Tokopedia Tower dan Nostalgia Sederhana Selepas Senja

Tokopedia Tower dan Nostalgia Sederhana Selepas Senja

Kehidupan itu unik. Kita terus menjalani hari demi hari, tapi ga pernah bisa nebak apa yang  bakal ditemui esok hari. Sampai kemudian di satu titik kita berhenti untuk sekedar melihat sejenak ke belakang, tanpa disadari ternyata ada banyak hal yang kita dambakan sudah menjadi kenyataan. Ya, terkadang hidup emang se-surprise itu.

Sama seperti cerita saya dan Tokopedia. Startup berlogo keranjang burung hantu ini telah mengisi perjalanan hidup saya dalam beberapa tahun terakhir. Saya masih ingat betul di hari itu, sekitar empat tahun yang lalu. Untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di kantor Tokopedia. Kala itu kantor tokopedia masih berlokasi di Wisma 77, segedung bersama sejumlah startup-startup lainnya.

Di masa itu hidup saya sedang berada dalam titik yang rendah. Selain dari karir yang sedang tak karuan, saya juga baru menghancurkan hubungan yang sudah terjalin selama hampir tiga tahun bersama pacar saya. Apa yang saya butuhkan kala itu adalah kesibukan (baca: pelarian), untuk menghilangkan rasa sedih yang melanda. Saya mengambil pekerjaan paruh waktu di sabtu minggu, mendaftar kursus bahasa jepang, dan mencari berbagai kesibukan penghilang sendu.

Hingga di suatu pagi, sebuah notifikasi masuk ke akun gmail saya. Ternyata ada e-mail dari seorang nakama bernama Audrey Kurnia, berisi undangan ke salah satu acara Tokopedia. Saya menyambutnya dengan sumringah, dan segera semangat tancap gas di esok harinya. Inilah kali pertama saya menginjakkan kaki dan mengenal lebih dalam akan e-commerce karya anak bangsa ini.

Tak banyak yang saya temui di dalam acara itu. Saya hanya ingat berkenalan dengan salah satu seller yang malu-malu waktu ditanya alamat tokonya. Setelah saya gali lebih dalam, ternyata beliau adalah pedagang kancut onlen, hahaha. Yaelah, gitu aja pake malu pak.

Selepas acara itu, dalam perjalanan saya menembus kemacetan Jalan S. Parman, hati kecil saya bergumam. “Kayaknya enak banget ya kalau bisa punya temen-temen dari kalangan sesama pedagang online. Bisa ngumpul seru, diskusi se-frekuensi, jalan-jalan bareng…”. Maklum aja, dalam lingkungan kantor sebelum sampai sekarang merintis Pakar Ayam, bisa dibilang cuma saya satu-satunya yang melek online. Lainnya? Daftar whatsapp aja bingung. Maka tentu saja saya ga punya teman diskusi di spektrum yang sama.

Ternyata Tuhan mendengar keluh kesah saya. Selang beberapa hari setelah acara itu, saya mendapatkan e-mail lagi. Kali ini dari Neng Puput yang berisikan undangan hadir ke acara komunitas Tokopedia Bekasi di salah satu panti asuhan. Tentu saja, saya sangat-sangat-sangat excited dan tak sabar untuk segera menghadiri acara tersebut.

Di selasar Panti Asuhan Thariiqul Jannah yang dipenuhi lakban tokped kala itu, saya mulai berkenalan dengan teman-teman dari TopCommunity. Saya bertemu Kak Lucy, pemilik TokoKecil yang tahun 2019 kemarin didapuk masuk Seller Story. Kak Ary dari Butikgalery Shop yang sedang repot mempersiapkan es cendol. Serta Bro Wahyu dari CentralStore yang kelak menjadi sohib perghibahan saya. Tak cuma itu, disini saya juga berkenalan dengan Kak Hakim dan Kak Zahra yang merupakan perwakilan nakama Tokopedia. We don’t have much talk, tapi saya merasa mereka semua sangat ramah dan professional.

Acara bukber perdana itu menjadi awal cerita saya mengenal teman-teman seller Bekasi lebih dekat. Setelahnya, Saya diajak menjadi pengurus dan aktif ikut ke berbagai acara nobar (nongkrong bareng) yang sering diadakan hampir tiap minggu. Beberapa bulan setelahnya saya dipilih jadi ketua, dan membuat saya banyak berjibaku dan lebih dekat lagi bersama teman-teman sesama seller di Bekasi. Yah, walaupun cuma bertahan 6 bulan sih. Nganu, saya kan orangnya ambegan. Belom kuat mental.

Kami juga sering jalan-jalan lho! Mulai dari ke Pulau Seribu, ke sekitaran Jakarta, ke Lembang Bandung sampai ke Sukabumi. Diantara kota-kota lain sepertinya cuma Bekasi yang anggotanya paling doyan jalan-jalan, hehehe.

Oya, salah satu pencapaian yang saya kenang adalah ketika TopCommunity Bekasi terpilih jadi kota terbaik di akhir 2018. Yah.. meskipun hanya ada seremoni sederhana dan nir-penonton, tapi saya senang akhirnya mimpi temen-temen untuk bisa angkat piala bareng-bareng akhirnya tercapai juga. Kami semua bersukacita dan berfoto bersama COO Toped, Pak Leontinus.

Baca Juga :  Ngikutin Tokopedia Live Class Langsung dari Tokopedia Tower.

 

Wait, I supposed to do just an intro. But why it turns to be so long story -_-

 

Mohon maaf, sebenarnya niat awal saya hanya ingin sedikit flashback saja. Tapi sepertinya jemari saya tergelincir, terlalu asyik menikmati memori-memori seru yang sudah begitu banyaknya.

Semua memori itu hadir kembali ke ingatan saya kala seorang nakama bernama Keena Tarigan menghubungi saya beberapa waktu kemarin. FYI, semenjak awal 2019, TopCommunity dibubarkan dan direbranding jadi Keluarga Tokopedia. Divisi Community direstrukturisasi dan beberapa nakama yang saya kenal sudah pindah ke startup lain. Kak Keena ini adalah salah satu nakama baru yang hadir di era kemunculan Keluarga Tokopedia.

Dalam pesan singkat di aplikasi Telegram itu, beliau meminta saya untuk mengisi materi di acara Obrolan Seller, yang akan dilaksanakan sekitar 4 hari ke depan. Sempat bingung dan berpikir, “Kenapa saya yang dipilih ya? Perasaan masih banyak seller yang lebih ciamik”. Kak Keena menjelaskan kalau materi ini adalah F&B, dan Toko Pakar Ayam menjadi salah satu yang masuk dalam kriteria tersebut.

Saya berfikir lumayan lama… yaah sekitar  10 detik lah (maap, lama dari mananya ya). Setelah meminta masukan dan nasihat dari Kak Lucy, saya putuskan untuk menerima ajakan tersebut. Keena lantas memberikan saya sejumlah pertanyaan dan saya menjawabnya dengan penuh semangat. Dua hari kemudian, Keena mengirimkan sebuah pdf berisi script, jadwal serta informasi lengkap perihal acara Obrolan Seller yang akan ditayangkan secara live di Facebook ini.

Selasa, 11 Februari 2020
Tokopedia Tower Lantai 41

Saya mencatat semuanya dan segera menandai kalender to-do-list saya.

 

 

——————

 

Cuaca sedang cukup ramah kepada saya di siang hari ini. Dalam perjalanan dari Jatisampurna menuju ke Jl. Prof Dr Satrio, mentari masih sedikit berbagi sinar dan menahan hujan yang seyogianya turun setiap sore. Waktu menunjukkan pukul 16.00 tatkala motor saya sudah tiba di parkiran Tokopedia Tower. Padahal Keena meminta saya datang jam 17.00.  Tak apalah, memang sudah kebiasaan saya tiba satu jam lebih awal dalam setiap perjanjian. Apalagi Kuningan itu ‘jalur neraka’, jadi lebih baik datang terlalu cepat dan menunggu daripada telat dan menggila di jalanan.

Saya menengadahkan kepala, melihat gedung pencakar langit yang tinggi menjulang itu. Gedung yang aslinya adalah Ciputra World 2 ini telah lama berganti nama menjadi Tokopedia Tower. Bagi saya Gedung ini pun bukan tempat asing lagi, karena sudah beberapa kali saya berkunjung disini. Pernah dapet kesempatan berfoto bersama Pak William Tanuwijaya. Pernah juga numpang buka laptop di meja nakama dari jam 12 sampai jam 5 sore. Sampe berasa nakama gadungan, hehehe. Tapi semenjak TopCommunity berganti jadi Keluarga Tokopedia, saya sudah jarang sekali mampir lagi.

Sekitar 15 menit menanti, Kak Keena segera menemui saya di Lobby dan kami singgah sejenak di Starbucks. Berteman segelas Frappucino dan Americano, kami bertukar cerita dan sedikit membahas script serta materi yang akan dibahas dalam acara live kali ini. Kak Keena membawa cukup banyak perlengkapan. Rupanya ia telah mempersiapkan segalanya agar tak perlu kembali ke meja kerjanya di lantai 47 kembali pasca acara live ini.

On the photo : Sai Halilintar

Tokopedia Tower ternyata masih sama seperti dulu : ribet banget. Untuk mendapatkan ID access kami harus menitipkan KTP, dan setiap ID pengunjung hanya bisa menuju ke lantai 52. Barulah kemudia kita menukar ID di lantai tersebut agar bisa mengakses lantai yang diinginkan. Untungnya saya ditemani kak Keena, jadi ga perlu repot-repot naik turun lantai.

Dan akhirnyaaaa… Saya pun tiba di lantai 41. Seketika saya langsung membayangkan sebuah studio dengan sofa yang nyaman, lengkap dengan monitor dan prompter. Namun ternyata saya kurang beruntung, ehehehe. Hari itu seluruh studio sedang digunakan untuk acara yang lain, sehingga sebagai solusinya sebuah ruangan meeting pun disulap menjadi studio dadakan. Well, it’s not bad, but okay…

Latar belakangnya yang berupa kaca polos sebenarnya bisa terlihat bagus, dengan pemandangan Senja Jakarta yang dihiasi gedung pencakar langit. Sayang, kaca tersebut harus ditutup karena ada logo sejumlah brand lain yang nampak dan kurang proper untuk ditampilkan secara live di Channel Tokopedia.

Baca Juga :  Berbagi Ilmu Jualan Online Bersama Kelompok Usaha Penyandang Disabilitas

Di ruang meeting ini saya berkenalan dengan Kak Arya dan Kak Nailah. Mereka yang berasal dari Divisi yang namanya terlalu sulit untuk saya ingat ini akan membantu segala persiapan Saya dan Keena menuju live Facebook di pukul 19.00. Sekitar setengah jam sebelum live, kami menyempatkan untuk gladiresik dan content checking agar segalanya bisa berjalan lebih lancar.

Saya sempat memberi ide, “Gimana kalo backgroundnya diganti greenscreen terus diedit jadi api-api gitu?”, tapi baik Kak Keena maupun Nailah langsung memberi ekspresi negatif. Seakan berkata, “Lo kata ini video klik siksa kubur”. Ya maap sih, hehehe

Jujur, saya sedikit gugup karena selain ditayangkan secara live, Obrolan Seller ini juga dibagikan langsung tanpa proses editing pasca live. Itu artinya kalau saya keceplosan ngomong yang engga-engga, maka ucapan itu akan tayang tanpa di *tuuuuuuut* terlebih dahulu. Ngeri juga gaes.

 

Sekitar jam 19.00 lewat sekian menit, akhirnya tayangan Live dimulai juga. Dalam Obrolan Seller yang ditayangkan di Facebook Tokopedia Seller ini kami membahas berbagai hal seputar F&B di Tokopedia. Mulai dari latar belakang, tantangan, kriteria pelanggan serta berbagai insight dan tips menarik seperti pendekatan via konten yang saya lakukan di Pakar Ayam. Ada juga sesi tanya jawab yang membuat sukses membuat saya keringat dingin karena takut mendadak nge-blank, hehehe.

Meski ga ada prompter dan monitor untuk membaca pertanyaan dan komentar netizen, tapi duet apik Kak Naila dan Arya membuat kami tak kesulitan untuk membahas dari satu poin ke poin yang lain. Satu-satunya hal yang disemprot Kak Naila adalah seringnya saya menatap ruang kosong ketimbang menatap kamera. Berkali-kali ia mengingatkan, saya masih suka kelupaan juga. Yah, maklum lah, saya kan bukan yucuber ahli. Baru yucuber wannabe.

Tatapan Keena dikacangin…

Tak terasa hampir sekitar 1 jam saya dan Kak Keena berbincang ria. Sebuah isyarat silang tangan menjadi pertanda sesi live kami telah berakhir jua. Seketika Kak Naila berteriak, ” Wuuuw, mantappp guyyysss!!” seraya memberi tepuk tangan. Saya hanya bengong sambil bertanya-tanya, “What was happened?”. Perasaan materinya biasa aja, there’s nothing so special about F&B.

“Elo tuh lepas banget kali ini, ga kayak minggu kemareen”, kata Kak Naila ke Keena. Rupanya minggu kemarin Keena bawain acaranya grogi banget, dan lumayan berbeda di sesi sekarang yang lumayan lepas. Mungkin karena saya emang ga begitu serius si bawain materinya, sesekali saya selipin humor dan canda. Iya, saya paling ga suka sama hal-hal yang kelewat serius, itu membuat kepala saya pening.

Oya, jangan harap saya akan membahas perihal materi-materi dan poin pembahasan saya secara mendetail disini ya. I won’t do it! Postingan ini hanya menjadi wadah cerita behind story dan nostalgia saya bersama si keranjang burung hantu dan gedung berlantai 53 ini. Kalau kalian ingin nonton materinya, silahkan tonton langsung di Facebook Tokopedia Seller melalui LINK INI.

Langit Jakarta semakin gelap, lampu kendaraan nampak bergerak perlahan dari kejauhan. Untunglah air hujan masih betah bergelantung di awan. Saya jadi bisa tenang mengendarai motor saya kembali menuju rumah.

Sebelum pamit, kami menyempatkan untuk berswafoto sebagai kenang-kenangan. Terima kasih untuk para nakama yang sudah menyambut dan membantu saya dalam kunjungan kali ini. Sampai jumpa di lain kesempatan!

 

Bergaya ala ayam ayaman

 

 

Jakarta, 15 Februari 2020
Ditulis di Social Affair sambil menggigil karena kehujanan

Fajarwalker

A Man with frugal style living. Sering dikira pelit, padahal cuma males keluar duit.

More Reading

Post navigation

43 Comments

  • Waaaah salut

    Semoga bisa terus menjadi inspirasi untuk seller-seller yang juga berjuang mencari pemasukan dari online ya mas. Dan semoga ilmu serta share yang mas bagikan pada mereka bisa memberikan mereka gambaran dan juga manfaat bagi siapapun yang membutuhkannya

    By the way, keep giving positive vibe yaaa~
    Always sharing and inspiring

    • Keren Fajar! Semoga semakin banyak prestasinya dan kegiatan2nya juga dapat membantu orang lain ke depannya. Memang paling serem acara live ya, jangan sampai kita malah ksih jawaban yang gimana2 atau malah ngeblank pas sesi tanya jawab. Tapi syukurlah semua dilalui dengan sangat baik.

  • pembawaannya enak banget sumpah, aku betah banget baca tulisan kaya gini, i lapyu bang.

    tulisanmu menginspirasi aku wahahah

    aku masih bertanya tanya devisi yang namanya sulit diingat itu, menyulap tempat meeting jadi studio dadakan itu keren, aku suka hal hal sulap menyulap parabot kaya gitu.

    • Wah yang bener hehehe, aku aja masih ngeraba2 kok pembawaannya 😀

      Sebenernya studio aslinya keren, ada sofa, bantal, dan berbagai dekorasi unik. Sayangnya pas saya dateng pas penuh, hehehe. Sampe kemaren dicengin sama temen “Kok video elu latarnya jelek sendiri sih” 😀

  • Ada masanya dulu aku tiap bulan juga “gajian” dari Tokopedia. (Kerjasama nulis artikel di blog dengan kasih backlink produknya). Ada kayaknya 1 tahun berjalan, dan kangen juga digaji lagi hahahaha. Jadi, sama kayak kamu, tokopedia buatku juga bukan sekadar marketplace aja. Banyak kenangan juga.

    Dan, beruntung banget itu bisa datang ke Tokopedia Tower serta ikutin acara/kegiatannya. Kantornya terlihat sangat nyaman. Kalau nanti bisa ke sana, semoga aku datang dalam keadaan nggak sedang putus cinta uhuk hahahaha

    • Sekarang kayaknya udah kurang diminati ya mas, link artikel berbayar gitu.
      Banyaknya udah bergeser ke sosial media macem Instagram atau Tiktok. Itupun biasanya ada persyaratan dari jumlah follower dan eksposurenya

  • wahhh keren ternyata sudah merambah ecommerce sejak beberapa tahun lalu dan menjati salah satu top seller nya disana…hebat,,,
    tapi memang seru sie ya mas klo bisa bertemu dgn orang2 yg sefrekuensi minatnya sama jadi kita bisa dapet bertukr ilmu..aku dulu juga sempet ikut kominutas si orange karena dulu juga sempat buka toko disana meskupun penjualan bs dihitung dengan jari..ngeliat mereka2 yg sukses itu jadi pengen kayak mereka tp kok blm bisa 🙁

    • Sekarang mah udah bukan top lagi mbak. Udah banyak kalah sama seller-seller lain, malah yang baru juga keren-keren.
      Sekarang di oren mah luar biasa persaingannya. Udah mumet bener ngikutin cara mainnya mereka!

  • Sebelum pandemi melanda ya mas .

    Gilaaaa, pengalaman banget bisa diundang Ama Tokped. Bisa kasih insight dan sekaligus promosi halus buat usahamu ga sih.

    Jadi dulu namanya pakar ayam yaaa. Trus ganti jadi dagingnesia?

    Tokopedia tetep sih jadi market place utamaku. Selalu cari di situ dulu, baru kalo ga ada pindah ke market place lain. Layout-nya user friendly , ga ribet. Beda Ama yg lain, kdg sampe ngeblank sesat cari features yg dimau

    • Enggak mbak, agak panjang ini ceritanyaa.
      Tapi intinya sih, dulu aku kerja disana terus semua ga sesuai rencana. Jadi aku putusin cabut dan mulai dari awal lagi 🙁

  • Keren keren kereeennnn

    baru tau karyawan Tokped disebut nakama? kekkk wibu bgt ngga sehh , tapi emang aku demen bgt bacaa story of your life kyk gini. Simple yet insightfull bangettttt

    • Saya juga agak bingung si pas dulu denger,tapi lama-lama terbiasa juga.
      * Dan ujung-ujungnya nakama pada kena layoff juga jiahaha

  • Wow keren nih Mas bisa foto bareng petinggi Tokopedia dan datang ke towernya.

    Kalo suamiku yg suka belanja di Tokopedia sih dan jadi seller juga di sana. Persyaratan jadi seller juga gampang.

    • Sekarang mau join di ecommerce mah gampang mba. Yang susah itu closingnya hahahaha
      Udah beda banget cara mainnya, ga kayak dulu lagi

  • Tulisan ini berasa lihat tulisan diri sendiri pas paragram awal2 dan langsung buyar dengan kalimat niat mau kilas balik malah jemari terglincir wkwkwkwwk

    Bravo loh kamu bisa live dengan di tokped. Mantap.
    Semakin hal baik menyertaimu yaaa

    Pertahankan menulis dengan gaya epicnya ha ha ha ha

    • Ini tulisan udah 5 tahun yang lalu mbaak.
      Alamakk, udah berapa tahun yak daku ga aktif di ecommerce lagi

  • Sungkem dulu nih daku ke senior Tokped. Salut banget lho, sudah jadi narasumber di Tokopedia sejak dulu. Bahkan join di komunitas nya yang super doyan jalan-jalan bareng .

    Menarik memang kalau nemuin komunitas yang sesuai dengan minat. Apalagi bisa nambah banyak ilmi bermanfaat.

    Sampai saat ini daku masih cukup konsisten jadi bagian dari Tokopedia afilliate dan membuat daku merasakan berkunjung ke Tokopedia Tower beberapa kali karena undangan buat ikutan kelas dari program afilliate, alhamdulillah. Meski omzetnya sampe sekarang susah naik, namun lumayan buat nambah-nambah uang kuota hehehe.

    Semoga saja yaa, dalam waktu dekat mas Fajar di ajak lagi buat jadi narsum di Tokped pastinya akan sangat menarik buat soft sell toko mu dan juga berbagi ilmu ke kami-kami yang masih mesti banyak belajar.

    • Affiliate lagi happening banget sih ya, hampir semua ecommerce bikin fitur affiliate gini.
      Lumayan, kalo punya relasi luas.. bisa jadi penghasilan yang lumayan.

  • Aku yang hanya mengetahui kulit luarnya soal Tokopedia Comunity atau apalah sebutannya nggak menyangka bakalan seseru ini. Selama ini ya hanya bisa belanja produk elektronik aja di Tokopedia tuh. Keren banget, Kak.

  • mantapp mas Fajar, bisa ketemu sama pemilik Toped
    Ini nih kalau awalnya kita agak males buat gabung komunitas, ternyata setelah lama bergabung ada banyak pelajaran yang bisa diambil, seperti leadership misalnya
    apalagi kalau komunitas kita saling guyub gitu, ternyata bisa menang juga di kompetisi internal ini

    Toped jadi andalan aku dalam berbelanja, tampilannya user friendly, ga terlalu banyak pop window yang mengganggu kita saat utak atik aplikasinya

    • Sampe sekarang jadi nambah temen baru mbak. Alhamdulillah, jadi lebih luas lagi relasinya.
      Aku mah paling seneng ikut-ikutan komunitas tuh, asalkan positif yaa. Banyak benefitnya baik langsung maupun gak langsung

  • Happy ya ketemu teman sefrekuensi sama-sama bisnis online, mana diundang ke Tokopedia dan jadi narasumber lagi pengalaman berharga ya. Katanya towernya sekarang sepi ya sejak banyak PHK bulan lalu..

    • ga cuma tokopedia doang mbak. kayaknya hampir semua perusahaan teknologi rame-rame pada PHK massal. Soalnya sekarang udah pada berhenti bakar duit sih

  • Wadidaaww~
    Kece banget, ka Fajar!

    Memang cocok loo, Tokped X ka Fajar.
    Soalnya materinya ga terkesan menggurui dan selipan humor yang seger bikin penonton yang ingin membangun usaha semakin semangat mewujudkan impian mereka.

    • Ah jangan dipuji gitu mbak, ntar saya terbang hahahaha
      Aslinya mah ga jago2 amat, itu juga masih grogi

  • Acara yang seru. Tahun ini ada acara serupa lagikah? Huhu, walopun aku belom serius ikut bisnis dan belom sampe buka toko online, kepengen deh aku ikut acara begini. Pastinya nambah insight yang bisa membuat mindset bisnis berkembang. Biar bisa ikut jejak para pembicaranya yang keren-keren itu. 😀

  • Seneng banget sih kalau ikutan acara begini apalagi kita bisa sharing banyak hal dengan orang lain dan bermanfaat untuk orang lain, seru juga menemukan teman-teman yang sepadan pola pikirnya, menjadi pembicara itu juga banyak sekali manfaatnya untuk perkembangan skill kita dalam banyak hal

    • Yang utama sih melatih public speaking mbak. Aku udah banyak perkembangan semenjak sering jadi pemateri di beberapa kesempatan.
      Tapi teteup si, kalo lagi grogi mah yaaa keliatan. Masih kurang lah jam terbangnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *