Napak Tilas Dunia Percaturan di Museum Catur Indonesia

Napak Tilas Dunia Percaturan di Museum Catur Indonesia

Diantara sekian banyak kesenjangan yang ada di Indonesia, satu hal yang menurut saya cukup disayangkan adalah kesenjangan Museum. Sebab, berdasarkan data terkini, saat ini di DKI Jakarta itu ada sekitar 63 museum yang tersebar di berbagai lokasi.

Kalo di Bekasi? Walaah, mengenaskan. Dihitung pake jari tangan aja masih banyak sisanya, alias nggak banyak sama sekali. Jauh banget kalo dibandinin sama Jakarta, macem Bumi dan Langit.

Padahal ya, yang namanya museum itu kan penting banget. Kehadirannya gak sekedar bisa menyimpan kepingan sejarah masa lalu. Ia juga bisa dijadikan media bermain dan belajar bagi para anak-anak dan orang tua.

Museum date, kalo bahasa anak-anak sekarang sih.

Itulah kenapa, ketika mengetahui bahwa di Bekasi ada Museum Catur Indonesia, saya langsung excited sekali. Langsung saja saya tambahkan lokasi ini ke list rencana liburan di Bulan Juli. Dan qodarullah, kami berangkat sesuai rencana yakni tepat di minggu kedua.

Adapun untuk lokasi Museum Catur Indonesia, itu berada di Jalan Sepanjang Jaya, Rawalumbu. Jika menggunakan transportasi umum, kalian bisa naik LRT jurusan Dukuh Atas / Jatimulya dan turun di Stasiun Bekasi Barat. Dari situ kalian bisa pesen ojek online, atau jalan kaki aja sekitar 1 kilometer. (kalo sanggup)

Sementara kalau bawa kendaraan sendiri, ini juga gampang banget aksesnya. Sebab posisi museumnya ada di salah satu persimpangan paling strategis. Deket sama Tol Bekasi Barat, Tembusan Jalan Raya Narogong, dan Jalan Kartini. Jadi kalian mau datang dari arah manapun, bakal gampang dah nemuinnya.

Pokoknya patokan perempatan arah ke Jalan Cut Mutia, yang ada flyover-nya itu lho. Nah, posisi Museumnya tuh gak jauh dari sana. Bener-bener ada di bawahnya flyover persis.

Kami sendiri memutuskan untuk naik motor saja di perjalanan kali ini. Menyusuri jalan raya Pekayon, hingga akhirnya tembus ke perempatan sesuai yang saya deskripsikan. Sayup-sayup dari jauh, mata saya pun menangkap sebuah gedung nan megah bertuliskan “CHECKMATE” di atasnya.

Yuhuuu, akhirnya sampai juga.

Bermain Sejenak di Area Luar

Kedatangan kami disambut oleh sebuah plang besar bertuliskan “Sekolah Catur Utut Adianto”, yang telah didekorasi dengan tema back to nature. Lengkap dengan kolam, tanaman hias nan estetik serta efek kabut buatan yang terus menguap.

Lho, kok Sekolah Catur? Bukan Museum?

Yap, jadi di kompleks area ini tuh isinya gak cuma museum aja. Selain Museum Catur, ada dua destinasi lain yang bisa jadi pilihan. Pertama, tentu Sekolah Catur Utut Adianto yang tadi saya sebutkan. Dan kedua, ada juga tempat makan unik bernama Cafe Tutur. Ini tuh semacem resto instagrammable, yang pake konsep ala-ala catur.


Jadinya disini tuh lengkap yaa. Kalo mau ngenalin anak sama basic dunia catur, bisa ajak ke Museum. Kalo sekiranya pengen diseriusin, anaknya bisa didaftarin ke Sekolah Catur. Nah, kalo nanti anaknya udah masuk sekolah catur, emak bapaknya bisa dah ya nongkrong santuy di Cafe Tutur, hehehe

Tapi kalo kami sih, sedari awal memang niatnya hanya ingin melipir ke Museum saja. Jadi perihal Sekolah Catur dan Cafe Tutur, nggak akan dibahas disini yaaa. Monggo kepoin aja instagramnya masing-masing.

Waktu kedatangan kami ke lokasi ini bisa dibilang sedikit terlalu cepat. Sebab, museum ini hanya beroperasi pada pukul 15.00 – 17.00. Sementara saat kami datang, waktu baru menunjukkan pukul 14.30. Kecepetan setengah jam.

Fun Fact : Saat tulisan ini di-publish, status museum masih dalam tahap soft opening. Jadi untuk jam operasionalnya hanya buka di hari kerja (weekdays), dan tidak ada biaya masuk sama sekali (GRATIS).

Sambil menunggu, saya pun mengajak Putri untuk bermain di area sekitar museum. Kebetulan, disini ada semacem mini playground gitu. Isinya ada mainan brakiasi, serta papan catur berukuran raksasa.

Uniknya, meski lebih banyak dipakai untuk keperluan foto-foto, tapi sebenarnya ini tuh papan catur beneran lho. Kalo gabut, bisa aja kalian mainin catur raksasa ini selayaknya catur pada umumnya. Cuma ya emang agak pe-er aja si, lumayan effort juga yak mindahin pion-pionnya. hahahaha

Berkenalan Dengan Olahraga Catur

Setelah menanti sekitar setengah jam, akhirnya kami melihat seorang petugas mulai bergerak membuka pintu museum. Kami pun segera beranjak, melangkahkan kaki menuju ke area dalam museum.

Kedatangan kami langsung disambut oleh Mbak Tarika, seorang staff yang berjaga disana. Beliau lah yang kemudian akan menjadi guide kami, menjelaskan semua yang ada di dalam Museum ini.

“Tunggu sebentar ya Kak, aku prepare-prepare dulu. Sambil menunggu mungkin boleh liat-liat area ini terlebih dahulu..”

Mendengar instruksi itu, kami pun terdiam sejenak. Perlahan, kami mencoba mengelilingi ruangan pertama yang ada di hadapan mata. Ibarat paragraf pembuka, ruangan ini menjelaskan banyak hal-hal mendasar seputar catur. Mulai dari apa itu catur, apakah catur termasuk olahraga, serta penjelasan tiap pion dan cara bermainnya.

Menariknya, pion-pion ini sudah menggunakan sistem magnet. Jadi ketika akan menjelaskan ke putri, ini pion apa.. cara mainnya gimana.. jadinya tuh gampang banget.

Selain itu, di ruangan ini juga ada beberapa set catur dari beberapa donatur, yang seluruhnya itu terbuat dari marmer! Biasanya catur pake kayu aja udah mewah ya, ini segala marmer lho..

Seakan tak mau kalah, di area dindingnya pun terpajang sebuah set catur yang sudah berasimilasi dengan budaya Indonesia. Ada catur dengan tema Bali yang ukirannya super indah, serta ada juga catur dengan ukiran unik berbentuk batik. Cakep-cakep banget dah, aslinya.

Berkenalan Dengan Pendiri Museum Catur

Suara panggilan dari Mbak Tarika membawa kami bergeser ke ruangan berikutnya. Ruangan kedua ini ternyata adalah tribute untuk pendiri Sekolah Catur Utut Adianto dan Museum Catur Indonesia. Keduanya adalah Bapak Eka Putra Witya selaku Dewan Pembina PB Percasi, dan Bapak Utut Adianto sebagai Ketua Umum PB Percasi.

Ruangan ini penuh dengan profil mereka. Mulai dari poster perkenalan, potongan kliping koran, hingga ada sebuah buku interaktif yang terkoneksi dengan layar proyektor. Bahkan, disini juga ada sebuah patung khusus yang menggambarkan momen ketika Pak Utut Adianto ketika bermain bersama legenda catur rusia, Anatoly Karpov.

