Menciptakan Tulisan yang Nikmat Dibaca

Menciptakan Tulisan yang Nikmat Dibaca

Sore hari kemarin, sebenarnya suasana di rumah masihlah sangat sunyi. Jika tak ada mesin pendingin udara dengan segala dengungannya, mungkin suara cecak yang sedang terbatuk-batuk pun akan mudah ditangkap telinga.

Wajar, sebab seperti biasa di waktu yang sama, hanya ada Saya dan Putri saja berdua di dalam rumah. Menanti adzan maghrib berkumandang, sembari bersiap-siap untuk menjemput Thina di Stasiun LRT.

Namun, keheningan nan absolut itu tak bertahan lama. Sebuah notifikasi yang mendadak muncul dari Smartphone saya, tak hanya membunuh segala keheningan yang tercipta.

Tepat yang di momen kala mata saya menangkap isi di layar benderang itu, seketika aura bahagia langsung terpancar memenuhi ruangan. Seakan sebuah kembang api raksasa baru saja diluncurkan dan meledak-ledak di dalam kamar nan sempit ini.

Ternyata Mbak Nurul Rahma yang barusan mencolek nama saya di Grup WhatsApp. Ia menyampaikan kabar gembira, bahwa saya baru saja terpilih menjadi pemenang di Lomba Blog yang diadakan oleh Komunitas Indonesian Social Blogpreneur (ISB).

Jika tak ingat berat tubuh yang mendekati tiga digit, rasa-rasanya saya ingin melompat ke atas kasur saking senangnya. Satu achievement baru yang akhirnya tercapai di tahun ini : Menjadi juara lomba blog, di event yang diadakan oleh komunitas blogger. Alhamdulillah…

—————

Tepat setelah momen tersebut, saya langsung dapat banyak mention untuk berbagi tips biar menang lomba blog. Sebenarnya sih, saya juga agak bingung mau jawabnya gimana. Oleh karena itu, maka izinkan saya untuk menjawab request teman-teman lewat tulisan nan sederhana ini.

Eh tar dulu.. Tapi di atas perasaan judulnya bukan tips menang lomba blog deh?

Yaps, betul.. hehehe. Kali ini saya bukan mau berbagi hal tentang itu. Nganu, tips seputar memenangkan lomba mah kayaknya udah ada banyak banget yang bikin. Malah, beberapa ada yang sampe jual dalam bentuk e-book juga. Udah terlalu Mainstream lah itu.

Ketimbang itu, saya justru lebih ingin berbagi hal yang cukup fundamental dalam aktivitas blogging, yakni : menciptakan tulisan yang nikmat dibaca.

Kenapa? Sebab menurut saya, inti dari blogging itu sejatinya yha.. antusiasme dalam kegiatan nulis dan baca. Sementara urusan memenangkan lomba blog, itu hanyalah satu potongan kecil di dalamnya.

Itulah mengapa menciptakan tulisan yang gak cuma readable, tapi juga enjoyable tuh penting luar biasa. Sebab kalau itu sudah bisa kita lakukan, bukan cuma kegiatan blogging jadi makin seru. bahkan, memenangkan lomba pun tak akan jadi hal yang mustahil.

Eh tapi disclaimer dulu : Tulisan ini tak bermaksud untuk menggurui ya. Malah, sebenernya ini tuh jadi semacem bookmark gitu yang bakal saya baca di lain waktu. Manatau nanti mood lagi jelek atau lagi kena writer’s block, saya pun akan balik lagi dan baca ulang tulisan ini, hehehe.

Well, untuk menciptakan tulisan yang nikmat dibaca, hal yang saya lakukan biasanya adalah….

1. Sering-Sering Baca Novel

Dua elemen penting dalam tulisan yang nikmat dibaca, adalah pilihan kosakata serta gaya bercerita. Semakin banyak diksi yang kita kuasai, maka tulisan akan semakin dinamis. Semakin luwes gaya bercerita, maka semakin nyaman pula untuk dibaca.

Dan dua hal tersebut akan bisa kita dapatkan, kalau kita sering-sering membaca novel. Sebab, dalam novel itu memang kita akan mendapatkan banyaaaak sekali elemen-elemen yang penting dalam kepenulisan. Mulai dari diksi, penggambaran suasana, pendalaman karakter dan masih banyak lagi.

Semakin sering membaca novel, semakin banyak juga perbendaharaan kata yang kita punya. Semakin banyak perbendaharaan kata, semakin luwes pula lah kita mengolah cerita. Dan semakin luwes kita menulis cerita, maka tulisan kita pun makin nikmat untuk dibaca.

2. Sentuhan Cerita Personal

Semenjak kehadiran kecerdasan artifisial (AI), banyak sekali pihak yang khawatir bagaimana kelak nasib manusia ke depannya. Wajar sih, sebab dengan AI ini ada banyak sekali pekerjaan yang lantas tergusur, mendadak tergantikan begitu saja.

Namun bagi saya, hal yang serupa takkan sepenuhnya bisa terjadi di industri kreatif, apalagi yang berhubungan dengan tulis-menulis. Sebab, sepintar apapun komputer, tetaplah ia tak punya kreativitas layaknya manusia di dunia nyata.

AI mungkin bisa menceritakan sebuah tempat.. tapi takkan pernah bisa berbagi kisah dan pengalaman nyata ketika mengunjunginya. Dan itulah, kenapa tulisannya akan terasa hambar. Sebab tak ada jiwa dan cerita personal di dalamnya.

Nah, sebagai blogger, menurut saya hal itulah yang seharusnya bisa dieksplorasi. Jangan suka langsung straight to the point ke inti ceritanya, karena akan cenderung membuat tulisan jadi terasa hambar. Melainkan, tambahkan sisi personal kita sebagai manusia dalam setiap cerita yang kita hadirkan.

Contoh, ketika membahas soal Mouse Fantech beberapa waktu lalu, saya nggak langsung ucluk-ucluk ngomongin soal Mouse Fantech-nya. Melainkan..

  • Saya ceritain dulu, alasan kenapa terpaksa pake mouse kabel
  • Saya ceritain segala keruwetan yang dirasa saat pakai mouse kabel
  • Saya ceritain alasan beli mouse baru, dan kenapa nyari yang dibawah 100K
  • Saya ceritain alasan memilih Fantech dan kriteria apa yang saya pakai
  • Baru deh, setelah itu saya bahas mendalam tentang produknya…
Baca Juga :  Sebuah Seni Untuk Menghadapi Amukan Pelanggan


Kalau semua tahapan di atas saya skip, dan langsung to the point ke pembahasan produknya.. Maka hasilnya sudah ditebak. Tulisan saya akan terasa hambar, tanpa ada cerita dan rasa.

Orang yang membaca pun akan kehilangan minat, serta jawaban atas sebuah pertanyaan sederhana : “Kenapa sih gue harus baca tulisan ini sampai selesai?”

That’s why.. Sentuhan personal itu menurut saya sangatlah penting.

3. Fokus ke Satu Pembahasan

Terkadang, saking banyaknya hal yang ingin diceritakan.. Kita jadi terlalu bersemangat, menumpahkan semuanya ke dalam sebuah tulisan. Padahal, terlalu banyak pembahasan dalam satu tulisan pun nggak terlalu bagus.

Bukannya nikmat dibaca, yang ada malahan orang jadi bingung. “Apa pulak lah ini yang mau dibahas?”, dan kemudian.. kehilangan minat untuk melanjutkan.

Dan bukan cuma pembaca yang jadi ruwet. Kita sebagai penulis ceritanya pun bakal pusing dan capek buat ngelarin tulisannya. Jadinya rugi kan ya. Udah mah nulisnya capek, eeeh.. gada yang baca pulak. Double kill ga tuh.

Maka dari itu, penting bagi kita untuk fokus ke satu masalah atau pembahasan saja dalam sebuah tulisan. Kalau sekiranya yang mau diceritakannya ada banyak, yaa.. yowes, dipecah aja jadi beberapa tulisan.

Contoh kasus yang saya inget tuh ya, duluuu banget.. saya pernah solo traveling ke Yogyakarta. Kalo gasalah si 3 hari 2 malam. Dan seperti biasa, sepulang dari sana saya langsung punya ambisi untuk menyelesaikan cerita dengan 3 judul, yakni :

  • Trip Ke Yogya Hari Pertama
  • Trip Ke Yogya Hari Kedua
  • Trip Ke Yogya Hari Ketiga


Tebak kelanjutannya begimana? Yap.. bahkan cerita hari pertamanya aja ga kelar-kelar. Capek, dan udah keburu ambyar.. Gatau lanjutinnya gimana, hahaha. Ya bayangin aja, dalam sehari aja saya bisa melipir ke berapa tempat dah itu. Artinya ada banyak banget bahasan dalam satu post.

Makanya seiring waktu berjalan, strateginya pun saya ubah. Ketimbang dibagi per hari, lebih baik dipecah per destinasi atau per experience-nya aja. Entah itu pengalaman naik moda transportasinya, pengalaman di penginapannya, pengalaman di tempat wisatanya. Semuanya bisa jadi banyak cerita menarik, dan kita pun nulisnya bisa lebih santai.

Contoh sederhananya waktu itu saya sama Thina berangkat ke Bandung. Tulisan yang kemudian saya buat diantaranya adalah..

Sebenernya masih banyak sih bahan ceritanya. Sayangnya kala itu bahan-bahan fotonya keburu hilang, raib bersama laptop yang error. hiks

4. Pecah Tulisan Jadi Beberapa Poin

Kalau ditanya apa perbedaan gaya menulis saya dulu dan sekarang, salah satu yang paling nampak terasa adalah penggunaan poin. Kalau dulu, saya tuh lebih cenderung untuk bercerita langsung aja was wes wos dari awal sampai akhir.

Tapi kalau sekarang, saya biasanya pecah tulisan jadi beberapa poin. Dan menurut saya sih, ini ada baaaanyak banget manfaatnya. Entah dari sisi kita sebagai blogger, bagi para pengunjung blog, hingga efek ke SEO juga.

Dari sisi blogger, tulisan yang dipecah jadi beberapa poin ini akan lebih mudah untuk ditulis. Bahkan ketika kita terpaksa ‘rehat sejenak’ dan meninggalkan sementara waktu, tulisan yang dipecah per poin begini akan lebih mudah untuk dilanjutkan. Kita jadi ga perlu baca ulang keseluruhan cerita, tapi cukup lanjut di titik poin mana aja terakhir kita nulis.

Dari sisi pengunjung, tulisan yang dibagi jadi beberapa poin akan memudahkan mereka untuk bisa mencerna apa isi atau inti dari sebuah tulisan, tanpa perlu membaca keseluruhan ceritanya terlebih dahulu. Dan jika sudah ada poin yang membuat tertarik, barulah mereka biasanya akan lanjut membaca keseluruhan tulisan.

Dan dari sisi SEO, tulisan yang dibagi beberapa poin dengan tag header (biasanya H2 dan H3) juga akan lebih mudah untuk di-index oleh search engine macam Google. Ini saya ketahui dari pakar SEO-nya langsung kala ikut event wordpress beberapa waktu lalu.

So, remember. Don’t put everyting in single shot. Divide them into some points

5. Selipkan Visual Secukupnya

Sekali-kali nyelipin muka saya dah di dalem tulisan

Saya ini tipikal manusia yang punya prinsip, bahwa proses pembuatan tulisan itu sebaiknya yaa.. mayoritasnya menulis. Bisa dibilang, dalam tiap post yang saya buat.. 90% effort saya curahkan untuk menyempurnakan tulisan. Barulah, sisanya digunakan untuk hal lain, salah satunya adalah menyelipkan visual.

Tapi jangan salah, meskipun effort saya untuk visual gak gede-gede amat, bukan berarti komponen ini ga penting sama sekali. Malah sebenarnya, sajian visual itu memegang peranan kunci dalam kenyamanan audiens.

Baca Juga :  10 Tips Super Biar Presentasi Jadi Keren dan Anti-Mainstream

Misalnya dalam tulisan tentang makanan, wajib banget hukumnya kita harus sajikan gambar makanan yang kita bahas ke dalam tulisan. Kalo nggak, ya gimana coba pembacanya bisa kebayang?

Bahas fakta-fakta pun, kalau sekiranya perlu ya.. kita bisa sajikan data infografis juga, supaya pengunjung pun bisa mencerna dengan lebih mudah lagi. Tapiii.. perlu diinget. Sesuai judul di atas, visual itu ya secukupnya aja. Ga usah berlebihan, apalagi effort-nya sampe kebanyakan. Karena kebanyakan gambar juga ga bagus. Karena bisa nambah berat beban server dan berefek pada lemotnya website kita saat diakses orang.

Kalau saya biasanya sih, tiap poin itu ya 1 gambar / ilustrasi. Jadi kalau misalkan ada 5 poin, ya berarti 5 ilustrasi aja sudah cukup.

Sebagian ilustrasi visual yang saya sajikan di tiap post, itu biasanya merupakan hasil jepretan sendiri. Dan hampir gak pernah saya edit, kecuali kalo fotonya udah yang gelap banget dan kurang nyaman diliat. Dan sebelum upload, biasanya saya resize dulu pake aplikasi Caesium. Biar ga kegedean dan lama load gambarnya.

Tapiii kalo misalkan saya lagi ga ada bahan dan agak males, biasanya ya saya pakai stock foto atau generate gambar aja pake promt AI. Image generator yang paling bagus dan bisa diandelin untuk saat ini, adalah dari Freepik. Cobain aja.

Beberapa ‘Jurus’ Tambahan

Selain dari 5 tips di atas, ada juga beberapa jurus yang acapkali saya gunakan agar tulisan jadi lebih asyik dan nikmat untuk dilahap. Beberapa diantaranya adalah :

a. Menceritakan dengan seluruh indera

Kadang tulisan jadi terasa hambar, sebab kita hanya menggunakan indera penglihatan dalam menjelaskan berbagai kejadian. Nah, kalau mau eksperimen, kita bisa otak atik di gaya penuturannya. Kalau tadinya hanya pengamatan mata, coba ubah ke pendengaran, penciuman, atau bahkan indera peraba.

Contoh simpel, misalkan kalimatnya ini : “Air terjun sudah terlihat, kami makin dekat.” Ini kan pakainya indera penglihatan

Kita bisa ubah jadi beberapa indera yang lain, seperti :

“Sayup-sayup terdengar suara gemericik memanggil kami, pertanda kami kian dekat menuju air terjun” (Indera Pendengaran)

“Semakin jauh kami melangkah, semerbak aroma petualangan kian tercium. Nampaknya air terjun kian dekat”. (Indera Penciuman)

“Hawa dingin mulai menusuk-nusuk ke dalam tubuh, membuat kulit kami merasa kian menggigil. Sepertinya air terjun kian dekat”. (Indera peraba)

Nah tinggal eksperimen aja deh, indera apa lagi yang sekiranya bisa dipakai. Asal jangan Indra Bekti aja deh ya. Dia mah, ga ada urusan. hahahaha

b. Memainkan Rima Kata

Biasanya saya gunakan di paragraf pembuka. Tujuannya biar tulisan kita jadi asyik dibaca, mudah dicerna, dan semi-semi puitis. Meskipun yaa, pada praktiknya agak syulit, sebab kita mesti mencari diksi yang punya akhiran sama. Lagi lagi, perbendaharaan kata adalah kuncinya.

Contoh paragraf dengan rima, pernah saya pakai di post ini :

Entah sudah yang keberapa kalinya, semesta bertingkah dengan penuh canda pada diri saya yang nestapa. Padahal, pagi hari kala itu angin semilir di Bekasi sedang syahdusyahdunya. Jalanan pun lancar tanpa kendala, membuat diri ini bisa ke kantor dengan penuh semangat kerja. Tak lupa, secangkir kopi pun sudah tersaji di atas meja. Ah, hari yang indah nan bahagia…

Kalau misalkan mau coba, tapi masih bingung dalam milih kosakata. Gausah pusing, langsung buka aja Rimakata.com. Disitu kita bisa cari kata dengan rima yang sama dengan mudah.

c. Menggunakan Majas / Perumpamaan

Penggunaan majas ini biasanya banyak temukan di buku novel, dan saya adaptasikan ke dalam tulisan. Sebenarnya ada banyak jenis majas yang bisa kita gunakan, tapi saya gak akan jelasin satu per satu ya. Kebanyakan!

Saya cuma kasih contoh aja, betapa majas bisa bikin penuturan jadi lebih mantap. Misalnya, kalimat aslinya “Saat itu, aku benar-benar merasa sedih”

Nah, kita bisa ubah kalimat tadi jadi lebih dramatis, dengan memanfaatkan objek di sekitar, suasana, dan berbagai hal lain.

“Aku merasa saat itu langit-langit kamar telah runtuh menimpaku…”

“Rasanya seperti sebuah petir baru saja menyambarku. Aku tak bisa berkata-kata..”

Dan masih banyak lagi. Yah, silahkan eksplorasi aja itu sih ya.

d. Biasakan Membaca Ulang

Ketika tulisan sudah selesai dan di-publish. Maka, hal berikutnya yang wajib untuk kita lakukan adalah membaca ulang. Tapi sebelum membaca ulang, jangan lupa kita ganti kacamata terlebih dahulu. Dari yang tadinya kita pakai kacamata penulis, diubah jadi kacamata pembaca.

Dari situlah, biasanya kita akan menemukan beberapa kesalahan seperti : salah ketik, pengulangan kata, diksi yang kurang pas, atau.. jokes yang kurang masuk.

Catatan : Jangan menulis sambil merevisi ya. Kalo begitu yang ada nantinya tulisan kita jadi gak kelar-kelar. Proses revisi cukup dilakukan di akhir aja, ketika tulisan sudah selesai.

Well, sementara itu aja sih tulisan saya kali ini. Semoga bermanfaat, dan maafkeun ini mah ga ada niat menggurui ya. Hanya ingin berbagi cerita saja.

Kalau kalian biasanya nulis pakai jurus apa aja? Coba share dong di kolom komentar!

Bekasi, 29 November 2024
Ditulis sembari ngemil martabak dari ibu-ibu gorengan yang lewat


Semangat penulis kadang naik turun, jadi boleh lah support biar update terus.

Silahkan klik link dibawah
Atau bisa juga dengan cara transfer ke :

BCA : 6871338300 | DANA : 081311510225 | ShopeePay : 082110325124

Fajarwalker

A Man with frugal style living. Sering dikira pelit, padahal cuma males keluar duit.

More Reading

Post navigation

47 Comments

  • CONGRATS sebelumnya ya telah jadi pemenang lomba blog oleh ISB 🙂 Tips2-nya bener semua nih, terutama yang sentuhan personal. Karena memang itu yang membedakan antara blogger yang satu dengan yang lain. Apalagi kalau tengah meliput acara yang sama nih misalnya, tentunya sudut pandang dan pengalaman masing2 akan berbeda dan itu yang bikin seru bacanya 🙂

  • Wah selamat ya buat mas nya..emang kalo aku baca tulisan ” mas Fajar…emang beda…betul sih..gak sekedar ngebaca aja..tapi gimana supaya yang baca juga enjoy, menikmati apa yang dia baca….saya emang harus banyak-banyak belajar dari para suhu nih..salah satunya ya sampean mas , satu lagi..kalo baca tulisan mas nya walaupun yang di bahas persoalan serius tapi pasti aja ada nyelip tulisan yang bikin daku tersenyum-senyum…wkwkkkk

  • Ya ampuunn ini ilmu dagiiiingg semua nih. Semuanya penting dan patut ((distabilo))
    apalagi bagian ini: yg nulis artikel traveling….Ketimbang dibagi per hari, lebih baik dipecah per destinasi atau per experience-nya aja. Entah itu pengalaman naik moda transportasinya, pengalaman di penginapannya, pengalaman di tempat wisatanya

    Wah noted!! 2025, let’s be a better blogger

    • Bismillah mbak, Insya Allah #2025LebihBaik ya.
      Tapi ketimbang ilmu daging, gimana kalo mbak beli daging aja?
      Nganu, klik link di bio ya

  • Selamat sebelumnya mas buat pencapaiannya..

    Pertama kita kenal, gaya penulisan Mas Fajarlah yang menghipnotis aku. Baik alur, pemilihan kata, dan susunan kalimatnya enakk banget bacanya.

    Jujur, meskipun aku ngeblog udah agak lama ya kalau dilihat dari tahunnya. Tapi menulis blog buat aku pribadi punya hhmm apa ya namanya, Kaya ada Challenge tersendiri gitu tuh. Aku masih yang cenderung lamaaaaa banget buat bikin alur bahkan pemilihan kalimat biar enak dibaca… atau nggak berkesan bertumpuk gitu.. Udah mana tiap mau nulis paling ribet bikin kalimat pembukanya yang kadang bisa ngalor-ngidul.. hahah

    Ya emang tulisanku dulu vs tulisan sekarang udah banyaakk perubahannya.. cukup bisa terlihat sih, Tapi aku masih belum merasa puas dengan penulisanku yang sekarang.. hehe

    Semoga dengan banyak menulis di Blog dan baca banyak tulisan keren dari teman-teman Blog bisa sedikit banyak bikin penulisan aku semakin berkembang. Jadi, aku mau bilang terimakasih dulu nih Buat Mas Fajar dan teman-teman lainnya buat tulisannya.

    Senang sekali rasanya bisa kenal kalian semua. Dulu aku nggak pernah nyangka kalau Blog bisa bawa aku sejauh ini. Nggak ada bayangan apa-apa pas awal-awal mah.. Malah sempat ada pikiran “Ahh paling juga berhenti ditengah jalan..” ehh bertahan sampai sekarang… heheh

    Semangat buat kitaa semua …

    • Terima kasih ya massss. Iya nih, semakin banyak nulis di blog, semakin banyak juga kita berproses. Semoga kelak kita juga bisa makin baik ya dari waktu ke waktu.

  • Pertama, selamat sekali lagi mas Fajar untuk kemenangan lombanya. InsyaAllah tahun depan akan lebih banyak lagi menang lomba nulis. Amiiin. Kedua, apa bener BBnya mendekati 3 digit. Ah boong, gak keliataaan haha. Ketiga, (aduh ini nulis komen udah kayak nulis apa aja pake nomor haha), tipsnya kece banget. Aku suka yang bagian sering-sering baca novel itu. Soalnya orang masih suka underestimate baca fiksi.

    Kesannya, kalau baca non fiksi lebih intelektual. Baca fiksi kebanyakan suka melamun lol. Padahal dari keduanya bisa belajar banyak hal ya kan. Lalu, salah satu poin yang menentukan kemenangan mas Fajar menurutku di tampilan blog yang nyaman. Latar belakang putih, font gede, dan layout bagus. Jadi emang pantas juara.

    • Aku mau lanjut nomor 4 tapi ntar aja deh hahahaha.
      Aku suka sama fiksi mas. Betul, kadang dibilang bengong doang. padahal itu efeknya ke gaya penulisan luar biasa sekali mas

  • Tulisan ini akan kembali aku baca seh nanti karena dibutuhkan banget sama aku.
    Iya aku yang menulis blog diawali dengan racun kawan-kawan mengeretku untuk memiliki blog.

    Menulis hanya sebuah terapi dan tahu-tahu banyak DM terima kasih atas tulisannya.

    Hingga akhirnya sadar ini sebuah tujuan yang sudah dibentuk.

    Ternyata semakin waktu berjalan segalanya butuh proses untuk lebih baik, banyak kekurangan dalam teknis menulis, terutama hal terakhir yang dirimu tulis Jar (ruang untuk membaca kembali) sudah dilakukan tapi karena karakterku sering segalanya cepat jadi perlu belajar pelan, melihat lebih detail.

    Terima kasih banyak ya untuk sharing tentang menulis ini, semuanya akan aku praktekkan pelan-pelan.

  • Kalo visual aku lebih suka masang banyak foto, misalnya tulisan 500 kata, fotonya 6. Garing aja kalo tulisan panjang ehhh fotonya cuma 2.

    Masih belajar story telling nih, kadang ngerasa tulisanku terlalu kaku.

    • Iyaa, kalo di blogger mah enak mbak. Upload foto gitu teh santai gak mikirin storage.
      Tapi kalo udah server sendiri, agak berat.. takut jadi lemot, hehehe

  • Selamat mas Fajar sudah menang lomba ISB ya. Saya setuju ketika kita menulis menceritakan sisi personal dulu. Biasanya sih saya juga menyertakan pengalaman pribadi. Dan memang cara memperbanyak diksi kalimat adalah dengan baca buku, atau novel ya mas. Sekali lagi, selamat yaa mas.

  • Sebelumnya, selamat sudah menang lombanya, Kakak. Saya setuju soal gimana blogger harus menciptakan tulisan yang nikmat dibaca.

    Sudahlah ada saingan dari AI. Blogger yang format kontennya dalam bentuk tulisan juga kudu bersaing sama konten dalam format video, ye kan.

    Kalau tulisannya terasa hambar, maka apa pula yang bisa kita tonjolkan. Menarik nih.

  • Thank youuuu tips nya mas fajar . Blog mu ini dr awal dulu aku baca, udh langsung menarik sih. Ya karena gaya tulisanmu yg memang enak dibaca mas. Ga bosen lah. Sentuhan personal nya dapet bangettt

    Sering2 baca novel itu paling ampuh. Beda ya diksi yg dipake Ama orang yg memang suka membaca, dibanding orang yg jarang membaca. Pasti kliatan.

    Sayangnya baca novel ini ntah kenapa THN ini JD menyusut banget aku lakuin. Padahal beberapa THN lalu sampe aku buat reading challenge. Kayaknya perlu bikin lagi.

    Trus aku usahain nulis di saat mood lagi bagus. Jangan pernah lah nulis pas bad mood. Yg ada hambaaaar .

    Kalo foto aku pasti pake. Apalagi ceritaku ttg wisata dan kuliner. Dulu pernah baca tulisan ttg kuliner, tp fotonya ga ada. Gimana yaaa, padahal tulisannya menarik, cuma tanpa foto, JD kayak makanan kurang garem . Kliatan jadinya itu tulisan endorsement doang. Atau sekedar tulisan yg hanya based on info dari internet. Cuma tetep gitu loh, pake foto. Biar ada bayangan .

    Moga kedepannya makin seriiiiing menangin lomba ya mas

    • Tapi teteup kalah sama Mbak Fanny mah. Udah konsisten ngeblog dari dulu sampe sekarang. Kalo aku mah, kadang masih suka masuk pusaran murtad. Heuheu

      Aku juga lagi pengen banyakin baca buku sih. Insya Allah lah ya, semoga kelak bisa lebih mantap lagi penulisannya dan menang lagi.

  • Selamat atas kemenangannya ya kak. Untuk mendapat banyak kosakata memang kita juga harus banyak membaca. Kadang2 tentang kosakata ini, saya kok sering kesulitan memcari diksi yg pas untuk sebuat kalimat. Mungkin harus lebih banyak lagi membaca agar lebih lancar menulis dan supaya tulisan lebih menarik.

  • Selamat ya mas Fajar atas pencapaiannya. Keren banget emang mas mas yang satu ini. Selalu all out dalam berkarya.

    Ini dia nih, kayaknya aku udah mulai jarang baca novel dan akhir-akhir ini kalau baca ulang tulisan suka ngerasa kok gini kok gitu hahhaaa. Bener yak emang tips nya jitu semua nih. Sentuhan personal, bermain dengan majas dan rima.

    Okelah aku coba buat kembali fokus memperbaiki cara menulis dan menceritakan sesuatu supaya pembaca semakin nyaman dan paham apa yang ingin disampaikan. Thanks ya buat sharingnya.

    • Heleh, mbak lala juga gak kalah keren koook.
      Semangat yuk mbak lala. Semoga kita semua makin shining di 2025

  • Selamat atas kemenangannya ya mas
    Memang benar, sebelum tahu bagaimana caranya menang lomba blog, kita harus cari tahu bagaimana caranya agar tulisan kita mudah dibaca
    Seorang blogger juga wajib sering baca ya, baca novel terutama
    Biar tulisannya jadi luwes

    • Iya mbak. Aku malah lagi males baca novel nih akhir akhir ini.
      Musti sediain waktu sih memang, biar kita bisa riset perbendaharaan kata lagi.

  • Bermanfaat semua tipsnya. Kadang kalau menulis terus terang suka lupa padahal sering melakukan ini juga. Perlu reminder, perlu latihan lagi supaya tulisan lebih nikmat dibaca

  • selamat ya kak sebelumnya…
    buat aku masih peer banget, apalagi semenjak hamil nay ini susah banget buat nyambung lagi.. tapi gapapa bismillah belajar,. makasih tipsnya.. semoga nanti bisa menang lomba juga kayak kakaknya

  • Selamat ya Jar, tulisanmu yang menang memang enak dibaca kita jadi berasa mengikuti penderitaan eh perjuanganmu untuk sukses dulu hihi..aku lagi belajar penulisan feature yaitu artikel yang bercerita ala novel..asyik juga nulisnya yaa..terima kasih tips kerennya..

    • Eeeh, mbak Dewi malah lebih keren lagi.
      Btw good luck ya mbak, semoga artikel featurenya ada yang berhasil 😀 dari kemaren aku baca keren-keren euy

  • waaaah! Selamat \^^/ keren ih..
    tips menulisnya bermanfaat banget ini, layak bookmark! :thumbup
    setuju sih, fokus ke satu bahasan dan sentuhan cerita personal itu memang harus ditonjolkan dalam tiap tulisan. perlu berlatih sih, aku masih sering ngalor ngidul kalo nulis, semua pengen dibahas, wkwkwk xD

    • Aku juga kadang suka bablas mbak. Makanya makin kesini, seringnya aku batesin apa aja sih yang kiranya mau dibahas. Biar gak ngelantur, heuheu

  • Sekali lagiii, selamat atas kemenangannya.
    Ini tulisan beneran bisa buat semangat para competition hunter.

    Aku seneng banget baca tulisan mas Fajar.
    Dan bener, salah satu pointnya, karena fokus dan menceritakan pengalaman pribadi.
    Bahasanya pun kaya ngobrol, jadi kadang aku ngakak, kadang monangiis jugaa.. kaya baca pas ka Thina sakiitt.. itu aku kerasa ikutan sediih.

    Pesannya tuh sampek ke pembaca.
    Banget!

    Jadi semoga tulisan ka Fajar bisa selalu memenangkan lomba.
    Bermanfaat.
    Dan yang paling utama, semakin produktif.

    Aja aja hwaitiiing!!!

    • Semangat juga mbak Lendy. Insya Allah, yang penting mah rajin nulis ajalah dulu. Perkara hasil lomba mah, itu urusan belakangan lagi, hahaha

  • Selamat Mas sebagai pemenang lomba blog dalam rangka Hari Blogger Nasional.

    Tips nya sangat jelas dan kalau dijalankan dengan baik pastilah akan menghasilkan karya tulisan yang enak dibaca.

    Eh iya saya jadi ingat Mbak Nurul Rahma. Dulu waktu saya ngeblog di wordpress rasanya sering saling komentar dengan beliau. Coba nanti saya kunjungi lagi blognya.

    Terus menulis Mas. Sukses selalu untuk Mas.

    Salam,

  • Wuih mantap, tipsnya lengkap. Tulisan Mas Fajar memang selalu keren. Selengkap tips ini. Jadinya gak bosan kalo baca tulisan Mas Fajar. Aku kudu banyak belajar nih, terutama hal-hal yang estetiknya. Aku seringnya kaku kalo nulis. Bahasa ibu-ibu banget. Kurang baca novel sih. Huhu udah lama gak baca novel. 😀

  • Selamat mas fajar!!!! ini yang kemarin itu yaa…tips nya ini belum sempet aku baca…
    Bermanfaat banget ini tulisan nya masss….aku langsung flashback, tulisanku selama ini gimana yaaa….apakah sudah sesuai dengan tips2 diatas..hehe
    Tapi aku suka sie sama tulisan mas fajar, gampang di cernaa hehe…
    Kalo baca novel aku suka, tapi gak tau apakah mempengaruhi tulisanku apa gak, apakah pilihan kataku sudah bervariasi atau itu2 saja…kok aku merasanya bahasaku kurang variatif yaa…
    Btw aku lgsg donlot caesium nya tapi aku masih bingung cara pakainya hehe..nti deh tak kuliknya 🙂

  • Pakai rima kata memang menyenangkan buat dibaca maupun ditulis. Kalo menulis dengan rima gitu, seperti ada tantangannya, jadinya bisa mau melanjutkan.
    Siip kak tipsnya, mau daku coba. Walau sih tetep konsistennya itu yang sesuatu wkwkwk

  • Aku suka kalau baca tulisan traveling penulisnya bisa bercerita seolah yg baca ikutan di ajak Jalan jalan seru aja bacanya dan bisa jadi inspirasi buat jalan jalan ke tempat tsb hehehe

  • Makasih sharingnya ya Fajar, eh sebelumnya selamat yaaakkk, udah menang lomba blog, keren banget!
    Sejujurnya, meski menulis itu bisa dibilang mudah buat saya, tapi emang sih saya sadari terutama setelah saya coba nulis e-book, saya masih wajib banyaaaakkkk banget belajar.
    Khususnya untuk menciptakan tulisan yang nikmat dibaca.
    Kalau saya pribadi, memang lebih sering mengikuti kemampuan diri, jadi menulis yang readable buat saya adalah, bagaimana saya mencurahkan apa yang ingin saya sampaikan, tapi kayak ngomong gitu.

    Sayang nya gaya ngomong saya nih agak laen, katanya suka kebolak balik 😀
    Ini yang bikin pembaca bingung.

    Belum lagi, saya sering kedistrak menjelaskan sesuatu dengan sepanjang mungkin, yang kalau dipikir-pikir, jadinya muter ke mana-mana, hahaha.

    Kadang pembaca malah gagal fokus sama tema utamanya, malah fokus ke tema pendukungnya.

    Jadi sekarang tuh saya kalau nulis, wajib banget bikin outline yang detail, biar nggak meluber ke mana-mana hahaha.

    Nah kalau masalah membaca novel, oke juga sih, tapi jujur kalau saya lebih suka baca blog banyak orang. Alasannya, biar gaya menulis saya nggak kedistrak dan ikut gaya tulisan orang 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *