Berawal dari sebuah video kuliner random yang berseliweran di halaman explore Instagram, pacar saya pun mengajak saya untuk singgah ke salah satu restoran yang sedang hits bernama Miting Lobster. Awalnya sih saya ngga begitu tertarik, karena saya pribadi sih ngga begitu doyan sama seafood, apalagi yang berduri-duri gitu. Ditambah lagi saya agak ngeri kalo liat kepiting dalam kondisi masih hidup. Nganu, capitnya itu lho.. nyeremin.
Akan tetapi, video promosi yang disebarkan oleh akun instagram @anak.kuliner ini sepertinya sudah cukup banyak menggoyahkan kadar keimanan saya. Melihat lobster dan kepiting berukuran besar, yang disajikan dalam guyuran saus padang yang nampak lezat dan gurih. Membuat saya hampir-hampir saja tidak bisa menahan air liur ini untuk tidak menetes. Sluuurrrrpp…. lezat nian ya nampaknya.
Tak perlu berfikir lama-lama, saya dan Thina pun segera tancap gas dari Bekasi menuju ke lokasi Miting Lobster di Rawamangun. Tak sulit untuk menemukan lokasi restoran ini. Cukup ketikkan saja ‘Rumah Genjing’Â di aplikasi maps, karena memang Miting Lobster ini lokasinya ada di kawasan kuliner tersebut. Posisinya agak sedikit masuk, tapi tidak terlalu jauh dari jalan raya. Saya dan Thina pun segera memarkirkan motor dan berjalan meninggalkan area parkir.
Dari jauh sayup-sayup saya dapat melihat logo ‘Miting Lobster’ yang berukuran cukup besar. Pandangan kami pun langsung tertuju pada bangunan yang cukup menarik ini. Dinding yang terbentuk dari susunan batu bata, dipadukan dengan beberapa jendela putih dan sejumlah tempat duduk yang bernuansa minimalis, membuat tempat ini terasa sangat nyaman dan Instagrammable.
Semua kursi dan meja yang ada di kawasan Rumah Genjing ini bebas dipakai oleh siapa saja, yang penting makanannya dibeli dari tenan kwasan ini. Jadi, andaikan ruangan dalam Miting Lobster penuh, kita tetap bisa menikmati sajian seafood dengan menggunakan kursi yang tersedia bagian luar restoran.
Ruangan dalam restoran pun tidak kalah nyamannya dengan bagian luar. Hiasan-hiasan grafiti berbentuk biota laut nampang menghiasi seluruh bagian dinding disini. Warna biru pun nampak mendominasi, baik dari dinding hingga meja dan kursi. Mungkin untuk membentuk suasana seperti sedang berada di dalam laut ya.
Pengunjung yang ada nampak begitu bersemangat menyantap hidangan seafood yang disajikan beralaskan kertas putih ini. Hmmm.. Semriwing wangi gurih khas seafood pun langsung menusuk-nusuk hidung kami. Tak mau membuang waktu, kami pun segera ambil posisi antrian di depan kasir.
Selembar menu pun sudah ada di tangan. Tak banyak opsi dihadirkan oleh restoran ini, hanya ada beberapa pilihan seafood seperti kepiting, lobster, cumi, udang dan kerang. Kita juga bisa memilih beberapa opsi saus yang tersedia, seperti saus padang, periperi, black pepper, garlic butter, hingga telur asin. Bisa juga request level kepedasan mulai dari level 1, 2 dan 3.
Supaya bisa puas menikmati seluruh menu, kami pun memesan paket MILOB yang terdiri dari 2 kepiting, 1 lobster, udang, cumi dan kerang. Paket ini dibanderol cukup ekonomis, sebesar 150 ribu rupiah saja. Lumayan murah untuk itungan makan berdua. Tapi perlu diingatttt, harga tersebut belum termasuk minum ya. Jadi kami pun memesan tambahan 2 botol air mineral seharga 20 ribu.
Okey, sekarang waktunya untuk duduk manis dan menanti pesanan diantarkan oleh pramusaji…. 🙂
Tak sampai 10 menit, seluruh pesanan kami pun datang. Sang pramusaji menggelar alas kertas di atas meja kemudian menuangkan pesanan kami dari dalam sebuah panci. Hmmm… aroma saus padang yang menggoda mulai menggerayangi hidung saya. Tak sabar, kami pun segera mencuci tangan dan mencomot apa yang ada di depan mata ini satu per satu.
Ini adalah kali pertama saya mencicipi kepiting dan lobster, mohon maaf lah kalau saya agak norak, hehehe. Jadi saya baru tau kalau daging kepiting itu ternyata ga terlalu banyak. Dari satu kepiting utuh berukuran besar ini, hanya ada sejumlah daging yang bisa kita nikmati. Kebanyakan sih dari bagian capitnya. Sementara bagian lainnya seperti kaki, itu ga ada dagingnya sama sekali. Makannya pun harus hati-hati, karena serpihan-serpihan cangkang yang sudah dipecahkan ini bisa bikin kita tersedak kalau terburu-buru menelannya.
Tapi kalo ditanya soal rasa, ya itu sih mantap sekali. Tekstur dagingnya gurih, dan terasa meleleh ketika menempel di lidah. Apalagi paduan bumbu saus padangnya itu lho, wadeuh mantep tenan rekk. Tambahan lainnya seperti kerang dan cumi pun membuat menu ini terasa lengkap dan spesial.
Selesai menghabiskan makan, saya menyempatkan sejenak untuk berkeliling di ruangan dalam dan menikmati suasa. Yah, walaupun tidak mewah-mewah amat, atmosfer tempat ini terasa cozy sekali. Uniknya restoran ini adalah, kokinya tidak memasak di ruangan khusus, melainkan berada persis di samping kasir. Di depan tempat masak tersebut, ada juga sejumlah panci berisi bahan-bahan mentah yang akan diolah. Jadi selain kita bisa melihat koki yang sedang mengolah pesanan, kita juga bisa leluasa melihat bahan-bahan yang akan digunakan. Syeru sekali.
Ahh.. pokoknya kalo saya pribadi sih, rekomendasi banget ni restoran. Boleh lah nanti kalian referensikan keluarga dan sanak saudara untuk makan disini 🙂
Oh iya, sedikit cerita. Saat kami berdua berjalan kelar dari dalam restoran, tanpa sengaja kami melihat sesosok public figure yang sepertinya sedikit saya kenal. Sempet mikir beberapa detik, kemudian saya pun sadar bahwa itu adalah Young Lex. Sepertinya beliau sedang ada keperluan syuting di area Rumah Genjing ini.
Saya pun menyentil bahu Thina kemudian berbisik, “Yah elah, Young Lex sih ya.. Coba kalo Tulus, kita minta foto-foto deh”. Sambil lanjut melengos menuju parkiran. Dah udah lah segini dulu cerita dari saya..
See you on the next post.
Miting Lobster
Rumah Genjing, Jl Pramuka No 56
Jakarta Timur
Telp: 081316562548
Ke sana lagi hayuuuuy
Hayuukk siaaappp
Huwaaaa ajak! 😀
Ayoo kak Tuteh, hehehe
Saya gak suka seafood, tapi liat artikel ini jadi pengen coba haha
Nice info min
Ayo cobain om, enak rasanya ehehehe
Owh itu di Jakarta Timur, mirip seperti Rumah Lobster di Depok .. 😉
List menu nya gak ditampilin sekalian hahahaha
Eh? Aku baru tau kalo di Depok ada modelan begini juga, ehehehe.
Kapan-kapan aku coba deh yaa
dih gede banget.. mau donk.. tapi jauh yaaa.. heheheh
Sekarang cabangnya sudah ada beberapa kayaknya kaaak, cuma yang aku tau cuma yang di otista sini ehehe
Aku pernah liat review resto ini di tv bbrp waktu lalu, lagi booming sepertinya ya. Penyajiannya juga unik sih..tanpa piring…di “tumpahin” begitu aja.
Klo nggak bw balita sih kayaknya nikmat ya mas, tapi klo bawa bocah, potensial diacak2 kayaknya…
Kalo untuk balita sih kayaknya kurang cocok kak, karena disini makanannya mayoritas daging. Agak ngeri dan rugi bandar kalo bawa bocah ehehe
ah lobster, kesukaan bgt nih..
-Traveler Paruh Waktu
Lobster ga begitu enak masbroo