Nah, uniknya nih ya.. Meskipun nama sekolah disini tuh Sekolah Utut Ardianto, tapi sebenernya pemilik sesungguhnya dari Museum dan Sekolah ini malah Pak Eka Putra Wirya. Kok bisa gitu? Ya ndak tau, kok tanya saya, hahaha

Napak Tilas Evolusi Catur di Dunia

Setelah ‘pemanasan’ di dua ruangan sebelumnya, ruangan ketiga ini kita akan masuk ke poin penjelasan yang jauh lebih seru dan menarik. Sebab, di ruangan ini kita akan diperkenalkan pada sejarah evolusi catur, mulai dari awal kemunculannya hingga zaman sekarang ini.

Daaan.. Plot twist! Ternyata olahraga catur ini bukan berasal dari benua Eropa seperti perkiraan saya. Melainkan, justru berasa dari Negara India!

Yap, sejarah mengatakan bahwa Catur itu pertama kali muncul pada masa pemerintahan kerajaan Gupta sekitar abad ke-6 Masehi. Adapun, awalnya permainan ini diberi nama chaturanga, yang berarti “empat divisi tentara”. Papannya berbentuk 8×8 kotak dengan total empat pemain.

Cara mainnya pun cukup seru, karena tiap pemain tuh kayak saling berhadapan gitu. Dan kalau salah satu ada yang kalah, nah.. pihak yang kalahnya tuh bakal diambil alih sama pihak yang menang. Berasa kek strategi perang banget kan yak!

Permainan inilah yang kemudian dibawa oleh para pedagang dan migran persia, lalu perlahan berevolusi sampai menjadi catur modern seperti yang kita kenal saat ini.

Nah, ada yang unik juga nih. Jadi ada satu masa dimana permainan catur tuh ingin dibawa masuk ke daratan Saudi Arabia gitu. Cumaaa, pion-pion catur tuh kan bentuknya kayak patung gitu yaaa.. Sementara dalam budaya Islam, patung-patung tuh identik sama berhala dan dapet larangan keras.

Pada akhirnya, permainan ini pun tetap masuk kesana dengan nama Shatranj, namun dengan beberapa penyesuaian. Yang paling terasa, tentu bentuk pionnya yang jauh lebih sederhana dan jauh dari bentung patung-patungan. Asli, saya nggak bisa nahan celetukan pas ngeliat bentuknya.

“Nganu mbak.. kok bentuk kudanya malah kayak bekicot yak. hahaha”

Selain bentuk-bentuk catur pada periode lawas, disini juga ada beberapa koleksi catur modern dalam berbagai bentuk dan budaya yang unik. Semisal catur dengan bahan kristal, milik Grandmaster Dewi Citra.

Atau catur dengan budaya Rusia, yang pion putihnya berbentuk karakter baik dan pion hitamnya karakter jahat.

Dan tentunya gak ketinggalan, ada catur dengan budaya lokal.. yakni Sunda, Jawa dan Bali. Asli sih, keren kereeeen lho bentukannya.

Tapi yang paling keren dari semuanya, itu adalah Catur Karo. Sesuai namanya, permainan tradisional ini berasal dari daerah Karo, Sumatera Utara. Adapun catur karo ini punya jenis papan yang kurang lebih sama, namun gerakan atau cara mainnya berbeda dibanding catur modern yang biasa kita kenal.

Ada yang sudah pernah tau atau coba?

‘Bertemu’ Para Grand Master Indonesia

Memasuki ruangan berikutnya, mbak Tarika segera mewanti-wanti saya bahwa ada satu area yang tidak boleh dipotret sama sekali. Saya tentu langsung penasaran, area apakah itu?

Langkah kami kami disambut oleh deretan kursi yang menghadap ke proyektor berukuran besar. Ini adalah area bioskop mini, yang akan memutar video interaktif seputar sejarah catur di Indonesia.

“Kalo area ini boleh difoto kok mas. Nah, yang gak boleh tuh yang sebelah sini…”, ucap Mbak Tarika sembari menunjuk sebuah ruangan yang agak gelap.

Ternyata, ruangan ini tuh berisi deretan foto-foto dan profil para Grandmaster Catur Indonesia. Sebenarnya bagian ini kalo mau difoto sih masih boleh yaa, cumaa.. di area tengah ruangan ini, ada banyak sekali medai dan piala-piala pencapaian dari masing-masing grandmaster tersebut. Ini lho, yang gak boleh difoto.

“Ini semuanya milik para grandmaster. Jadi sebaiknya tidak difoto dan disebarluaskan.. takutnya nanti ada yang plagiat atau membuat tidurannya.”

Owalaaah, gitu lho ternyata.

Well, let’s move on. Di penghujung ruangan ini ternyata ada semacem mini studio gitu, yang sudah menggunakan teknologi augmented reality. Jadi kita bisa ‘menghadirkan’ grandmaster secara virtual ke dalam foto studio yang akan kita cetak. Kami pun memilih Mbak Irene Sukandar untuk diajak berfoto persama.

Biaya cetak fotonya murah. Cuma 10K aja per lembar.

Lucu banget ternyata.. sebelum foto tuh mbak Irene-nya beneran jalan ngiclik ke dalem frame gitu, hahaha.

Cumaaa, karena ini sistemnya virtual doang yak, jadinya malah bingung euy nentuin posisinya. Alhasil, pas udah kelar berpose dan liat hasilnya.. malah berasa aneh sendiri.

“Lha, kenapa ini gue malah lebih deket sama mbak Irene yak?? hahaha”

Catur Unik Idaman Bapack-Bapack

Ruangan ini akan menjadi destinasi terakhir dalam wisata museum kita hari ini. Jadi dari studio tadi, kita akan dibawa melewati sebuah lorong yang berisi Maskot catur indonesia dan profil para calon-calon grandmaster. Nganu, ada sebagian juga yang udah jadi grandmaster si.

Ada yang kenal ga? Pernah viral pas kasus dewa kipas.

Setelah melewati lorong tersebut, kita akan tiba di area lounge atau ruang untuk bersantai. Disini, kita bisa duduk santai di kursi malas, sembari main catur bersama teman atau kolega di tempat yang sudah disediakan.

Tapi bukan ini sih yang akan menarik perhatian saya. Melainkan.. sebuah Catur edisi khusus yang pasti akan membuat para bapack-bapack bersorak gembira.

Bayangin aja, ada lhoo Catur Edisi Super Mario, Flinstones dan Marvel!!

Yang disebutin terakhir, kayaknya bisa bikin semua bapack-bapack terpana sih. Karena lucuu aja liat bentukannya. Di pihak hero, captain amerika tuh jadi Raja-nya. Sementara di bagian villain, Thanos yang jadi rajanya. Aiiish, how cute is thaaat. Pengen beliii, tapi gatau dimana. hahaha

Paragraf Penutup

Demikianlah cerita kunjungan kami ke Museum Catur Indonesia kali ini. Sejauh ini, saya sangat-sangat-sangat merekomendasikan pada kalian semua untuk melipir. Karena selain tempatnya sangat nyaman, guide-nya ramah dan informatif, banyak banget insight menarik.. ditambah lagi, semuanya ini GRATIS lho.

Sayang banget si, tempat sebagus ini masih belum banyak yang tau dan mengunjungi. Mungkin karena masih soft opening ya, bukanya cuma di hari kerja aja. Jadinya gak banyak yang bisa datang dan mengunjungi secara langsung. Padahal menurut saya, ini tempat tuh recommended banget.

Gimana? Kalian sendiri tertarik melipir gak abis baca tulisan ini? Coba kasih tau di kolom komentar yaaa kalau kalian ada rencana untuk datang ke Museum Catur juga.

Bekasi, 25 Juli 2025
Ditulis sambil menghadapi bocah yang tantrum karena lagi ngantuk.


Semangat penulis kadang naik turun, jadi boleh lah support biar update terus.

Silahkan klik link dibawah
Atau bisa juga dengan cara transfer ke :

BCA : 6871338300 | DANA : 081311510225 | ShopeePay : 082110325124

Fajarwalker

A Man with frugal style living. Sering dikira pelit, padahal cuma males keluar duit.

More Reading

Post navigation

38 Comments

  • Sebagai BatMan (Batak Manado)… well, mama saya bukan Karo juga sih, tp kan masih dari propinsi yg sama yaitu SumUt. Dan aku baru tahu nih soal Catur Karo. Sampai spesial browsing seperti apa sih penampakannya?
    Melihat pion2 catur yang besar2 itu jadi mengingatkan sama film Harry Potter deh ^_^ Wah, ternyata diem2 Bekasi punya museum keren ginih.

    • Nah ini unik sih mbak. Soalnya jumlah pionnya tuh antara putih sama item katanya bedaaa.
      Cobain melipir mbak, kebetulan lokasinya deket nih euy.

  • Aku sempet baca nih ttg museum catur ini, tp lupa blog siapa . Pas baca punyamu, jadi kayak refresh lagi, tp ini ditulis lebih lengkap.

    Dan saluuuut masih gratiiiiis. Mereka dpt pemasukannya dari sekolahnya kali yaaa.

    Duuuh aku tuh sempet belajar catur mas, zaman SD. Papa yg JD guru. Tp aku kan tipe bosenan yaak. Dan duduk diem mikirin strategi perang bukan aku bangetttttt hahahahahahaha. Jadi Pop lah ogah2an setelah beberapa kali main. Dan skr udh lupaaaaa banget teknik dan urutannya .

    Utut adianto pastinya pernah denger. Namanya juga GM , tp ga pernah nonton dia setiap bertanding. Alasannya ya itu, aku bosaaaan wkwkwkwkwk.

    Ngakak pas baca di arab Saudi , pion2 semuanya diganti dalam bentuk abstrak hahahahahaha. Ya Allah dengan bentuk basic yg skr aja aku ga hapal, apalagi abstrak

    Trus yg bentuk avangers dan lainnya, itu kereeeen sih. Cuma bagi yg ga biasa catur, apa ga harus ngapalin lagi, tokoh ini sama dengan siapanya . Yg ada kalo sampe salah langkah, skak mat deh

    • Kayaknya ini mah pure dari pemiliknya mbak. Kebetulan kan 2 ownernya itu memang para petinggi catur semua, jadi mungkin mereka pun punya agenda untuk mempopulerkan catur di Indonesia.
      Nah sebenarnya pas liat bentukannya tuh unik, tp bingung aja. ntr kalo modelan begitu trus lupa, kayaknya malah makin ribet gak si hahaha

  • Tertarik banget sih buat mampirin ke Museum Catur dan penasaran juga sama cafe tutur nya .

    Bener adanya sih, kesenjangan museum di daerah selain Jakarta lumayan kerasa. Bogor pun nggak begitu punya banyak museum kalau saya kembali ingat.

    Ternyata museum catur ini baru soft opening ya pas mas pada kesana. Pastinya beneran happy banget bisa jelajah semua bagian dan guide nya informatif ini sangatlah penting. Nah nah, fakta yang bikin tercengang. Daku pun mikir kirain catur ini dari Benua Eropa rupanya India, wahhh mantap nih India.

    Jadi bener ya, satu tempat bisa sekaligus nih. Ngenalin catur di museum, kalau anak tertarik bisa di sekolahkan juga ke sekolah catur dan emak bapake bisa nunggu pas mau jemput anak di cafe tutur. Sudah sangat dipertimbangkan secara matang nih saat membangun .

    Gratis masuk ke museum catur? Wahhh mestinya bakalan rame sih ini. Secara sangat bagus, menarik dan bebas biaya masuk. Sangat ciamik sekali. Semoga nanti buka sampe Minggu juga. Buat pekerja Sabtu Minggu baru bisa jelajah soalnya.

    • Yuk kapan2 melipir mbak Lala. Kebetulan aksesnya masih deket dari LRT, jadi gak terlalu susah ya sebenarnya.
      Sabtu minggu kalo mau kesini sebenarnya bisa mbaaak, tapi ya paling mentok ke cafe tuturnya aja. Nongkrong santuy disana juga sebenarnya lumayan asyik ya.

