Siapa sangka, ternyata di sekitaran Bekasi tuh ada sebuah hidden gems, yang saking hidden-nya.. Saya yang tiap hari lewat deket situ aja gatau, hahaha
Iya, jadi sebenarnya Taman Permata Cikunir tuh emang salah satu spot nongkrong saya dan keluarga. Sebab, gak jauh dari gerbang masuk perumahan itu emang selalu ramai sama penjual jajanan serta wahana mainan anak. Mereka semua senantiasa berderet rapih sepanjang Jalan Antilope membentang.
Selain nemenin Thina hunting jajanan malam hari sepulang kerja, saya juga sering ngajakin Putri buat naik mainan kesukaannya disini. Lumayan lengkap sih soalnya.. Ada odong-odong, pancingan ikan, sampai mandi bola yang modelan besi kerangkeng gitu juga ada. Mana murah pulak tarifnya, harganya mulai dari 5 rebuan aja. Sangat frugal friendly, hihihi
Nah, satu waktu saya baru ngeuh, kalo di belakang wahana-wahana favorit Putri ini tuh ternyata nyempil sebuah backdrop besar yang panjang membentang. Setelah mundur agak jauh, baru deh keliatan kalo tulisannya adalah Yubari Farm House.
Lho, kok saya baru tau? Kemana aja selama ini?
Akhirnya langsung deh, saat itu juga saya kepoin Instagramnya. Dan benarrr sekali, memang ini tuh sebenarnya salah satu agrowisata yang nyempil di Bekasi.
Sayangnya, kala itu di Instagramnya saya dapat info kalau Yubari Melon Farm masih tutup. Bukan perkara bangkrut ya.. melainkan karena melonnya belum ada yang siap panen. Kalo mengacu di post yang sama, perkiraannya sih sekitar awal November mereka baru opening lagi.
Dan yap… Sesuai dengan prediksi mereka, di bulan November ini, tepatnya di hari Jum’at kemarin.. Akhirnya mereka pun buka kembaliii..
Saya dan Thina sebenarnya udah ngincer banget, pengen mampir kesini dari hari awal pembukaan. Cuma ya apa daya, kesibukan dan bentrok waktu senantiasa jadi penghalang. Sampai akhirnya, hari Minggu kemarin pun kami sempatkan jua untuk mampir kesana.
Itu pun udah sore banget, udah mau jam 5… hahaha
Hampir Saja Kami Kecewa
Diluar dari posisinya yang agak tersembunyi, sebenarnya akses menuju Yubari Farm House tuh gak susah-susah amat ya. Kalo mau naik transportasi umum, tinggal naik LRT aja lalu turun di stasiun Cikunir 1. Dari situ sambung pake ojek online, paling abisnya kisaran 10 ribuan aja.
Sementara kalo naik mobil pribadi, itu bisa keluar dari Tol JORR lalu nyusurin Jl. Dr Ratna, atau keluar tol Becakayu lalu masuk ke Jl. Caman Raya. Yah, tinggal pilih dah mana enaknya aja.
Kalo saya mah, kesitu ga ada waktu 10 menit. Bener-bener sedeket itu soalnya, rute rutin tiap hari. hahaha
Nah, mengacu ke informasi di Instagram.. Yubari Farm House ini buka mulai dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore. Kala itu saya melirik sekilas ke arloji, waktu baru menunjukkan angka 4 lewat 30an. Santai lah, masih banyak waktu.
Sesampainya disana, kami langsung bingung. Pusing tujuh keliling, sebab kami tak tau dimana kami akan parkir, dan dimana pulak lah itu pintu masuk ke Yubari?
Masalah utamanya adalah, persis di samping Yubari Farm itu tuh ada pasar malem. Dan you know lah, dimana ada pasar malem.. maka disitu sudah pasti ada kang parkir berseragam ormas. Benar saja, tak lama setelah ban motor ini mendekat ke bundaran, eeeh.. kami langsung disuruh untuk parkir ke area dalam Pasar malam.
Tak mau macam kambing cengo, saya pun bertanya sama mas-mas yang berdiri di dekat situ.
“Mas, kalo mau ke kebun melon parkirnya dimana ya?”, tanya saya setengah berteriak.
Entah masnya gak denger, atau mungkin kupingnya agak perlu di-waxing kali ya. Bukannya jelasin, dia malah jawab sekenanya aja sambil niup periwitan. “Yo..yo..yo… Agwh*^!#wwtr Masuuuuukkk… Yok Kesana Mas.. *!%Asja1”
Batin saya langsung gemes dibuatnya. Ngomong apaan cobak begitu? Rasanya pengen tak sentil area jakunnya, biar beliau berenti teriak-teriak ga jelas.
Merasa tak mendapatkan jawaban, akhirnya saya mendekat ke mas-mas berseragam ormas yang lain. Untungnya kali ini bener, soalnya kalo masih error juga kayaknya mesti saya daftarin rukyah dah ni satu rombongan!
“Mau ke kebun melon? Parkir disana aja mas”, sahut masnya sambil menunjuk ke arah tukang mandi bola. Tanpa basa-basi, saya pun langsung memindahkan motor sesuai arah telunjuk dari mas barusan. Tapi masalahnya, kebingungan kami belum sepenuhnya sirna.
“Lha ini gerbang masuknya sebelah mana? Kok ga ketemu sih”, tanya saya ke Thina, yang langsung disambut dengan gelengan kepala, pertanda nasib serupa.
Tepat tatkala kami mulai merasa buntu, seorang penjaga mainan mendekat dan memberikan jawaban yang kami cari-cari. “Disitu mas, coba ketok-ketok aja”, katanya sembari menunjuk ke sebuah gerbang yang tampak nyaru seperti tembok.

“OWALAAAH, DISINI TOH…. Eh bentar, tapi kok tutup?”
Saya mencoba mendekat dan memanggil petugas yang berjaga di dalam. Tak lama, sebuah suara dari dalam terdengar membalas panggilan kami.
“Maaf, udah tutup mas…”, ucap masnya dengan santai. Seakan hidupnya bebas dosa dari sejak brojol sampai menua.
Mendengar jawaban itu, ya sudah tentu saya langsung senewen. “LHO LHO LHO… Tapi di Instagramnya jelas-jelas lho infonya buka sampai jam 6 sore!”.
Lagi-lagi masnya memjawab dengan santuy, “Iya.. tapi udah tutup mas”.
Asli sih, kalo punya kekuatan superhero. Kayaknya saat itu saya bakal berubah jadi Dr. Strange dan manggil semua anggota Avengers buat ngegerubug ini tempat. Bikin emosi benerrrrr abisan.

Untungnya, tepat saat kami akan mengambil langkah seribu, tiba-tiba sebuah suara terdengar dari dalam. Disertai dengan gerbang masuk yang berdecit kala dibuka perlahan. Ternyata masnya bukain pintu, “Monggo.. masuk mas”
“Maaf ya.. tadi saya nunggu konfirmasi dari Bos dulu. Soalnya hari ini emang udah rame banget…”
Saat itulah bola mata saya dan Thina beradu pandang. Dan yah, sepersekian detik kemudian kami pun langsung sepakat untuk lanjut masuk ke dalam Yubari Farm House ini. Gapapa lah tadi agak senewen, sekarang ada kesempatan mah ya yowis.. kita gaskeun aja deh. Hahaha

Yubari Farm, Kebun Melon Nan Asyik

Langkah kami memasuki area Yubari Farm langsung disambut hamparan paving block nan luas yang melegakan mata. Tepat di depan saya, 2 buah kebun tertutup berdiri megah. Membuat kami semua tak sabar ingin menuntaskan rasa penasaran.
Seorang petugas menghampiri kami seraya memberikan dua buah tiket. Tak terlalu mahal rupanya, hanya 10 ribu saja per orang. Sementara untuk anak dibawah umur masih dibebaskan dari segala biaya.


Karena mentari kala itu sudah ada di fase hampir tergelincir, maka kami pun sepakat untuk tak membuang waktu. Segera saja saya membawa Thina dan Putri untuk masuk ke dalam area kebun melon. Kami ditemani oleh seorang penjaga kebun bercelana pendek, Mas Indra namanya.
Tepat setelah melewati pintu masuk, Mas Indra langsung memberikan sebuah keranjang rotan pada kami. “Ini, nanti buat bawa melonnya ya..”


Saat mata kami bergeser ke arah kebun, saat itulah suasana nyaman memanjakan mata langsung menyambut kami. Hamparan tanaman melon tersusun rapi dalam jarak yang presisi, membuat siapapun dengan gejala OCD pasti bisa merasakan rasa nyaman mendalam.
Masing-masing tanaman dibiarkan tumbuh merambat secara vertikal, dengan sebuah pipa nan panjang di bawahnya mengalirkan air ke akar masing-masing tanamannya. Ya, kebun disini menggunakan sistem hidroponik untuk pembudidayaannya.


Note Check : Sebaiknya gunakan baju dengan lengan panjang ya kalau mau kesini. Sebab gesekan daun melon dengan kulit dapat menyebabkan sensasi gatal yang tidak nyaman.
Sambil berjalan mengitari taman, Thina terus menyampaikan berbagai pertanyaan ke Mas Indra. Alih-alih risih, Masnya justru menjawab dengan sabar dan penuh ketulusan. Dari beliau kami jadi tau, kalau di Yubari Farm ini ada 4 varietas melon yang dibudidayakan. Ada Melon Kimoji, Sweet Net, King Show dan Fujisawa.

Melon Sweet Net berasal dari Negeri Gajah Putih, Thailand. Melon ini punya tekstur renyah nan crunchy dengan rasa manis yang khas. Adapun melon ini sering dibudidayakan di Indonesia, terutama di daerah Kudus dan Indramayu
Melon ini dikenal akan kulitnya yang memiliki pola jaring (net), dengan daging buahnya berwarna putih kekuningan dengan tekstur yang renyah dan rasa yang sangat manis.

Sementara Melon Fujisawa, adalah varietas melon premium yang berasal dari Jepang. Melon ini dikenal dengan daging buahnya yang berwarna oranye cerah dan rasa manis yang sangat khas.
Ketika kami datang kesini, varietas melon yang siap panen cuma ada Sweet Net dan Fujisawa saja. Sementara kalau King Show dan Kimoji, itu masih menunggu perkembangannya dulu sampai nantinya tiba masa panen.
Note Check : Kalau mau request ukir nama di buah, itu juga bisa lho ternyata. Biayanya cuma 10K aja per buah. Cumaaaa.. emang gabisa langsung jadi. Prosesnya dimulai dari sejak buahnya masih kecil, jadinya ya musti sabar nunggu.
Yang pasti, kalo mau mampir kesini pastiin konfirmasi dulu ke adminnya lewat Instagram ya. Selain untuk mastiin melon apa yang sudah siap panen, seringkali yang datang itu emang lumayan ramai. Jadinya ya belum apa-apa mereka udah closing lagi.
Setelah beberapa diskusi, akhirnya kami memutuskan untuk meminang sebuah melon Sweet Net yang direkomendasikan oleh mas Indra. Cuss…

Langsung Timbang dan Bawa Pulang
Puas berkeliling di dalam Kebun, kami pun lanjut keluar untuk membayar melon yang telah kami petik. Adapun untuk harga melon saat kami datang berkunjung kala itu, adalah Rp. 60.000,- per kg.
Mahal? Yaa tergantung sudut pandang sih. Kalau hanya liat angkanya saja, bisa dibilang memang terasa mahal. Tapi jika kita mengingat lagi bahwa ini varietas melon unggul dengan rasa manis yang terjamin, serta dirawat dengan perawatan khusus.. Maka harga itu sejatinya tak terlalu mahal kok.


Apalagi, tiket masuk yang di awal kami bayarkan, itu ternyata bisa digunakan sebagai voucher diskon pembelian 1 buah melon. Cihuy!
Dengan berat melon sebesar 0.975Kg, dan tambahan packaging kardus cantik seharga Rp. 5.000,-, total yang kami bayarkan adalah sebesar Rp. 53.500,- saja.
Oya, poin plus lagi buat para karyawan yang bertugas. Selain mas Indra yang saya sebutkan di atas, karyawan lainnya juga emang ramah-ramah banget kok. Kami semua disambut dengan baik, dan ditemani oleh obrolan hangat yang mengalir di penghujung senja.

“Ini nanti masuk di vlog ya mas? Sini mas.. saya mau masuk juga dong”, kata Bu Sendy Hermano, salah satu petugas disana.
“Nggak bu, saya bikinnya di Blog. Boleh ga foto bareng ama semuanya? Nanti saya masukin deh di blog saya..”
Dan yap.. inilah foto kebersamaan hangat untuk menutup tulisan kali ini. hehehe

Kesimpulan Akhir
Untuk sebuah agrowisata dengan konsep petik melon, sebenarnya Yubari Melon Farm ini punya potensi yang gede banget. Sayangnya sepertinya dari sisi publikasinya memang masih kurang maksimal, sehingga acapkali orang-orang sekitar pun banyak yang belum tahu.
Tapi yaaa.. kalaupun udah tau, memang harus bersabar sih. Namanya kebun begini, siklus panennya terbatas. Jadi harus tau juga kapan waktu yang tepat untuk berkunjung disana.
Yang pasti : Sebelum datang, pastikan kontak admin by Instagram @yubarimelonfarm dulu biar ga salah info dan ga kecewa karena tau-tau tempatnya tutup.
Yubari Melon Farm House,
Taman Permata Cikunir, Seberang Fresh Market Cikunir, Bekasi.
Bekasi, 19 November 2024
Ditulis setelah pulang bermain badminton jam 11 malam.
Kalau menurutku, mungkin pengelolanya juga gak mau terlalu yang viral2 sesaat lalu habis itu senyap. Dan menghadapi pengunjung yang sudah terlalu banyak dengan segala kelakuannya, belum lagi yang hanya demi sekedar nguber konten, mereka taking it slow. Seperti yang dibilang, kan namanya aja kebun, ada masa panennya.
Tapi mudah2an memang jadi lebih banyak yang tahu karena menarik, apalagi kalau bawa anak2, biar mereka sekalian belajar juga ya.
Betulll mbak. Ini emang agak susah sih nemu titik tengahnya. Kalau keramean, nanti malah ga asyik. Tapi yaa ga boleh terlalu sepi juga, hahaha
Wah bisa jadi alternatif pilihan nih kalo bingung mau jalan kemana, ternyata ada kebun buah melon gk jauh ” dari seputaran Bekasi…emang sih kalo lagi ga musim agak susah juga ya..pan gk bisa selalu ke sana…saya sering banget beli melon,tapi jarang ketemu yg manis….padahal baunya udah harum banget…sampe rumah pas di buka..gak manis….kuciwa deh hatiku …
Ini mah maniiiis banget mbak. Beda varietasnya juga. Cobain aja deh beli, nggak akan nyesel
Bener juga ya kalo agrowisata seperti ini memang gak bisa buka sepanjang tahun yaa..harus nunggu pas musim panen agar par apengunjung bisa merasakan senasasi petik melon…
Harga tiket masuknya juga sangat bersahabat tapi klo harga melon nya memang tadi aku pikir juga la kok mahal tapi bener sie disini kita dapet melon nya bener2 yang bibit unggul ya dengan sistem penanaman yang baik…
Iya, manisnya mantap banget mbak. Jauh beda deh ketimbang ama yang di pasar
Hal yang kurang soal agrowisata apalagi yang kasih fasilitas petik buah adalah tergantung musim. Cuma, sebenarnya ini bisa disiasati sih. Soalnya, aku pernah belajar tentang bagaimana cara kita bisa panen di luar musim. Ada perlakuan-perlakuan khusus saat perawatannya gitu.
Nah, kalau bisa diterapkan dan pengelolanya punya lahan yang bisa dipetak-petakan kan jadi enak. Misal, ada petakan yang panen di bulan apa gitu.
Kemungkinan buat buka sepanjang tahun kan bukan hal yang mustahil kan?
Kalau misalnya kebunnya lebih luas lagi.. dan jenis buah yang ditanamnya lebih heterogen, harusnya sih bisa panen terus-terusan yak.
Contohnya ya kayak di Mekarsari mbak
Melon varietas unggul pasti kualitasnya tidak mengecewakan, walaupun agak mahal.
Perkebunan melon ini bisa menjadi tempat belajar buat anak2, tiket masuknya juga masih terjangkau.
Betul, walaupun agak mahaltapi lebih worth it ketimbang yang biasa ada di supermarket.
Wah di Bekasi yaa, bisa ah kapan-kapan ajak suami dan anak-anak ke sini. Berarti harus kontak adminnya dulu ya kalau mau ke sini biar gak kecele. Takutnya udah gak musim dan lagi gak ada melonnya.
Nah iya, takutnya pas datang pas bukan musimnya.
Pasti melon-nya itu manis banget semua
Aku pernah beli juga Melon Jepang di area Pasuruan
Ada teman yang punya kebun seperti ini
Asli manis dan buah bergelantungan seperti di foto yang Kak Fajar share di atas
Ah jadi pengen metik Melon lagi
Betulll manisnya beda mbak. Aku ga begitu suka melon, tapi pas beli melon ini beuh.. rasanya mantap
Wahh jadi pengen ke sana. Aku suka banget meloooon. Kalo ke sana sekalian ajak Saladin biar dia bisa belajar juga.
Harga melon relatif ya dan kalo 60/kg ya cukup worth it karena melon keliatan mulus bagian luarnya. Eh dalamnya manis gak?
awalnya udah bikin jengkel ya, mas fajar sekeluarga diusir gitu aja. Ehh untungnya dibolehin masuk dan nggak rugi ini menurutku
pengunjung bisa petik buah melon yang ginuk ginuk dan seger gitu, terus harga yang dibayarkan total 50ribuan juga termasuk murah ini
aku belum pernah nih masuk ke agrowisata melon, yang ada di kotaku malah agrowisata petik buah naga
Nah aku malah penasaran ama buah naga mbaaak.
Disini mah ga ada soalnya, hahaha. Kebalik yak
Wajib banget cobain kesini! Anak-anak pasti suka banget. Selain belajar tentang proses menanam melon, kita juga bisa langsung menikmati hasilnya. Harga melonnya juga terjangkau. suasana kebunnya juga asri dan bikin betah. Rasanya melon yang baru dipetik itu beda banget, lebih segar dan manis.
Yups mas. Lebih manis daripada yang ada di supermarket.
Asyik juga main ke kebun yang bisa metik sendiri begini Mas. Apalagi bawa anak, pasti mereka suka dan tentunya sambil mengenalkan kepada mereka bagaima pohon itu berbuah.
Mendengar nama Cikunir…Caman…ah jadi teringat masa-masa saat saya tinggal disana di Bekasi dari tahun 1990 sd 2008. Waktu itu rumah saya di Taman Cikunir Indah, Mas.
Salam,
Wah, baru tau Mas dulu pernah tinggal di Bekasi jugaa/
Taman Cikunir Indah sekarang mah jadi surganya jajanan. Enaak kalo pulang kerja melipir kesini, lumayan banyak pedagang.
Kalau suka buah pasti senang banget diajak wisata ke kebun seperti ini, apalagi kalau ajak anak. Jadi bisa edukasi yang fun juga
Betul sekali mbak, kebetulan tiketnya juga murah kok
Yaahhh gak berubah jadi dr Strange nih kak? Wkwkwk.
Walau sempet senewen, ternyata malah ada hikmahnya ya bisa menikmati dengan santai tanpa bocor pas foto hehe.
Boleh nih rekomendasinya buat liburan bareng keluarga
Untungnya belom yaak, hahaha
Tapi banyak juga yang kesini tapi gajadi karena udah tutup mbak
Wah, asik juga mengajak si kecil ke tempat seperti ini
Dia bisa merasakan senangnya memetik melon secara langsung ya
Bisa jadi destinasi liburan yang asik buat warga bekasi nih
Nah wisata seperti ini yang cocok buat keluarga terutama buat anak-anak supaya bisa tahu bagaimana melon itu tumbuh dan juga bisa memetik sendiri dari kebun. Jadi bisa lebih menghargai makanan dan juga menjadi pengalaman yang mengesankan
Betul, sambil belajar hidroponik juga mas.
Wah ternyata menuju ke Yubari Farm House ini bisa pake LRT turun di Cikunir 1 dan lanjut ojek online yakkk, happy lah daku sebagai pengguna transportasi umum. Namun ternyata emang agak hiden gem yap.
Worth it banget sih berkunjung ke agrowisata kayak Yubari Farm House. Bisa metik langsung buah melon mana kualitas nya the best rasa udah pasti jempolan lah.
Semoga saja setelah mas Fajar menceritakan via blog, semakin banyak orang yang terinformasikan ya. Jadinya Yubari Farm House makin banyak pengunjung karena ini sangat menarik dan punya potensi bagus.
Iyaa, mbak lala kalo kesini mah gapake ribet. Bener-bener tinggal LRT sambung ojol aja mbak.
Kalo kesini baiknya sore aja.. soalnya kalo siang, lumayan euy panasnya
Senang semakin banyak Argowisata.
Sepertinya kalau main kesana langsung bisa main ketempatmu juga ya Jar he he he
Secara hanya 10 menit dan menuju Yubari Melon Farm ini juga sangat mudah.
Wah iya, langsung melipir aja mbak. Deket banget itu mah tinggal ngglosor doang hahaha
Udh aku follow IG nya mas. Emang udh niaaat mau kesana pas udh panen. Semoga bisa dpt melon yg manis kayak yg aku pernah makan di Jepang .
Ternyata yg kalian beli ga nyampe 1 kg yaa. Berarti ini melonnya kecil gitu mas? Cukup ga sih utk makan ber 4 . Kalo kecil begitu kayaknya perlu beli per orang 1 melon ga sih . Biar puas
Melon jepang itu ntah kenapa muanisnya kebangetan. Ama semangka mereka. Aku LGS ga tertarik beli melon lokal pas udh cobain melon di sana. Memang beda sih. Makanya pas tahu tempat ini jual melon jepang aku tertarik jadi nya
Kalau mau kesini mungkin di awal desember aja mbak. Kalo gasalah, mereka mau panen melon fujisawa yang bentuknya lonjong gitu. Dan itu katanya maniiiis banget.
Nanti tingkat kemanisannya juga bisa dicek disana pake semacem alat gitu.
Kemaren aku emang ngincer melon yang kecil. Soale ya.. biar ga keluar duit banyak-banyak, hahahaha. Toh, itupun gak semuanya langsung abis mba. Paling si putri doang yang demen makanin sampe abis
Seru juga yaa kebunnya bisa buat wisata dan nambah pengetahuan, sepertinya memang fokus ke penanaman ya bukannya untuk wisata jadi nggak banyak promosi kayak kebun kelapa kopyor yang di Bogor akhirnya jadi tempat nongkrong hehe..
Nah iya mbak, soalnya terlalu ramai juga gak asik sih. Takutnya malah terlalu viral.. ujung-ujungnya jadi rusak sama warga-warga yang fomo
Seneng…
Ramah-ramah pisaann pegawai Yubari Melon Farm.
Jadi pingin metik melon yang maniiss.. karena melon di Bandung tuh gatau kenapa, rasanya sepo.
Sepo bahasa Jawa artinya plain, gituu..
Sedih yaa… padahal kalo di Surabaya, segala buah beneran ada rasanya.
Aku jadi pingin gendong Putriii…
Skarang rambutnya uda bisa diiket gituu..gemeeccc…
Ramaaah, manalah pada sabar bae ditanya apaan juga. hahaha
Yuk sini mbaaak mampir ke jakarta lagi. Nanti tak ajakin putri ketemu mbak Lendy
seronoknyaaaaaa
sy membayangkan kawasan ni berbau harum sebab bau melon sangat sedap.
bila dipotong makan bersama pencicah / asam boi…. warghhh sedapnyaaaa
Sedap nian ini mbaak. Gak cuma wangi, tapi maniiisssnya mantap sekali
mayan dekat dari rumah sodaraku ini kayaknya
pas pulang menuju st Bekasi, sekilas keknya aku lihat spanduk agrowisata apa ini kali yha
kapan2 mau cobaa
wah kalau lagi musim panen, worth it banget nih kayaknya buat ngajak ponakan ke sana hehe
Yupsie mas. Anak-anak mah bakal betah banget diajak kesini.