam, bisa muter2, putri bisa ditaro di keranjangnya (wkwk.. maksa). Btw itu si Abah beneran bisa terlelap di bawah pohon rindang mas? Kecapean kali yak. Memang hrs siap banyak jalan kalo di kebon raya mah. Tapi kalo dari stasiun ke pintu masuk KRB yaa mayan juga tuk orang tua… udah bener naik angkot aja.
Spot bagus tuk foto itu di jembatan gantung, kolam teratai, griya anggrek. Sisanya neduh di pohon rindang deh piknik makan2.
Tadinya udah sempet mau sewa mbak. Cuma dipikir-pikir kok rada lumayan ya. Akhirnya gajadi, hahaha
Ya biasa sih kalo Abah mah, di tempat wisata manapun dia selalu tidur dan jagain tas. Udah jobdesknya begitu, hehehe
Hahahaha… Momennya tuh pas banget mas, ke sini ada festival juga. Tapi meski g beli toh juga lumayan buat cuci mata. 😀
Inget pengalaman dateng ke sana pas bocil dua tahun, emaknya getol pengen lihat raflesia arnoldi. Jauh-jauh dong datang dari Malang. Ealah lha kok bunganya belum musim berbunga. Kesana kena zonk, terjebak hujan sampe sore. Hahahaha…
Tapi karena kebun raya bogor ini luas, bocil pulang langsung terlelap, Keuntungan buat bapak emaknya ya kan.. 😀
Ahahaha, sengaja datang dalam kondisi kenyang mbak. Biar pas kesana gak pengen belanja, dan gak kecewa juga.
Mbak masih mending gak berbunga. Lha aku, dulu pernah sengaja ke Kebun Raya Cibodas demi liat Amorphopalus Titanum Mekar. Lhaaa, sampe sana bunganya udah layu 🙁
Udah aku tulis di blog ini juga kalo gasalah, heuheu
Wah akhirnya jalan juga ke kebun raya bogor, gimana mas… Apakah kebun raya nya masih sama atau ada penambahan baru, saya udah lama banget ke sana, udah lupa kapan wkkwk… Semangat banget si abah ketemu cucunya, apalagi si cucu manis, lucu dan menggemaskan , nah kalo jalan sama emak”itu emang gitu, yang di bawa serba lengkap dan bikin kenyang, aku suke.. aku suke…. Festival nya kayak enggk niat ya…
Kayaknya sih masih gitu-gitu aja mbak. Tapi bedanya sekarang, udah bisa sewa sepeda sama otoped listrik. Cuma yaa, lumayan harganya.. makanya saya ndak ambil, hahahaha.
hahaha, berhubung makanannya banyak, jadi lumayan kenyang duluan mbak. Alhasil nggak kecewa pas liat festival alakadarnya begitu.
Kebun Raya Bogor adalah tempat yang asik untuk piknik bersama keluarga
Selain tempatnya yang luas, suasananya juga adem
Pas untuk menggelar tikar piknik
Alhamdulillah yaa, seru banget pikniknya. suka lihat foto yg dari belakang sambil nunjuk itu, bagus posenya.
Memang kalau bawa anak kecil paling aman piknik di tempat yang luas seperti kebun raya. Dia jadi bebas eksplor, dan di sana udaranya juga segar jadi aman buat bocil.
Nahh untuk posisi cucu pertama emang beneerrr, psti disayang kakek-neneknya. Saladin begitu soalnya.
Ahahaha, iyaaa kebetulan si Putri lagi gampang banget disuruh posenya euy, gak rewel.
Bener mbak, disayang pake bangetttt. Wong anaknya gak minta apa-apa aja, suka tiba-tiba dibeliin ini itu sama abah neknya. Yah, rezeki anak sholeh dah ya.
Tempat piknik yang murah meriah dan mudah diakses ya serta cocok untuk semua umur.
Uwaaaah seruuuu. Itulah mas kalo jalan Ama orangtua trutama ibu, pasti lengkaaaaaaap bawaannya . Samaaa kayak mamaku. Padahal niat hati aku mau beli di tempat aja, eh dari rumah udh dibawain segambreng kue2, yg katanya takut ntr kelaparan. Padahal jumlahnya bisa utk bagi2 se RT .
Aku trakhir piknik di KRB sebelum pandemi, sama temen2 kantor. Inget banget kami piknik pake tiker, teruuuus selesai makan, pada nyantai, dan beberapa temen kena sial, dapat oleh2 dari burung yg lagi mules . Kena ke baju. Untung aku ga kena wkwkwkkwk.
Makanya pas baca papa mu tiduran, udh mikir aja, berani amat si om, ga takut kena tulah dr burung di sana
Tp putri gemeseiiin ih. Emang pinter pose yaaaa hahahahaha
Hahahaha, Alhamdulillah kalo begitu mbak. namanya orang tau tuh paling gamau liat anaknya kelaparan ya, padahal mah disisi yang sama emang anak-anaknya lago pada diet + ngirit. wkwkwk
Alhamdulillah, kemaren sih gak ada oleh-oleh dari langit sih mbak. Malahan, seingatku gak banyak burung juga lho yang berkeliaran di atas langit. Lagi pada ngadem kali ya, soalnya pas siang sempet agak panas.
pasti senang abah dapat berjumpa dengan cucu. luaslah tamannya, memang seru jika berpiknik sama keluarga. tapi perlu banyak berjalan juga lantaran kerana tamannya besar hehe
Tak apa mbak, justru ini bagus demi kesehatan. Karena hari-harinya abah ini memang jarang dan malas untuk berjalan kaki.
Nah, kalau aku masuk ke Kebun Raya Bogor biasanya buat olahraga lari atau ngajakin keponakan piknik. Cuma emang nggak terlalu sering, paling kayak berapa bulan sekali aja. Nganu biaya masuknya kadang terasa lumayan juga kalau di weekend ehehehe dasar medit.
Tapi emang sih kebun raya Bogor tuh masih the best aja sampe sekarang. Banyak pepohonan, teduh nan rindang serta luas. Ibaratnya kalau mau muterin kebun raya seharian pun nggak bakalan bosen.
Alhamdulillah ya abah jadi semangat jalan kaki buat ketemu sama Putri cucu kesayangan. Menuju pintu 3 dari pintu 4 ya. Naik angkot Bogor gimana rasanya? Macet nggak?
Festival di Kebun raya memang gitu, kureng inovasi malah terkesan asal ada aja yak. Untungnya kebun raya Bogor punya tempat luas buat berfoto, berjalan kaki dan menikmati momen. Gemash melihat foto Putri, nenek dan mba Thina. Memorable banget pastinya yaa piknik sama keluarga dan ternyata banyak juga perbekalan setelah digabung, alhamdulillah.
Bener mas, better bekel air putih pake botol besar. Lumayan menghemat dan kurangi penggunaan botol plastik juga.
Iyaaa emang mbak. Wong ini aku masih untung ya, putrinya gak dihitung. Kalo nggak mah, ya lumayan juga euy 75rbu untuk masuk ke tamannya aja. Belum lagi biaya tiket kereta LRT dan KRL plus angkot buat kesini. Yha, dihitung-hitung mah berasa juga.. hahaha
Ada ketemu macet sih mbak, cuma nggak yang parah banget. kemaren tuh jadi momen perdanaku naik angkot lagi setelah bertahun-tahun, hahaha
Nah, aku memang skrg selalu biasain beli minuman botol besar mbak. Soalnya dihitung-hitung ya emang jauh bedanya. Terus, kalo pas di stasiun KRl dan LRT, pasti aku sempetin untuk refill lagi. Lumayan banget, meminimalisir pengeluaran.. hahaha
Ini seru lho mas. Bisa bareng -bareng ke Kebun Raya Bogor. Apalagi bapake mau ikut juga. Bisa lihat yang hijau-hijau bikin mata dan hati adem. Sempat bakar kalori juga.
Eh.. saya bolak balik naik kRL, bim pena tuh Mas dapat yang CLI juga. Artinya belum ikut kekinian hahaha
Insya Allah nanti bakal ada mommennya ketemu Pak. Wong saya aja udah nggak ngarep kok, ehhh kemaren tau-tau malah dipertemukan pasa arah pulang, hahaha.
Begitulah, rezeki mah gak ada yang tauu.
Kalian yang seru liburan kok aku yang bahagia banget. Melihat bisa kumpul komplit gitu anugerah banget loh Jar. Seneng lihat Nek dengan Putri yang pose baren, aah nenek dan cucu kompak banget.
Melihat Abah yang melupakan kemagerannya demi cucu tersayang-pun nambah sukacita banget. Anw selamat ya udah ngejar-ngejar putri wkwkwk, hadiahnya kalori berkurang dong.
Aku sendiri masuk ke Kebon Raya kayaknya udah lama beth, tapi jalan kaki keliling sepertinya terakhir tahun kemarin. Selalu senang bertemu alam, walau ada dekat dengan pusat kota.
Hahahaha, sedari kecil udah diajarin berpose mbak. Untungnya emang ni anaknya lumayan gampang yaa disuruh-surunya
Waduh, kalo Putri mah emang udah tiap hari mbak, apalagi skr udah masuk toddler. Meleng dikit, apa bae diberantakin.
Hayuk, bisa lah kapan2 diagendakan kita ke alam lagi.
Setelah lihat dari awal sampai akhir foto fotonya, kawasan ini mengingatkan aku dengan Kebun Raya Purwodadi
Namun, bedanya adalah di Kebun Raya Bogor ada space yang banyak bebatuan
Kalau di KRP tuh mostly rumput semua jadi sempat ke sana pas malamnya habis hujan, sukses bagian bawah baju tuh coklat semua karena lumpur tanah
Hmm… kapan kapan ah kalau ke Jakarta mau dianter ke Bogor buat menikmati area ini
Ini kakakku juga sepulang dari sini celananya pada coklat mbaak. Samaan ternyaata rumputnya tuh bekas dari hujaaan wkwk
Asyik…akhirnya jadi juga sesuai rencana, piknik ke Kebun Raya.
Memang lebih asyik ke Kebun Raya itu bersama keluarga tercinta, seperti Mas ini dengan Abah dan Nenek. Pasti Abah nyureng saat mau jalan kaki dari stasiun Bogor ke Kebun Raya… Memang jaraknya tak terlalu jauh, tapi panas dan ramainya lalu lintas pasti membuat jalan kaki tak nyaman.
Seneng lihat foto-fotonya yang demikian baik menggambarkan kebahagian dan keriangan selama di Kebun Raya.
Salam,
Ahahaha, iyaa bah. Alhamdulillah rencananya tercapai satu per satu.
Terima kasih sudah mampir ya Abah
luas betul kawasan taman ni… puas kalau nak keliling satu taman…
sesekali kannn… luangkan masa bersama keluarga tercinta…
wuaahh luas banget ini ya mas..
kalau disini mungkin mirip sama kebun raya purwodadi ya, tapi disana ada museumnya..
kalo ajak anak anak ke tempat kayak gini pasti bakalan seru dan betah banget sih.. lari kesana kesini gak ada habisnya.
salah satu tempat favorit kalau ke Bogor ya kebun raya bogor nih.tapi dah lama juga nggak sini lagi.Biasanya juga bawa tiker dan makanan.Jadinya numpang duduk2 aja juga ..adem soalnya hehe
Betul bak, emang paling asyik kesini numpang duduk santai aja. Roculing, rombongan cuma keliling hehehe