  • Seneng banget bisa baca pengalaman langsung ke tempat yang ngangkat tema se-spesifik dan sebermakna ini. Ternyata ada juga ruang edukasi yang dibangun serius, punya konten kaya, dan tetap ramah untuk keluarga. Apalagi selama ini, tempat semacam ini lebih sering ditemukan di kota-kota besar ya kan?

    Bagian sejarah catur dari India, evolusinya, sampai adaptasi budaya lokal tuh insightful banget lho.
    Terlebih museum ini nggak cuma jadi ruang nostalgia atau pameran benda mati, tapi juga dijadikan ruang hidup. Tempat belajar, bermain, bahkan tempat untuk ngasih pengalaman interaktif lewat teknologi.

    • Iyaa mbak, sayang banget di sekitaran Jakarta tuh masih dikit banget tempat kayak begini.
      Saya gak sabar juga sih nunggu tempatnya grand opening, biar nantinya bisa buka full sampai minggu.

  • Astagaaa baru tahu banget loh ternyata asalnya tuh dari India.

    Setelah membaca tulisanmu ini, langsung ingin melipir kesana. Aku tuh suka banget dengan catur, walau tidak ahli bermainnya. Aku termasuk orang yang meleleh hatinya kalau ada orang yang pinter main catur hihihi.

    Bagiku, orang yang pinter catur biasanya cara berpikir strateginya kuat. Trus itu modelan caturnya beragam banget, berasa diajak ke daerah-daerahnya, termasuk Bali dan ya bener katamu, Karo itu unik. Cara mainnya pun beda ya.

    Aku setuju denganmu Jar, rasanya penting disebarkan informasi tentang tempat ini ini, supaya makin banyak orang datang. Selain soal catur ada hal-hal lain yang bisa di simak disana. Kalau dari sisi aku melihatnya tentang perubahan dan penyesuaikan.

    Aah mauuu kesana segera.

    • Mindblowing kaaan? hehehehe.
      Kalo kesini mesti pas weekdays mbak Nik. Mungkin kapan2 kita agendakan lagi ya, biar sekalian nongkrong di cafe tutur.

  • Uwaah.. jadi terbuka pengetahuanku mengenai catur.
    Karena selama ini, catur menjadi salah satu board game yang menurutku susah yaa..
    Kudu orang-orang cerdas ber-strategi aja nih yang main.
    Buatku yang main cuma tau maju dan mundur, kayak gak paham-paham meski uda belajar beberapa kali.

    Kereeen yaah.. museumnya.
    Keren juga bangunannya. Modern, rapi dan kudu banget anak muda ke sini.. biar suka sama olahraga yang satu ini.

    Interaktif dan aku suka sama catur yang terbuat dari kristal.
    Kesannya mevvaah..

    Bisa jadi inspirasi buat hiasan di rumah juga yaa..
    Meski kalo ditanya, “Bisa main catur engga??”
    Jawabannya “Engga..”

    Huwwaaa.. meng-sediiih…

    Ulasannya mas Fajar selalu keren!!
    Dan selalu ada part kocyaknya.. kek foto ama augmented reality-nya bareng mba Irene.
    Jiaakakkaaakkakk… untung Putri belon ngerti tah…
    Kalok uda paham berasaaa…”Paaak, aku disiniii sama Mamaaa…Paaak!!”

    • Aku aja sampe sekarang gak bisa-bisa. Asal weh, gak ngerti juga cara maennya begimana hahaha.

      makasih yaa mbak lendy sudah membaca semua tulisanku sampai tuntasss

  • Foto pertama di mana ada Mbak Tina dan dede Putri jadi mengingatkan daku sama film HarPot adegan Ron, HarPot dan Hermione yang lagi main cattur wkwkwk.

    Jarak 1km itu masih gak capek, kalo kakinya sehat dan gak mager .

    Seneng lihat museumnya, karena terang, dan ada guidenya ya, jadi bisa langsung tanya secara langsung. Dan banyak yang dilihat, sampe Grand masternya pun ada

    Pankapan, bisa nih diagendain buat ke sana. Nanti ceki² ah kalo pake KRL pegimane

    • Unik kaaan, hehehe. Coba nanti sesekali mampir mbak Fen.
      1 Km mah gada apa2nya sih. Sekarang aku aja tiap hari almost 7km kalo jalan kaki

    • Ingat dulu mau diajarin catur sama tetangga eh dilarang Mama karena katanya permainan menghabiskan waktu padahal catur ini bikin kita cerdas ya penuh strategi hihi.. bagus dan lengkap banget museum catur ini pengen ajak anak-anak pas liburan sekolah deh..

      • AKu kemaren pas lagi di kuningan cobain maen catur, ternyata asik juga yaa. Meski agak puyeng, tapi pas udah menang mah yaa seru bawaannya hahaha

  • Gara-gara mas nulis ini, aku jadi kepikiran, di Surabaya ada berapa museum ya? Hehe
    Tapi unik juga ya museum catur ini. Anak yang hobi catur pasti hepi diajak kesini

  • Oooo ini yaaa museum caturnya. Wah kapan2 kalau ada teman atau saudara yang anaknya hobi main catur bisa nih aku anterin ke sana 😀
    Jenis2 catur ternyata banyak dan ada yang melokal dengan unsur2 budaya ya. Keren siih, apalagi yang suka koleksi biduk2 catur pasti seneng deh lihat2nya 😀
    Wew itu catur dari marmer kebayang mewahnya.. Kudu dijaga baik2 jangan sampai kesenggol2. Keren juga ya banyak yang menyumbangkan koleksinya untuk dinikmati para pecinta catur 😀
    Aku tu gak seberapa paham grand master pecatur Indonesia, ternyata banyak yaa. Taunya yang suami Nurul Arifin itu aja, pak Utut haha.
    Asyek bisa foto2 buat oleh2 juga ya, mana biayanya juga gak terlalu mahal.

    • Cussss.. kebetulan deket nih mbak. Dan lumayan strategis juga.
      Iyess, cuma 10K doang bisa cetak foto lho. Asal musti ati2 aja fotonya, jangan sampe kayak saya hahaha

  • Wiiih ternyata museum catur itu ada di Bekais yaa, saya pikir ada di Jakarta. Itu papan catur ukuran jumbo nya kereen banget, very estetik. Belum lagi masuk ke dalam, banyak informasi tentang olah raga dan sejarah catur. Anak-anak boleh banget nih diajak main kesini yaa biar senang dnegan olahraga otak yang satu ini. WIsata literasi yang sangat bermanfaat.

  • Seseru itu emang ya berkunjung ke Museum. Selalu nambah pengetahuan kita. Di Bandung juga ada beberapa Museum tapi baru dua yang pernah saya kunjungi. Gara-gara baca ini jadi pengen bikin rencana jalan-jalan ke Museum juga.

    Btw museum catur ini keren sih. Kayanya belum ada di Indonesia. Jenis caturnya juga bagus-bagus. Pengen mainin yang Super Mario deh.

  • Ahhhh, aku kok penasaran dengan catur gaya flinstone atau mario bross. Lucuk pasti, bisa jadi pajangan. nggak tega pakai main. Hahahha.. 😀
    Aku nggak nyangka lho ada museum catur dan yang mind blowing catur itu dari india. Kukira itu dari China atau Jepang lho, karena di asia tuh ada permainan catur juga (kalau di Jepang namanya Go)
    Selain itu ya, museumnya tuh modern banget. Jadi orang betah dan mau belajar banyak di sana. 😀

  • Keren ini, dari olahraga terkemuka yaitu catur, kemudian dihadirkan menjadi museum. Sebab, masyarakat bisa dapat banyak pengetahuan dengan singgah ke sana. Apalagi ada guide-nya juga, bisa langsung tanya tanya deh kalo ada hal yang pengen dikepoin

  • Serunya di museum catur, ga seram ya di sana justru menarik. Bisa mengenal aneka ragam bentuk catur, masa iya sih mas kudanya seperti bekicot wkwkwk
    btw Putri bisa main juga di playgroundnya, jarang ada nih museum yang ‘serius’ menyediakan playground

  • Menarik sekali tempatnya. Pencinta chess wajib datang sini. Teruja ya datang sini dapat tahu segala maklumat tentang chess. Giant tu antara tempat wajib berposing gitu.

  • Baru tau kalau bentuk bentuk pion catur dari masa ke masa tuh menarik banget desainnya. Kalau yang desain terakhir bener banget sih, bapack bapack pasti pengen banget bawa pulang, wkwkwkw

    Putri pasti betah banget ya Mas. Soalnya ada mini playground yang cozy dan bersiih

  • melihat tulisan mas, saya langsung berpikir, saya salah satu orang yang dalam 10 tahun terakhir ini tidak pernah berkunjung ke museum,
    dan jujur saya enggak tau ada musem tidak di daerah tempat saya ini,
    mungkin kalau di surabaya masih ada.

    dan satu lagi, 35 tahun saya hidup, saya masih belum berhasil belajar main catur.

  • Saya gak berhenti-henti nih perhatiin setiap detail bentuk catur yang ada. Keren banget desainnya. Ternyata catur ini dari India ya, kirain bangsa Eropa yang nyiptain. Pas lihat ada bidak catur sebesar badan manusia, saya jadi langsung teringat film Harry Potter, ehehe. Main catur ini terlihat gampang (kalau sudah tahu basicnya), tapi seninya itu sebenarnya bisa mikirin berapa langkah ke depan sambil nebak pergerakan lawan. Lawan pindahin bidak di kotak ini, kita sudah harus punya 5 langkah kedepan untuk antisipasinya. Ribet tapi seru..

  • Saya baru tahu kalau ada Museum Catur di Bekasi, Mas.
    Wah ini boleh dibilang kemajuan yang luar biasa buat kota Bekasi.
    Meihat foto-fotonya, menarik juga apa yang ditampilkan di museum itu.
    Kapan-kapan kalau saya reunian dengan teman-teman sepekerjaan di Bekasi, pasti saya akan mengunjungi museum catur ini.

    Terima kasih informasi tentang musium ini Mas.

    Salam,

  • bagus ada inisiatif mewujudkan museum ini. ia bukan sahaja tentang catur tetapi juga boleh dijadikan galakan kepada orang ramai untuk bermain catur. sy pernah dengar orang kata, mereka yang pandai bermain catur ni, orangnya pintar dan berfikiran kreatif.

    kalau tak silap bulan mei lepas viral pemain main catur dari india berjaya tewaskan grand master dari norway. agaknya bila grand master dari Asean akan berjaya di peringkat dunia?

  • Haaahh aku baru tau ada museum catur di Indonesia. Di Bekasi pulak. Sebagus iniii!!!

    Pasti menyenangkan bawa anak-anakku yang pada doyan catur nih, maenin catur raksasa. Gak kebayaangg haha gak bisa sambil rebahan kalau pionnya gede.

  • Aku ya gemes banget sama gaya si Putri nih yang megang bagian kepalanya dengan tangan dua seolah mikir bagaimana menjalankan bidak catur
    Bicara catur jadi ingat anak temen blogger yang masih SD sudah juara
    Sepertinya udah pernah ke Museum ini juga atau belum ya, hmm…
    Coba ah aku share artikelnya ke beliau

  • Saya baru tahu kalau ada museum Catur di Bekasi. Ada sekolah caturnya juga. Museumnya baru soft opening dan free juga. Menarik banget, ajak anak pun bisa happy karena ada semacam Playground bernuansa kayu dan ada bidak caturnya juga. Unik banget bentuk pion caturnya, ada yang dari kristal bagus banget, ada yang superhero juga, ada yang tokoh pewayangan Jawa juga. Selain ada sekolah catur, museum ada tempat makan juga. Lengkap ya. Habis lihat-lihat museum, bisa cetak foto, sekalian makan bareng keluarga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *